Kebiasaan Mandi Ala Raja, Ratu Kerajaan Kuno
Pada jaman Romawi peradaban insan mulai mengenal kebiasaan mandi layaknya insan modern. dengan frekuensi yang teratur, ketersediaan air hangat dan daerah yang higienis, pemandian Romawi sudah bisa dibilang layak bagi masyarakat modern sekalipun. bersamaan dengan meluasnya imperium ke seantero mediterania, maka semua peradaban yang bersinggungan dengannya mulai mengenal kebiasaan mandi Romawi yang dianggap paling maju di jamannya.
Tempat pemandian umum menjadi animo di seluruh wilayah kekuasaan Romawi. bangsa abnormal yang tiba berkunjung selalu tertarik dengan rumah pemandian yang tampak megah, indah dan juga bersih. kemajuan peradaban Romawi tampak terperinci ketika masuk ke dalam daerah pemandiannya yang ibarat istana. bangsa lain, mulai dari sekutu sampai lawan begitu asyik mengimpor kebiasaan mandi tersebut lantaran dianggap menyenangkan dan mempunyai banyak manfaat.
Selain dari faktor kesehatan mandi ala Romawi juga membawa kenikmatan tersendiri untuk melepas lelah dan penat sehabis bekerja seharian. terutama pada iklim yang panas rumah pemandian menjadi sebuah sarana umum yang bisa memanjakan warga kota juga menjamu tamu asing. sehabis merasakannya sendiri banyak peradaban lain yang membangun daerah pemandian mereka sendiri dan terus mempertahankannya sehabis keruntuhan imperium Romawi.
Keruntuhan Romawi Barat menciptakan penduduk eropa mengurangi kebiasaan mandi lantaran rusaknya infrastruktur bangunan dan kanal air yang menciptakan rumah pemandian tidak berfungsi secara normal. banyaknya kerusakan disebabkan oleh kurangnya perawatan yang membutuhkan tenaga teknis dan pendanaan yang tidak lagi tersedia. hal ini menciptakan jaringan pipa air, fontain, aquaduct menjadi rusak terbengkalai.
Tempat pemandian yang masih beroperasi terpaksa memakai air yang sama dalam jangka waktu yang lama. apabila sebelumnya air bersih terus mengalir menggantikan air usang yang sudah kotor, kini air terpaksa didiamkan dan digunakan berkali-kali. hanya ketika air tersebut sudah demikian kotor barulah diganti. hal ini terjadi lantaran ketiadaan jaringan pipa air yang berfungsi sehingga kolam harus dibersihkan secara manual dengan tenaga manusia.
Air kolam harus diganti oleh pekerja dengan gayung dan ember. mereka akan mengosongkan air dalam pemandian kemudian membuangnya sebelum membawa air bersih dari sungai dan mengisinya kembali. hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membayar tenaga pekerja sehingga bisa dimengerti mengapa air pada daerah pemandian menjadi jarang diganti. apalagi belum ada kesadaran wacana ancaman dari air yang kotor untuk keperluan mandi.
Pada waktu itu seseorang bisa saja berendam di kolam yang airnya sudah seminggu tidak diganti. ia mudah memakai air yang sama dengan yang digunakan untuk berendam oleh ratusan orang sebelumnya. memang air yang didiamkan belum tentu terlihat kotor padahal bisa menjadi sarang bagi bermacam-macam bibit penyakit serta basil berbahaya. penularan bermacam-macam penyakit bahkan wabah sanggup terjadi dengan cepat melalui media air kotor tersebut.
Hal ini diperparah dengan penggunaan air hangat yang menciptakan basil serta jamur tumbuh semakin subur dan berkembang biak dengan cepat. jadinya banyak sekali jenis penyakit menyebar dengan cepat di lingkungan sekitar rumah pemandian. hanya saja lantaran perbedaan daya tahan tubuh maka referensi penyebarannya tidak begitu ketara, atau tidak semua jatuh sakit tolong-menolong sehabis mandi.
