Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reportase Jambore Cabang Ponorogo 2018 : Berkah Hujan


Sabtu sore (17/11) di pelataran lapangan Desa Japan yang menjadi tempat diselenggarakannya Jambore antar Pramuka Penggalang Cabang Ponorogo tahun 2018 menjadi saksi salah satu cerita mengesankan yang saya alami selama mengikuti kegiatan tersebut. Ketika itu suasana di bumi perkemahan sangat ramai dan menggembirakan. Terlihat banyak sekali peserta yang berjalan ke sana ke sini dengan ekspresi wajah yang cerah. Semuanya seperti menikmati suasana pada sore itu. Raut muka lelah pun masih tergambar di setiap peserta, begitupun saya. Tak heran, sebelumnya selama satu hari kami sedang mengikuti safary camp atau berkemah dan bermukim sementara ke tempat lain yang cukup jauh dan akhirnya kembali lagi ke bumi perkemahan siang tadi.

Waktu mulai beranjak, setiap peserta mungkin sudah semuanya membersihkan badan atau mandi. Kegiatan pun berlanjut dengan giat pribadi di tendanya masing-masing. Ada yang sibuk membersihkan bagian dalam tenda, ada yang menyapu bagian luar atau halaman tenda, dan ada juga yang bermain-main dengan sesamanya.

Pada waktu itu juga menjadi saat yang tepat bagi para penjual makanan atau minuman, mereka mulai mendirikan stand-stand jualannya untuk memulai mencari penghasilan. Orang banyak yang mulai beristirahat. Dan juga perut pun mulai menyuarakan haknya kepada pemiliknya. Lantas saja si pemilik perut langsung memenuhi keinginannya, datanglah ke penjual makanan dan minuman seperti pentol goreng, pop ice, pentol atau cilok, roti-roti, bakso, kopi, dan masih banyak lagi. Bumi perkemahan pada saat itu layaknya wisata kuliner.

Begitulah keadaan suasana yang terjadi pada sore hari di bumi perkemahan itu, para peserta memanfaatkan momen itu untuk bersilaturahmi dengan teman-teman baru, saling ngobrol, bersenda gurau, bertukar pikiran, atau pun untuk wisata kuliner. Kalau ditanya waktu mana yang cocok saat di bumi perkemahan, tentulah waktu sore hari merupakan waktu yang tidak boleh dilewatkan oleh setiap orang.

Matahari sedikit-sedikit mulai tidak menampakan pesonanya, atau itu pertanda akan dimulainya waktu malam. Hal itu juga menjadi pertanda untuk memasuki waktu sholat maghrib. Setiap orang, entah itu peserta, panitia, pembina, atau pun penjual yang beragama Islam mulai bergegas untuk mengambil air wudu. Dari pihak panitia penyelenggara untuk kegiatan sholat maghrib itu dilaksanakan secara berjamaah di lapangan utama bumi perkemahan.

Peserta mulai menuju ke tempat dilaksanakannya sholat berjamaah. Seluruh peserta atau kelompok yang sudah berwudu mulai menggelar tikarnya tepat di belakang tempat imam sholat. Satu orang ditunjuk untuk mengumandangkan adzan. Adzan pun seketika itu mulai terdengar. Seluruh orang diam dan mendengarkan kumandang adzan. Selang beberapa menit sholat maghrib pun di mulai. Seluruh jamaah sholat terlihat khusyuk dan tenang saat menjalankan sholat.

Keberkahan

Seusai menjalankan ibadah sholat maghrib, peserta-peserta mulai kembali menjalankan aktifitas seperti biasanya. Suasananya pun berbeda jauh dengan yang sore tadi. Hawanya mulai dingin. Lantas, setiap orang memulai memakai jaket untuk menghangatkan tubuh. Ternyata pada saat itu juga langit mulai gelap. Pertanda akan turunnya hujan. Tapi, saya berharap agar itu tidak terjadi pada saat ini.

