Tahap - Tahap Proses Perkecambahan Benih
Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi, dan biokimia. Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan Proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari Protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naik nya tingkat Respirasi benih. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadinya penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap ke empat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang teah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk menghasilkan enersi bagi kegiatan pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari perkecambahan melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara daun belum dapat berfungsi sebagai organ untuk fotosintesa maka perkecambahan sangat tergantung pada persediaan makanan yang ada dalam biji.
Penyerapan air oleh benih yang terjadi pada tahap pertama biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai kandungan air 40-60% (atau 67 - 150% atas dasar berat kering). Dan akan meningkat lagi pada saat munculnya radicle sampai jaringan peyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai kandungan air 70 - 90% (Ching, 1972). Kira-kira 80% dari protein yang biasanya berbentuk kristal disimpan dalam jarigan yang disebut badan protein. Sedangkan sisanya 20% terbagi dalam nuclei, mitochondria, protoplastid, microsome dan dalam cytosol. Pati biasanya tersimpan dalam butir-butir pati dalam amyloplast dan protoplastid. Lipid terbentuk dalam badan lipid (badan lemak atau spherosoma). Bahan-bahan ini setelah dirombak oleh enzim-enzim maka sebagian langsung dipakai sebagai bahan penyusun pertumbuhan didaerah titik-titik tumbuh sebagian lagi digunakan sebagai bahan bakar respirasi. Pada biji pati terdiri dari dua bentuk yakni amilopektin dan amilose. Dua enzim yang ikut dalam awal perombakan adalah alfa-amilase dan beta-amilase. Alfa-amilase merombak amilosa dan amiopektin menjadi dekstrin.
Beta amilase menghasilkan disakarida (maltosa) dari dekstrin. Lemak dirombak oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian dipakai sebagai pembentuk glukosa, dimana glukosa ini dipakai sebagai bahan bakar pada proses respirasi. Protein dirombak oleh enzim proteolitik menghasilkan suatu campuran asam-asam amino bebas, bersama dengan amida-amida dari asam glutamat dan aspartat. snyawa-senyawa itu terutama dalam bentuk amidanya di teransokasikan ke embrio. disamping itu asam amino triptofan yang merupakan hasil perombakan protein dari sel-sel penyimpanan dalam titik-titik tumbuh embrio diubah menjadi I.A.A. (Indole Acetic Acid) yang menstimulir pertumbuhan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan nya embrio memerlukan enersi dan bahan baku, diantaranya untuk sintesa lemak, protein dan senyawa penyusun lainnya. Enersi dalam bentuk ATP ( Adenosine Triphospate ) atau dalam bentuk donor Hidrogen NADH2/NADPH2 (Nikotin Amida Dinukleotida H2/Nikotin Amida Dinukleotida Phospate H2) dan bahan baku dihasilkan pada proses respirasi menjadi glukosa. Glukosa pada respirasi aerobik dirombak melalui proses glikolisa, siklus krebs dan oksidasi terminal menjadi CO2, H2O dan enersi, Kegiatan Enzim-enzim didalam biji distimulir oleh adanya giberelic acid (GA3) yaitu suatu hormon tumbuh yang dihasilkan oleh embrio setelah menyerap air. Semua proses ini berlangsung dalam tahap kedua, ketiga dan keempat dari proses metabolisme perkecambahan benih. Proses pertumbuhan dan perkecambahan embrio semula terjadi pada ujung-ujung tumbuh dari akar. kemudian diikuti oleh ujung-ujung tumbuh tunas. proses pembagian dan membesarnya sel-sel ini tergantung dari terbentuknya enersi dan molekul-molekul komponen tumbuh yang berasal dari jaringan persediaan makanan. Dimana molekul-molekul protein dan lemak penting untuk pembentukan protoplasma, sedang molekul-molekul kompleks polisakarida dan asam poliuronat untuk pembentukan dinding sel. Ini adalah tahap kelima dari proses metabolisme perkecambahan benih.
Jadi metabolisme sel-sel embrio mulai setelah menyerap air, yaitu meliputi reaksi-reaksi perombakan yang biasa disebut katabolisme dan sintesa komponen-komponen sel untuk pertumbuhan yang disebut anabolisme. Proses metabolisme ini berlangsung terus dan merupakan pentukung dari pertumbuhan kecambah hingga tanaman dewasa (Hari Suseno, 1974)
Sumber oleh: Buku Teknologi Benih Karya Lita Supoto (Fakultas Pertanian UNBRAW)
Sumber oleh: Buku Teknologi Benih Karya Lita Supoto (Fakultas Pertanian UNBRAW)