Tentang Karet Pabrik Karet Dan Dialog Sok Pinter Aku
Karet sering kita temukan dimana-dimana, dari banyak sekali sudut selalu ada sesuatu perangkat yang mempunyai unsur karet, tidak jauh ketika kita menekan tuts qwerty keypad gadget kita menemukan karet, ketika mengetik kata-kata di komputer kita juga menemukan unsur karet. Bahkan ketika menemani istri di malam hari, kadang kita memerlukan karet walau saya yakin istri anda tidak menyukai karet itu alasannya yakni kurang asyik,...hehehe
Ya kali ini saya ingin berbicara perihal karet, sesuatu yang lentur, identik dengan warna hitam walau bagi ada juga yang warna-warni. Saya yakin semua niscaya kenal sama karet, jikalau belum kenal nanti saya kenalin. haha.. Tanpa panjang lebar berdasarkan teorinya ada 2 jenis karet, yaitu karet Alam dan karet Sintetik.
Naah lho mulai ngomongin teori nih jadinya. Jangan bosen ya ini baik lho buat nambah pengetahuan kebetulan saya kan kerja di pabrik karet tapi bukan bikin karetnya. Disini kami mengolah karet jadi macam kebutuhan terngantung permintaan.Kayak foot step sepeda motor, rubber stopnya gudang, kemudian seal-seal hingga marine fender dan lain-lain.
Oke deh kalo begitu kembali pada topik perihal karet alam dan karet sintetis. Ya karet alam ialah jenis karet pertama yang ditemukan oleh manusia. sesudah inovasi proses vulkanisasi yang membuat sifat karet menjadi tidak terpengaruh suhu, maka karet mulai degemari untuk digunakan, ibarat sol sepatu, telapak ban, dll.
Salah satu sifat karet alam yang hingga ketika ini sulit disaingi oleh sintetik ialah kepegasan pantul yang baik sekali, sehingga heat build up yang dihasilkan juga rendah, dan sifat ini sangat diharapkan untuk barang jadi karet (vulkanisat) yang kerjanya mengalami hentakan berulang-ulang, contok aplikasinya ialah ban truk dan ban pesawat terbang.
Tetapi karet alam mempunyai kelemahan yang menimbulkan mulai digemarinya penggunaan keret sintetik, yaitu kurang tahan terhadap panas dan minyak.
Sedangkan Karet Sintestik dimulai dari berakhirnya perang dunia kedua, karet sintetis berkembang lebih pesat dengan lebih banyak jenis-jenisnya. ketika ini telah ada belasan jenis karet sintetik dengan banyak sekali karakteristiknya, dan terus bertambah.
Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam yang tersedia. sehingga boleh dikata bahwa untuk keperluan teknik (engineering) tidak ada pilihan lain selain memakai karet alam. Sejalan dengan digunakannya karet alam untuk banyak sekali keperluan, maka mulai ditemukan kelemahan2 karet alam yang mengakibatkan para ilmuwan berusaha keras untuk membuat jenis-jenis karet sintetik tertentu untuk menggantikan karet alam, antara lain :
- SBR dengan banyak sekali variasinya
- IR dengan banyak sekali variasinya
- NBR dengan banyak sekali variasinya
- EPDM dengan banyak sekali variasinya
- Neoprene dengan banyak sekali variasinya
- Butyl dengan banyak sekali variasinya
- Hypalon dengan banyak sekali variasinya
- Silicone dengan banyak sekali variasinya
- Urethane dengan banyak sekali variasinya
- Fluorocarbon (viton) dengan banyak sekali variasinya, dan masih banyak jenis karet
Demikian dialog sok pinter saya, biar berkenan dan berkhasiat bagi nusa dan bangsa, Terima kasih wabillahi taufik wal hidayat wasallamualakum wr.wb