Oleh lantaran itu banyak yang tidak sadar jikalau mereka terkena penyakit dari daerah pemandian yang mereka percaya menyehatkan. barulah kemudian para jago kesehatan melalui observasi meyakini bahwa pemandian tidaklah baik bagi kesehatan. alasannya lantaran orang yang rutin mandi justru lebih sering terkena penyakit daripada yang jarang mandi. selain itu ada alasan lainnya, daerah pemandian ternyata sering digunakan sebagai daerah prostitusi terselubung.
Keberadaan pekerja seksual menciptakan daerah pemandian semakin dijauhi lantaran alasan moral selain dari problem kesehatan. beberapa era sehabis terjadinya banyak sekali wabah yang diduga disebarkan oleh rumah pemandian, hampir semua daerah pemandian ala Romawi di Eropa berhenti beroperasi dan dibiarkan terbengkalai. rumah mandi ala Romawi kemudian dilupakan dan dianggap sebagai pecahan dari masa lalu.
Lalu apakah penduduk Eropa kembali mandi ke sungai di awal era pertengahan?
Kebanyakan memang kembali ke sungai, tetapi tidak usang lantaran muncul daerah persinggahan atau penginapan yang mengatakan kemudahan mandi. bedanya kini tidak lagi memakai kolam umum tetapi bathtub personal yang terbuat dari kayu. masyarakat yang lelah dalam perjalanan bisa meluangkan waktu untuk berendam di bathtub air hangat. uniknya lagi ketika berendam mereka disuguhi makanan dan minuman layaknya sebuah restoran.
Ukuran bathtub yang lebih kecil dibandingkan dengan kolam pemandian menciptakan proses pergantian air menjadi lebih gampang dikerjakan dan masuk nalar secara ekonomis. soal kebersihan pengunjung bisa menentukan daerah yang betul-betul menjamin kebersihan airnya. bathtub sengaja dibiarkan kosong dan gres diisi dengan air hangat sehabis ada customer yang ingin berendam. uniknya lagi tersedia ukuran besar sehingga pasangan suami istri sanggup berendam dan makan bersama.
Walau kalangan menengah dan bawah sangat menikmati mandi, tetapi sampai era renaissance sekalipun para dokter kalangan atas masih tidak menganjurkan kebiasaan mandi bagi keluarga kerajaan. alasannya untuk mencegah gangguan kesehatan, sebuah pengetahuan yang sudah tertinggal ratusan tahun. mereka menyarankan untuk membersihkan diri dengan kain atau lap basah. untuk mengatasi amis tubuh lantaran tidak mandi maka digunakan minyak wangi pada air dan lap.
Washlap era renaissance ini menciptakan industri parfum berkembang pesat di Eropa, terutama Prancis lantaran adanya kebutuhan yang besar untuk mandi kering para pembesar sehari-hari.
Kebiasaan tidak mandi ini terjadi lantaran keluarga kerajaan sangat takut dengan penyakit yang memang pada ketika itu bisa berakibat pada kematian mendadak. lantaran itu para pembesar dan terutama anggota kerajaan hampir semuanya tidak pernah mandi layaknya insan modern. mereka sekedar washlap sekujur tubuh dengan sedikit air dan minyak wangi setiap hari.
Cara mandi ini berlangsung dari lahir sampai tamat hayat. seorang ratu Spanyol mengakui jikalau ia hanya pernah mandi 2x seumur hidupnya. pertama ketika lahir dan dipermandikan, kemudian sekali lagi sebelum pernikahannya. penguasa lainnya ibarat ratu Inggris di era yang sama juga menuliskan bahwa ia hanya mandi sekali dalam setahun.
Kebiasaan mandi demikian jarang dan abnormal sehingga raja Prancis tercatat berkata bahwa "mandi" ialah pengalaman paling barbar yang pernah ia alami. berkaitan dengan hal ini para darah biru dan petinggi kerajaan pun ibarat biasa mengikuti kebiasaan jujungan mereka para raja-ratu sehingga sama-sama jarang mandi.
