2 Tokoh The Last Samurai, Perangnya Betulan Faktual Tapi....
Sudah nonton filmnya? dibintangi oleh Tom Cruise dan Ken Watanabe sebagai Capt. Nathan Algren dan Lord Moritsugu Katsumoto. berkisah wacana kasta samurai dalam pemberontakan Satsuma (1877) sehubungan dengan modernisasi dari restorasi Meiji. tapi apakah dongeng ini positif ataukah sekedar mitos dan fiksi?
1. Karakter Tom Cruise yakni Capt. Nathan Algren dari kacamata sejarah ialah tokoh rekaan alias fiksi. tidak ada orang Amerika yang tercatat terlibat dalam pemberontakan Satsuma. hanya ada 1 perwira Amerika yang disebutkan hadir pada final pemberontakan sebagai saksi, tapi tidak berperan atau ikut serta. namun sejarah menyebutkan jika 10 tahun sebelumnya ada banyak perwira Prancis yang didatangkan ke Jepang untuk melatih prajurit Keshogunan.
Kisahnya dimulai ketika kontingen militer Prancis yang sedang melaksanakan training mendapatkan kabar bahwa Pemerintahan Shogun yang menjadi tuan rumah digulingkan oleh kubu pro-Kekaisaran. dalam konflik bersenjata yang terjadi seorang perwira Prancis berjulukan Jules Brunet tidak tinggal membisu dan membantu pasukan Keshogunan yang sudah dilatihnya untuk merebut kembali pemerintahan. tokoh tersebut tercatat banyak berperan dalam perang Boshin (1868).
Aksinya yang menentukan untuk bertahan di Jepang sendirian sehabis ditinggalkan oleh rekan-rekannya yang pulang ke eropa menciptakan nama Jules Brunet terkenal di luar negeri. ia dilihat sebagai sosok pemberani atau kesatria yang setia dengan pemerintahan Shogun yang digulingkan. di Jepang pun ia cukup terkenal sehingga walaupun berstatus sebagai orang aneh tetapi Jules diberikan jabatan tinggi dalam militer Keshogunan yang ia bela.
Sayangnya dalam perang pasukannya menemui banyak kendala ibarat kalah jumlah dan persenjataan. risikonya konflik berakhir dengan gencatan senjata dan rekonsiliasi sehabis beberapa kekalahan di pihak mereka. sanggup dilihat kemiripan dongeng Jules Brunet dengan huruf Algren dalam film. tokoh rekaan Hollywood tersebut tampak terinspirasi secara eksklusif oleh huruf Jules pada pada Boshin war yang bekerjsama tidak berkaitan eksklusif dengan Satsuma rebellion.
2. Karakter yang diperankan oleh pemain film Ken Watanabe juga... fiksi. Lord Katsumoto tidak ada dalam catatan sejarah. tetapi ada kemiripan besar dengan seorang tokoh positif berjulukan Saigo Takamori yang ialah seorang tokoh penting dalam pemberontakan Satsuma. sebelumnya Saigo terlibat pada perang Boshin di pihak pro-kekaisaran dan merupakan salah satu tokoh kunci dalam kemenangan pasukan kaisar melawan tentara bakufu atau keshogunan.
Tapi kemudian Saigo menentang modernisasi yang berniat menghapuskan kasta samurai. ia beranggapan jika kasta samurai masih diharapkan oleh negara dan sudah bersumbangsih besar dalam perang. walaupun berstatus sebagai pejabat tinggi risikonya Saigo mau mendapatkan posisi sebagai pemimpin para samurai pemberontak. sesuai dengan huruf Lord Katsumoto dalam film. hanya saja citra tokoh dan jalannya peperangan sangat berbeda dengan film.
Dimulai dengan Saigo Takamori sendiri, dalam foto dan dokumen sejarah manapun ia selalu terlihat mengenakan seragam formal militer ala barat. ia jarang terlihat mengenakan model baju tradisional ataupun baju tempur ala samurai ibarat yang diperlihatkan dalam film. hingga final hayatnya ia tidak pernah terlihat mengenakan perlengkapan tempur khas samurai ibarat dalam film.
