Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Damai atau Suram


Indonesia merupakan negara demokrasi. Negara yang memberikan kebebasan kepada seluruh warganya untuk menyampaikan pendapatnya. Tidak ada satu pun yang boleh melarangnya. Tua, muda, bahkan anak-anak pun dapat memberikan pendapatnya. Pendapat yang disampaikan pun sangat beragam, ada yang memuji pemerintah, mengusulkan sesuatu, atau bahkan ada yang sampai mengkritik pemerintah. Kritikan yang disampaikan pasti memiliki tujuan tertentu, bukan asal kritik. Meskipun ada yang sampai mengkritik untuk menjatuhkan kekuasaan seseorang.

Berbicara tentang demokrasi, menurut saya demokrasi itu ibarat sebuah perahu tradisional. Yang ketika berlayar ke laut harus mengutamakan keseimbangan. Kalau tidak seimbang pasti jatuh, tidak boleh kelebihan muatan. Demokrasi seperti itu, harus seimbang dalam pelaksanaanya. Seimbang antara apa yang disampaikannya. Jika seseorang terlalu berlebihan dalam berpendapat atau mengkritik sesuatu, maka hasilnya akan tidak sesuai harapan. Jangan sampai demokrasi kita ini menjadi "Democrazy", dari kebebasan menjadi kegilaan dalam berpendapat. Kita berpendapat juga harus mempunyai batasan, jangan asal berpendapat. Kalau yang disampaikan itu sudah dikategorikan salah, jangan dipaksakan. Ya sudah terima keputusan akhirnya. Tapi, kalau yang kita sampaikan mempunyai kebenaran, maka harus terus diperjuangkan. Jangan berhenti!

Itu sedikit gambaran atau opini saya tentang demokrasi. Ya begitulah demokrasi, agak sedikit rumit. Tapi, jika dipelajari terus-menerus kita akan dapat mendapatkan hikmahnya.

Sebentar lagi, Indonesia akan mengadakan beberapa event besar, selain Asian Games, yaitu Pilkada Serentak pada tanggal 27 Juni 2018, Pemilu dan Pilpres pada tahun 2019. Kegiatan ini menjadi ajang para pemimpin-pemimpin muda untuk mencalonkan dirinya untuk mempimpin daerah-daerah di Indonesia. Tidak mudah memimpin daerah-daerah yang ada di Indonesia. Butuh orang yang ahli dan siap kerja untuk memimpinnya.

Maka dari itu, rakyat Indonesia perlu kecermatan dalam memilih pemimpinnya.

Jangan mau diimingi-imingi uang!
Jangan mau harga dirimu ditukar dengan segepok uang!

Uang manfaatnya hanya sementara, tapi kalau pemimpin manfaatnya akan dirasakan selama 5 tahun ke depan. 

Namun, sekarang uang tidak mempan lagi untuk memperoleh suara. Ini suatu kemajuan bagi rakyat Indonesia. Rakyat sudah sadar akan pentingnya harga diri dan kemajuan daerah dan bangsanya. Saya sangat salut untuk itu.

Dari kemajuan yang dilakukan itu, muncul lagi cara baru untuk memperoleh suara. Cara ini cukup efektif untuk memperoleh suara. Semua orang bisa melakukannya. Yaitu dengam cara politik identitas.

Politik identitas yaitu cara yang dilakukan untuk memperoleh suara dengan mengandalkan identitas suatu kaum, entah itu suku, agama, maupun keturunan. Politik ini lebih efektif dari politik uang. Orang akan lebih mudah dihasut dengan berita-berita yang menyangkut identitasnya. Efeknya akan berdampak luas ke seluruh wilayah. Yang kemudian akan melancarkan dalam memperoleh suara.

Sebagai rakyat yang tidak tahu apa-apa tentang politik, terus langkah apa yang dapt kita lakukan?

Yang hanya dapat kita lakukan adalah kita tetap bersatu dan menjaga kedamaian bangsa ini. Jangan mudah menerima berita-berita yang menyangkut identitas kalian ujung-ujungnya berbau politik. Jangan mau! Kita harus selektif terhadap berita yang kita terima. Telusuri kebenarannya dulu. Lalu, kita boleh mempercayainya jika terbukti benar. Dan jika salah, segera laporkan si pengirim atau sumber berita ke pihak berwajib, agar kapok. 

Ketika memilih pemimpin, pilihlah pemimpin yang bijaksana, adil, dan jujur. Bijaksana dalam memimpin, adil dalam bertindak, dan jujur dalam perkataan dan perbuatan.  Perkataan atau janji yang dilontarkan pun ke depannya akan menjadi kenyataan, bukan sekedar omongan. Dan perkataanya dapat menjadi teladan bagi rakyatnya. Adil kepada siapa saja, tidak memihak pihak-pihak tertentu.

Pemimpin yang kita pilih akan menentukan masa depan kita. Apakah cerah atau malah suram? Pilihlah pemimpin yang mempunyai 3 sifat di atas.

Jaga terus perdamaian. Dengan perdamaian akan membuatmu memiliki suatu harapan yang cerah. Jangan mau diajak rusuh, jangan mau dipecah belah. Tindakan memecah perdamaian akan berdampak yang suram bagi masa depan kita. Jadikan pilkada sebagai awal baru masa depan kita. Kini saatnya kita mulai berubah. Rakyat sudah pintar!

Kita satu, Indonesia!
Pilkada, Pemilu, Pilpres damai!
Rakyat sudah pintar!

Karya tulis ini saya persembahkan kepada seluruh rakyat Indonesia.  Mohon maaf jika ada kata-kata yang tidak enak di hati para pembaca. Ini hanya sekedar opini saya, ada salah dan ada benarnya. Salam Damai!




Sumber https://rikyeka.blogspot.com/