Tentu beda daerah beda juga kebiasaannya. darah biru asal Russia contohnya selalu menjadi materi gunjingan di eropa lantaran terbiasa mandi secara rutin setidaknya 1x dalam sebulan. hal ini menciptakan mereka diejek sebagai bencong atau homo lantaran ketiadaan aroma amis tubuh dari tubuhnya. sebaliknya duta besar Russia dan darah biru yang tiba berkunjung ke eropa rahasia menertawakan tuan rumah mereka lantaran begitu amis layaknya binatang liar.
Kebiasaan jarang mandi tersebut masih berlangsung sampai era Napoleon. tercatat sang Kaisar Prancis tersebut seringkali diingatkan oleh dokter pribadinya untuk mengurangi frekuensi mandi semoga tidak gampang sakit. alasan lainnya lantaran para dokter percaya bahwa sering mandi dan berendam bisa mengakibatkan kegemukan. tetapi Napoleon sangat suka mandi dan tidak takut dengan pesan yang tersirat para dokternya yang ia anggap kolot.
Napoleon dikabarkan begitu menyukai mandi sehingga istrinya merasa terganggu alasannya amis tubuh sang Kaisar harum layaknya wanita. sedangkan istrinya yang ningrat masih mengikuti pesan yang tersirat dokter sehingga jarang mandi dan mempunyai aroma yang lebih besar lengan berkuasa daripada sang suami. tercatat bahwa istri Napoleon memintanya untuk tidak eksklusif mandi bahkan sehabis pulang dari perang yang bisa berminggu-minggu tanpa kesempatan membersihkan diri.
Bisa dibayangkan baunya ibarat apa tetapi kebiasaan pada masa tersebut memang demikian. mungkin hal ini juga yang menciptakan Napoleon kurang beruntung dalam hal hubungan dengan lawan jenis, lantaran ia suka mandi dan lebih bersih daripada kaum perempuan yang membuatnya dinilai kurang jantan daripada laki-laki lainnya yang mempunyai amis tubuh yang "semerbak".
Link-link referensi dalam bahasa Inggris :
Pemandian Romawi mengatakan banyak sekali kolam besar berisi air hirau taacuh dan juga hangat |
Tempat pemandian umum menjadi animo di seluruh wilayah kekuasaan Romawi. bangsa abnormal yang tiba berkunjung selalu tertarik dengan rumah pemandian yang tampak megah, indah dan juga bersih. kemajuan peradaban Romawi tampak terperinci ketika masuk ke dalam daerah pemandiannya yang ibarat istana. bangsa lain, mulai dari sekutu sampai lawan begitu asyik mengimpor kebiasaan mandi tersebut lantaran dianggap menyenangkan dan mempunyai banyak manfaat.
Selain dari faktor kesehatan mandi ala Romawi juga membawa kenikmatan tersendiri untuk melepas lelah dan penat sehabis bekerja seharian. terutama pada iklim yang panas rumah pemandian menjadi sebuah sarana umum yang bisa memanjakan warga kota juga menjamu tamu asing. sehabis merasakannya sendiri banyak peradaban lain yang membangun daerah pemandian mereka sendiri dan terus mempertahankannya sehabis keruntuhan imperium Romawi.
Keruntuhan Romawi Barat menciptakan penduduk eropa mengurangi kebiasaan mandi lantaran rusaknya infrastruktur bangunan dan kanal air yang menciptakan rumah pemandian tidak berfungsi secara normal. banyaknya kerusakan disebabkan oleh kurangnya perawatan yang membutuhkan tenaga teknis dan pendanaan yang tidak lagi tersedia. hal ini menciptakan jaringan pipa air, fontain, aquaduct menjadi rusak terbengkalai.
Tempat pemandian umum juga merupakan sarana rekreasi, kesehatan & olah raga |
Tempat pemandian yang masih beroperasi terpaksa memakai air yang sama dalam jangka waktu yang lama. apabila sebelumnya air bersih terus mengalir menggantikan air usang yang sudah kotor, kini air terpaksa didiamkan dan digunakan berkali-kali. hanya ketika air tersebut sudah demikian kotor barulah diganti. hal ini terjadi lantaran ketiadaan jaringan pipa air yang berfungsi sehingga kolam harus dibersihkan secara manual dengan tenaga manusia.