Demikian juga para perwira dan pasukannya berlaku sama dengan dirinya. hanya ketika mereka sudah betul-betul kehabisan amunisi atau peluru barulah mereka mungkin terpaksa mengenakan armor ala samurai, tetapi itupun masih diragukan kebenarannya. paling mungkin mereka sekedar memakai pedang katana lantaran kehabisan peluru untuk menembak.
Lho, PELURU? bukankah di film mereka pakai pedang katana dan busur panah?
Disitulah letak kesalahan fatalnya. para pemberontak zaman dulu sekalipun bukanlah orang kurang cerdik dengan modal nekat. tercatat ketika pemberontakan meletus yang pertama kali mereka lakukan ialah menyerang gudang amunisi milik pemerintah. di sana mereka merebut ratusan demi ratusan pucuk senapan modern, meriam artileri buatan barat dan sejumlah besar amunisi.
Pemberontakan Satsuma sendiri meletus lantaran jatah beras untuk keluarga samurai yang sebelumnya sudah dikurangi kemudian diberitakan akan dihapus. jadi bukan lantaran faktor kehormatan tapi lantaran desakan ekonomi dan perut. Saigo yang berada di lokasi konflik awalnya tidak mau ikut campur tetapi lama-kelamaan merasa iba dan senasib sehingga bersedia memimpin mereka.
Saigo sendiri terlahir ke dalam kasta samurai tetapi jauh dari harta. walaupun samurai tetapi keluarganya miskin dan banyak terlibat hutang yang lunas puluhan tahun kemudian. ia mencicipi betul bagaimana sulitnya kehidupan seorang samurai rendahan walaupun penuh pengabdian dan pengorbanan. peniadaan kasta ini baginya sangatlah salah. pemberintahan gres ibarat membuang para samurai tanpa mengingat jasa mereka dalam perang melawan Keshogunan.
Perang dalam pemberontakan Satsuma sendiri dilakukan secara kebarat-baratan mengingat hampir semua "samurai" dan Saigo sendiri sudah terdidik militer ala barat. tampilan dalam perang ialah barisan infantri bersenjata musket ditambah dengan sergapan kavaleri dan penggunaan meriam medan secara dominan. lebih ibarat perang saudara amerika serikat atau napoleonic wars daripada pembiasaan film Last Samurai.
Baru ketika pihak Saigo kehabisan amunisi dan peluru, terutama artileri berat maka mereka terpaksa menggunkaan senjata tradisional berupa pedang dan busur panah. di ketika terakhir ini lah mereka betulan melaksanakan charge atau serangan frontal layaknya infantri samurai dimana Saigo ikut serta bersama pasukannya dan risikonya gugur tertembak.
Ada yang menyampaikan Saigo bunuh diri atau seppuku ketika terluka, tapi kemungkinan besar ia kehilangan kesadaran ketika tertembak, kehabisan darah kemudian meninggal di tempat. ialah para perwiranya yang melaksanakan ritual bunuh diri kepadanya sebagai penghormatan biar tugas Saigo sebagai samurai terakhir terlihat sempurna.
Mitos terjadinya pertempuran berat sebelah antara samurai bersenjata pedang melawan prajurit modern bersenjata senjata api menjadi terkenal lantaran film Last Samurai. hal ini terjadi alasannya ialah ide bahwa ada samurai yang nekat melawan tentara bersenjata api jauh lebih menarik dan gampang dipasarkan kepada penonton daripada perang dar-der-dor dengan senjata jadul yang membosankan. Samurai vs tentara dengan senjata api, siapa yang tidak penasaran?
Di Jepang sendiri film bertema sejarah yang agak keliru ini dianggap sebagai fiksi hollywood saja. beberapa film pembiasaan domestik dibentuk untuk meluruskan mitos yang salah ini dengan citra jalannya perang yang lebih akurat dan tokoh Saigo yang mendekati kenyataan sejarah. lantaran mereka menyadari pembodohan sejarah sanggup sangat berbahaya bagi generasi selanjutnya.