Keadaan dan suasana terus berlanjut, setiap orang mulai mengamankan barang bawaanya ke dalam tenda untuk mengantisipasi kalau setiap waktu terjadi hujan. Pada malam itu juga akan dilaksanakannya pentas seni tahap dua oleh setiap perwakilan kecamatan. Beberapa orang di setiap kecamatan yang ditunjuk sebagai perwakilan pentas seni juga mulai mempersiapkan diri. Mulai dari persiapan busana yang akan ditampilkan nanti, gerakan-gerakan, atau musik yang dibutuhkan, semua mulai bekerja sama untuk kesuksesan setiap kecamatan.

Langit mendung, suara gledek yang sesekali terdengar, mewarnai kegiatan-kegiatan kami di bumi perkemahan ini. Hal itu sesekali juga menyurutkan semangat kami. Waktu terus berjalan dan tibalah waktu sholat isya'. Kegiatan sholat ini sama seperti tadi yaitu dilaksanakan secara berjamaah di lapangan utama. Namun, suasana sholat isya' ini berbeda jauh dengan sholat maghrib tadi. Jamaah sholat pun tidak sebanyak yang tadi. Entah apa penyebabnya. 

Selanjutnya, sholat pun dimulai. Di bawah langit yang mendung, seakan-akan pasti turun hujan. Itu mungkin terlintas di pikiran jamaah sholat isya' itu. Bagaimana nanti kalau hujan ya? Nanti barang-barangku gimana ya? Itulah mungkin kata-kata yang terlintas.

Sholat isya' pun terus berlanjut. Tibalah di rakaat terakhir. Suara gledek sesekali terdengar, air hujan turun perlahan-lahan. Dan akhirnya hujan turun bisa dikatakan cukup deras. Tak banyak jamaah sholat yang basah terkena air hujan.

Dalam keadaan saat itu, saya pun mulai terbasahi air hujan. Rakaat terakhir selesai, lantas Imam sholat yang merupakan warga sekitar Desa Japan tidak langsung berdoa atau mengajak jamaah untuk mengamankan diri dari hujan. Saya berpikiran kok tidak langsung bubar saja, namun saya tetap menyambut positif tindakan Imam itu. Patut dicontoh. Meskipun dibawah rintik hujan tidak menyurutkan niat dan semangat kami untuk memenuhi kewajiban kami kepada ilahi.

Seluruh jamaah sholat berdzikir bersama dengan arahan Imam di bawah rintik hujan. Jujur, di dalam hati saya sangat terkagum-kagum dengan suasana ini. Saya berasa begitu menikmati suasana hujan kali ini. Dan mungkin teman-teman yang menjadi jamaah sholat isya' ini juga menikmati suasana ini.

Selanjutnya, Imam memimpin kita semua untuk berdoa. Rasa dalam suasana ini mulai meningkat dan enak di hati. Berdoa di bawah turunnya hujan menjadi suatu yang sangat sakral dan nikmat bagi kami. Berdoa pun selesai. Semua mengusap muka dengan kedua tangan dengan penuh hebat. Tidak berhenti saat itu, Imam mengajak seluruh jamaah untuk melantunkan sholawat Ya Robbibil Mustofa. Semua bersholawat sembari saling bersalam-salaman. Saya dalam hati sangat terkagum, merasakan hebatnya keberkahan dari hujan yang diturunkan oleh Tuhan. Inilah salah satu kehebatan dan keberkahan dari rahmat-Nya. Sangat menyentuh hati. Melegakan pikiran kita yang seakan-akan hilangnya rasa lelah kita. Sungguh suatu kejadian yang tidak akan saya lupakan ke depannya.

Untuk teman-temanku alumni Jambore Cabang Ponorogo tahun 2018 yang juga merasakan keberkahan dari hujan pada saat melaksanakan sholat isya', silakan sharing di kolom komentar. Agar kita semua saling bertukar pikiran.

JAMBORE CABANG PONOROGO 2018 !
PRAMUKA PEREKAT NKRI !
NKRI HARGA MATI !

Sumber https://rikyeka.blogspot.com/