Air kolam harus diganti oleh pekerja dengan gayung dan ember. mereka akan mengosongkan air dalam pemandian kemudian membuangnya sebelum membawa air bersih dari sungai dan mengisinya kembali. hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk membayar tenaga pekerja sehingga bisa dimengerti mengapa air pada daerah pemandian menjadi jarang diganti. apalagi belum ada kesadaran wacana ancaman dari air yang kotor untuk keperluan mandi.
Pada waktu itu seseorang bisa saja berendam di kolam yang airnya sudah seminggu tidak diganti. ia mudah memakai air yang sama dengan yang digunakan untuk berendam oleh ratusan orang sebelumnya. memang air yang didiamkan belum tentu terlihat kotor padahal bisa menjadi sarang bagi bermacam-macam bibit penyakit serta basil berbahaya. penularan bermacam-macam penyakit bahkan wabah sanggup terjadi dengan cepat melalui media air kotor tersebut.
Pemandian di Turki yang berkembang mengikuti model romawi |
Hal ini diperparah dengan penggunaan air hangat yang menciptakan basil serta jamur tumbuh semakin subur dan berkembang biak dengan cepat. jadinya banyak sekali jenis penyakit menyebar dengan cepat di lingkungan sekitar rumah pemandian. hanya saja lantaran perbedaan daya tahan tubuh maka referensi penyebarannya tidak begitu ketara, atau tidak semua jatuh sakit tolong-menolong sehabis mandi.
Oleh lantaran itu banyak yang tidak sadar jikalau mereka terkena penyakit dari daerah pemandian yang mereka percaya menyehatkan. barulah kemudian para jago kesehatan melalui observasi meyakini bahwa pemandian tidaklah baik bagi kesehatan. alasannya lantaran orang yang rutin mandi justru lebih sering terkena penyakit daripada yang jarang mandi. selain itu ada alasan lainnya, daerah pemandian ternyata sering digunakan sebagai daerah prostitusi terselubung.
Keberadaan pekerja seksual menciptakan daerah pemandian semakin dijauhi lantaran alasan moral selain dari problem kesehatan. beberapa era sehabis terjadinya banyak sekali wabah yang diduga disebarkan oleh rumah pemandian, hampir semua daerah pemandian ala Romawi di Eropa berhenti beroperasi dan dibiarkan terbengkalai. rumah mandi ala Romawi kemudian dilupakan dan dianggap sebagai pecahan dari masa lalu.
Lalu apakah penduduk Eropa kembali mandi ke sungai di awal era pertengahan?
Cara mandi era pertengahan dengan berendam di air hangat sambil menikmati camilan dan minuman |
Kebanyakan memang kembali ke sungai, tetapi tidak usang lantaran muncul daerah persinggahan atau penginapan yang mengatakan kemudahan mandi. bedanya kini tidak lagi memakai kolam umum tetapi bathtub personal yang terbuat dari kayu. masyarakat yang lelah dalam perjalanan bisa meluangkan waktu untuk berendam di bathtub air hangat. uniknya lagi ketika berendam mereka disuguhi makanan dan minuman layaknya sebuah restoran.
Ukuran bathtub yang lebih kecil dibandingkan dengan kolam pemandian menciptakan proses pergantian air menjadi lebih gampang dikerjakan dan masuk nalar secara ekonomis. soal kebersihan pengunjung bisa menentukan daerah yang betul-betul menjamin kebersihan airnya. bathtub sengaja dibiarkan kosong dan gres diisi dengan air hangat sehabis ada customer yang ingin berendam. uniknya lagi tersedia ukuran besar sehingga pasangan suami istri sanggup berendam dan makan bersama.
Walau kalangan menengah dan bawah sangat menikmati mandi, tetapi sampai era renaissance sekalipun para dokter kalangan atas masih tidak menganjurkan kebiasaan mandi bagi keluarga kerajaan. alasannya untuk mencegah gangguan kesehatan, sebuah pengetahuan yang sudah tertinggal ratusan tahun. mereka menyarankan untuk membersihkan diri dengan kain atau lap basah. untuk mengatasi amis tubuh lantaran tidak mandi maka digunakan minyak wangi pada air dan lap.