Sosok Tom Cruise dengan armor ala Jepang dan Katana yang menciptakan banyak orang penasaran |
1. Karakter Tom Cruise yakni Capt. Nathan Algren dari kacamata sejarah ialah tokoh rekaan alias fiksi. tidak ada orang Amerika yang tercatat terlibat dalam pemberontakan Satsuma. hanya ada 1 perwira Amerika yang disebutkan hadir pada final pemberontakan sebagai saksi, tapi tidak berperan atau ikut serta. namun sejarah menyebutkan jika 10 tahun sebelumnya ada banyak perwira Prancis yang didatangkan ke Jepang untuk melatih prajurit Keshogunan.
Kisahnya dimulai ketika kontingen militer Prancis yang sedang melaksanakan training mendapatkan kabar bahwa Pemerintahan Shogun yang menjadi tuan rumah digulingkan oleh kubu pro-Kekaisaran. dalam konflik bersenjata yang terjadi seorang perwira Prancis berjulukan Jules Brunet tidak tinggal membisu dan membantu pasukan Keshogunan yang sudah dilatihnya untuk merebut kembali pemerintahan. tokoh tersebut tercatat banyak berperan dalam perang Boshin (1868).
Aksinya yang menentukan untuk bertahan di Jepang sendirian sehabis ditinggalkan oleh rekan-rekannya yang pulang ke eropa menciptakan nama Jules Brunet terkenal di luar negeri. ia dilihat sebagai sosok pemberani atau kesatria yang setia dengan pemerintahan Shogun yang digulingkan. di Jepang pun ia cukup terkenal sehingga walaupun berstatus sebagai orang aneh tetapi Jules diberikan jabatan tinggi dalam militer Keshogunan yang ia bela.
Sayangnya dalam perang pasukannya menemui banyak kendala ibarat kalah jumlah dan persenjataan. risikonya konflik berakhir dengan gencatan senjata dan rekonsiliasi sehabis beberapa kekalahan di pihak mereka. sanggup dilihat kemiripan dongeng Jules Brunet dengan huruf Algren dalam film. tokoh rekaan Hollywood tersebut tampak terinspirasi secara eksklusif oleh huruf Jules pada pada Boshin war yang bekerjsama tidak berkaitan eksklusif dengan Satsuma rebellion.
Katsumoto ialah tokoh rekaan biar menghindari kesalahan atau ketidakmiripan dengan pelaku sejarah |
2. Karakter yang diperankan oleh pemain film Ken Watanabe juga... fiksi. Lord Katsumoto tidak ada dalam catatan sejarah. tetapi ada kemiripan besar dengan seorang tokoh positif berjulukan Saigo Takamori yang ialah seorang tokoh penting dalam pemberontakan Satsuma. sebelumnya Saigo terlibat pada perang Boshin di pihak pro-kekaisaran dan merupakan salah satu tokoh kunci dalam kemenangan pasukan kaisar melawan tentara bakufu atau keshogunan.
Tapi kemudian Saigo menentang modernisasi yang berniat menghapuskan kasta samurai. ia beranggapan jika kasta samurai masih diharapkan oleh negara dan sudah bersumbangsih besar dalam perang. walaupun berstatus sebagai pejabat tinggi risikonya Saigo mau mendapatkan posisi sebagai pemimpin para samurai pemberontak. sesuai dengan huruf Lord Katsumoto dalam film. hanya saja citra tokoh dan jalannya peperangan sangat berbeda dengan film.
Dimulai dengan Saigo Takamori sendiri, dalam foto dan dokumen sejarah manapun ia selalu terlihat mengenakan seragam formal militer ala barat. ia jarang terlihat mengenakan model baju tradisional ataupun baju tempur ala samurai ibarat yang diperlihatkan dalam film. hingga final hayatnya ia tidak pernah terlihat mengenakan perlengkapan tempur khas samurai ibarat dalam film.
Lukisan Saigo Takamori yang terlihat selalu mengenakan seragam militer ala barat |
Demikian juga para perwira dan pasukannya berlaku sama dengan dirinya. hanya ketika mereka sudah betul-betul kehabisan amunisi atau peluru barulah mereka mungkin terpaksa mengenakan armor ala samurai, tetapi itupun masih diragukan kebenarannya. paling mungkin mereka sekedar memakai pedang katana lantaran kehabisan peluru untuk menembak.
