Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENGERTIAN VIGOR SECARA UMUM



PENDAHULUAN

     Informasi tentang daya kecambah benih yang ditentukan di Laboratorium adalah pada kondisi yang optimum. Padahal kondisi laang yang sebenarnya jarang didapati berada pada keadaan yang optimum. Keadaan suboptimum yang tidak menguntungkan dilapangan dapat menambah segi kelemahan benih danengakibatkan turunnya persentase perkecambahan serta lemahannya pertumbuhan seanjutnya.

    Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi, sehingga bila ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragam akan tetap tumbuh sehat dan kuat serta berproduksi tinggi dengan kualitas baik.

    Vigor benih dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing "kekuatan tumbuh" dan "daya simpan" benih. Kedua nilai fisiologi ini menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaan normal meskipun keadaan biofisik lapangan produksi suboptimum atau sesudah benih melamaui suatu periode simpan yang lama.

    Tanaman dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dri performansi fenotipis kecambah atau bibitnya, yang selanjutnya mungkin dapat berfungsi sebagai landasan pokok untuk ketahanannya terhadap berbagai unsur musibah yang menimpa (Sadjad, 1977). Vigor benih untuk kekuatan tumbuh  dalam suasana kering dapat merupakan landasan bagi kemampuannya tanaman tersebut untuk tumbuh bersaing dengan pola tana multipa. Vigor benih untuk tumbuh secara spontan merupakan landasan bagi kemampuan tanaman untuk mengarsorbsi sarana produksi secara maksimal sebelum panen. Juga dalam memanfaatkan unsur sinar matahari khususnya selama periode pengisian dan pemasakan buah/biji.

PENGERTIAN VIGOR

    Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang suboptimal.

    Vigor dipisahka antara vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik adalah vigor benih dari galur genetik yang berbeda-beda, sedang vigor fisiologi adalah  vigor yang dapat dibedakan dalam galur genetik yang sama. Vigor fisiologi dapat dilihat antara lain dari indikasi tumbuh akar (pada "Red Brick Test"  yang digunakan untuk ketahanan dan kekeringan) dari plumula atau koleoptilnya (pada "Deep Soil TEst" terhadap kedalaman tanam), Terhadap serangan penyakit ("Corn Cold Test" terhadap serangan Phytium sp.), warna kotiledon dalam efeknya terhadap Tetrazolium Test.

Vigor dapat dibedakan atas:
1. Vigor benih
2. Vigor kecambah
3. Vigor bibit
4. Vigor tanaman

   Pada hakikatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi, artinya dari benih yang bervigor tinggi akan dapat  dicapai tingkat produksi yang tinggi.

Vigor benih yang tinggi dicirikan antara lain oleh:
 1. Tahan disimpan lama
2. Tahan terhadap serangan hama dan penyakit
3. Cepat dan merata tumbuhnya
4. Mampu menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan lingkungan tumbuh yang sub optimal.

Benih yang memiliki vigor rendah akan berakibat terjadinya:
1. Kemunduran  benih yang cepat selama penyimpanan
2. Makin sempitnya keadaan lingkungan dimana benih dapat tumbuh
3. Kecepatan kecambah benih menurun
4. Kepekaan akan serangan hama dan penyakit meningkat
5. Meningkatnya jumlah kecambah abnormal
6. Rendahnya produksi tanaman.


Sumber oleh : Buku Teknologi benih karya  Lita Sutopo