Washlap era renaissance ini menciptakan industri parfum berkembang pesat di Eropa, terutama Prancis lantaran adanya kebutuhan yang besar untuk mandi kering para pembesar sehari-hari.
Parfum pada awalnya dikenal sebagai Frecnh Toiletry alias alat mandi Prancis |
Kebiasaan tidak mandi ini terjadi lantaran keluarga kerajaan sangat takut dengan penyakit yang memang pada ketika itu bisa berakibat pada kematian mendadak. lantaran itu para pembesar dan terutama anggota kerajaan hampir semuanya tidak pernah mandi layaknya insan modern. mereka sekedar washlap sekujur tubuh dengan sedikit air dan minyak wangi setiap hari.
Cara mandi ini berlangsung dari lahir sampai tamat hayat. seorang ratu Spanyol mengakui jikalau ia hanya pernah mandi 2x seumur hidupnya. pertama ketika lahir dan dipermandikan, kemudian sekali lagi sebelum pernikahannya. penguasa lainnya ibarat ratu Inggris di era yang sama juga menuliskan bahwa ia hanya mandi sekali dalam setahun.
Kebiasaan mandi demikian jarang dan abnormal sehingga raja Prancis tercatat berkata bahwa "mandi" ialah pengalaman paling barbar yang pernah ia alami. berkaitan dengan hal ini para darah biru dan petinggi kerajaan pun ibarat biasa mengikuti kebiasaan jujungan mereka para raja-ratu sehingga sama-sama jarang mandi.
Tentu beda daerah beda juga kebiasaannya. darah biru asal Russia contohnya selalu menjadi materi gunjingan di eropa lantaran terbiasa mandi secara rutin setidaknya 1x dalam sebulan. hal ini menciptakan mereka diejek sebagai bencong atau homo lantaran ketiadaan aroma amis tubuh dari tubuhnya. sebaliknya duta besar Russia dan darah biru yang tiba berkunjung ke eropa rahasia menertawakan tuan rumah mereka lantaran begitu amis layaknya binatang liar.
Lukisan Napoleon yang sedang menikmati mandi berendam ala orang modern |
Kebiasaan jarang mandi tersebut masih berlangsung sampai era Napoleon. tercatat sang Kaisar Prancis tersebut seringkali diingatkan oleh dokter pribadinya untuk mengurangi frekuensi mandi semoga tidak gampang sakit. alasan lainnya lantaran para dokter percaya bahwa sering mandi dan berendam bisa mengakibatkan kegemukan. tetapi Napoleon sangat suka mandi dan tidak takut dengan pesan yang tersirat para dokternya yang ia anggap kolot.
Napoleon dikabarkan begitu menyukai mandi sehingga istrinya merasa terganggu alasannya amis tubuh sang Kaisar harum layaknya wanita. sedangkan istrinya yang ningrat masih mengikuti pesan yang tersirat dokter sehingga jarang mandi dan mempunyai aroma yang lebih besar lengan berkuasa daripada sang suami. tercatat bahwa istri Napoleon memintanya untuk tidak eksklusif mandi bahkan sehabis pulang dari perang yang bisa berminggu-minggu tanpa kesempatan membersihkan diri.
Bisa dibayangkan baunya ibarat apa tetapi kebiasaan pada masa tersebut memang demikian. mungkin hal ini juga yang menciptakan Napoleon kurang beruntung dalam hal hubungan dengan lawan jenis, lantaran ia suka mandi dan lebih bersih daripada kaum perempuan yang membuatnya dinilai kurang jantan daripada laki-laki lainnya yang mempunyai amis tubuh yang "semerbak".
Link-link referensi dalam bahasa Inggris :
- Fakta-fakta kamar mandi era pertengahan
- Mengapa mandi tidak umum bagi eropa era pertengahan
- Kisah Raja Prancis yang tidak suka mandi