Lho, PELURU? bukankah di film mereka pakai pedang katana dan busur panah?
Disitulah letak kesalahan fatalnya. para pemberontak zaman dulu sekalipun bukanlah orang kurang cerdik dengan modal nekat. tercatat ketika pemberontakan meletus yang pertama kali mereka lakukan ialah menyerang gudang amunisi milik pemerintah. di sana mereka merebut ratusan demi ratusan pucuk senapan modern, meriam artileri buatan barat dan sejumlah besar amunisi.
Pemberontakan Satsuma sendiri meletus lantaran jatah beras untuk keluarga samurai yang sebelumnya sudah dikurangi kemudian diberitakan akan dihapus. jadi bukan lantaran faktor kehormatan tapi lantaran desakan ekonomi dan perut. Saigo yang berada di lokasi konflik awalnya tidak mau ikut campur tetapi lama-kelamaan merasa iba dan senasib sehingga bersedia memimpin mereka.
Samurai kurun restorasi Meiji sudah tidak lagi memakai pakaian tradisional tapi sudah kebarat-baratan |
Saigo sendiri terlahir ke dalam kasta samurai tetapi jauh dari harta. walaupun samurai tetapi keluarganya miskin dan banyak terlibat hutang yang lunas puluhan tahun kemudian. ia mencicipi betul bagaimana sulitnya kehidupan seorang samurai rendahan walaupun penuh pengabdian dan pengorbanan. peniadaan kasta ini baginya sangatlah salah. pemberintahan gres ibarat membuang para samurai tanpa mengingat jasa mereka dalam perang melawan Keshogunan.
Perang dalam pemberontakan Satsuma sendiri dilakukan secara kebarat-baratan mengingat hampir semua "samurai" dan Saigo sendiri sudah terdidik militer ala barat. tampilan dalam perang ialah barisan infantri bersenjata musket ditambah dengan sergapan kavaleri dan penggunaan meriam medan secara dominan. lebih ibarat perang saudara amerika serikat atau napoleonic wars daripada pembiasaan film Last Samurai.
Adegan dalam film ini lebih cocok pada film bertema Sengoku Kidai, 350 tahun sebelumnya |
Baru ketika pihak Saigo kehabisan amunisi dan peluru, terutama artileri berat maka mereka terpaksa menggunkaan senjata tradisional berupa pedang dan busur panah. di ketika terakhir ini lah mereka betulan melaksanakan charge atau serangan frontal layaknya infantri samurai dimana Saigo ikut serta bersama pasukannya dan risikonya gugur tertembak.
Ada yang menyampaikan Saigo bunuh diri atau seppuku ketika terluka, tapi kemungkinan besar ia kehilangan kesadaran ketika tertembak, kehabisan darah kemudian meninggal di tempat. ialah para perwiranya yang melaksanakan ritual bunuh diri kepadanya sebagai penghormatan biar tugas Saigo sebagai samurai terakhir terlihat sempurna.
Mitos terjadinya pertempuran berat sebelah antara samurai bersenjata pedang melawan prajurit modern bersenjata senjata api menjadi terkenal lantaran film Last Samurai. hal ini terjadi alasannya ialah ide bahwa ada samurai yang nekat melawan tentara bersenjata api jauh lebih menarik dan gampang dipasarkan kepada penonton daripada perang dar-der-dor dengan senjata jadul yang membosankan. Samurai vs tentara dengan senjata api, siapa yang tidak penasaran?
Film gres yang lebih akurat wacana pemberontakan Satsuma, seragamnya sama dengan yang dikenakan oleh Saigo |
Di Jepang sendiri film bertema sejarah yang agak keliru ini dianggap sebagai fiksi hollywood saja. beberapa film pembiasaan domestik dibentuk untuk meluruskan mitos yang salah ini dengan citra jalannya perang yang lebih akurat dan tokoh Saigo yang mendekati kenyataan sejarah. lantaran mereka menyadari pembodohan sejarah sanggup sangat berbahaya bagi generasi selanjutnya.