Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MEDIA PENDIDIKAN ISLAM



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Media dan metode pengajaran memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan pengajaran dan pendidikan. Pengajaran tampak lebih terkait dengan pemberian wawasan kognitif kepada peserta didik yang selanjutnya dapat menimbulkan pengertian yang mendukung penghayatan dan pengamalan secara lebih mantap. Dengan demikian pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan untuk tercapainya tujuan pengajaran sangat ditentukan oleh media dan metode yang diterapkan. Islam sebagai ajaran yang bersifat terbuka, menghargai pendapat manusia atau ijtihad, berorientasi pada masa sekarang dan masa depan yang sangat mendukung adanya upaya-upaya ijtihad dalam bidang metode pengajaran.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana macam-macam media dalam pendidikan islam?
2.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan media dalam  pendidikan islam?
3.      Bagaimana macam-macam metode dalam pendidikan islam?
4.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan metode dalam pendidikan islam?
C.     Tujuan Pembahasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka diperoleh tujuan pembahasan sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui macam-macam media dalam pendidikan islam.
2.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media dalam pendidikan islam.
3.      Untuk mengetahui macam-macam metode dalam pendidikan islam.
4.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode dalam pendidikan islam.
D.    Batasan Masalah
Adapun permasalahan yang dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah mengenai media dan metode dalam pendidikan islam.















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Macam-macam Media Pendidikan Islam
Media pendidikan merupakan alat untuk memproses pendidikan yang bisa menunjang terlaksananya pendidikan, karena alat tersebut mempunyai fungsi sebagai pembantu untuk memvisualisasikan materi yang dibahas sehingga verbalisme dapat dikurangi (audio visual aids)=AVA. Dengan singkat media sering kali disebut alat pengajaran dan akhirnya media atau alat-alat yang di pakai untuk memperoleh  gambaran tentang taraf pencapaian tujuan pendidikan. Dari beberapa literatur tidak terdapat perbedaan pengertian alat dan media pendidikan. Secara global media pendidikan meliputi:
1.      Alat, yaitu fasilitas-fasilitas dan sarana yang bisa menunjang dan melengkapi pendidikan termasuk bangunan atau gedung sampai alat-alat bantu yang dibutuhkan untuk memperjelas dan mencoba untuk mengetahui, menganalisa serta mempraktikan teori tertentu (AVA).
2.      Kelembagaan, seperti organisasi sosial dan pendidikan yang berguna untuk mengembangkan dan membina individu sehingga terjadi proses interaksi antar individu dengan individu yang lainnya.
3.      Perilaku, yaitu suatu tindakan untuk mempengaruhi dan memberi contoh atau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan.
4.      Alam semesta, sebagai lingkungan yang mempengaruhi individu juga merupakan media yang dapat membantu proses pendidikan di samping sebagai bahan atau materi pelajaran yang perlu dipelajari dalam hubungannya dengan konteks materi secar luas.
5.      Situasi, media ini lebih dikenal perananya dalam rangka menciptakan kondisi yang dapat melahirkan sugesti ataupun konflik atau antipati terhadap suatu materi pendidikan.
6.      Kultur, terdiri dari sistem norma, idea, pola perilaku dan produk budaya yang bersifat konsep maupun yang bersifat karya budaya dapat menjadi materi pendidikan yang ditransformasikan kepada generasi-generasi berikutnya.[1]
Menurut Zajkiah Derajat, alat atau media pendidikan yang berupa benda meliputi:
1.      Media tulis, al-Quran, Hadits, Tauhid, Fiqh, Sejarah.
2.       Benda-benda alam seperti hewan, manusia, dan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
3.      Gambar-gambar yang dirancang seperti grafik .
4.       Gambar yang diproyeksikan, seperti video, transparan, dan lain-lain.
5.      Audio recording (alat untuk mendengar) seperti kaset, tape, radio.
Senada dengan pendapat Zakiah Darazat, Oemar Hamalik menyebutkan secara umum alat pendidikan secara materiil terdiri dari:
1.      Bahan-bahan cetakan atau bacaan, dimana bahan-bahan ini lebih mengutamakan kegiatan membaca atau penggunaan simbol-simbol kata dan visual.
2.      Alat-alat audio visual yakni alat-alat yang dapat digolongkan pada.
3.      Alat tanpa proyeksi seperti papan tulis dan diagram.
4.      Media pendidikan tiga dimensi seperti benda asli peta.
5.      Alat pendidikan yang menggunakan teknik seperti radio, tape recorder, transparansi, infocus, internet.
6.      Sumber-sumber masyarakat, seperti objek-objek peninggalan sejarah. Kumpulan benda-benda (material colektion), seperti dedaunan, benih, batu, dan sebagainya.
Sedangkan alat pendidikan yang bukan benda meliputi:
1.      Keteladanan.
2.      Perintah atau larangan.
3.      Ganjaran dan hukuman.
B.     Kekurangan dan Kelebihan Media Pendidikan Islam
Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secara umum terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
1.      Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka).
2.      Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a.       Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model.
b.      Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar.
c.       Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan
tame lapse atau high speed photografi.
d.      Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal.
e.       Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
f.       Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dll.
3.      Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a.       Menimbulkan kegairahan belajar.
b.      Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
c.       Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing.
4.      Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemampuan dalam:
a.       Memberikan perangsang yang sama
b.      Mempersamakan pengalaman
c.       Menimbulkan persepsi yang sama[2]
Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual antara lain lambat dan kurang praktis. Disamping itu, tidak adanya audio, media visual hanya berbentuk tulisan tentu tidak dapat didengar, sehingga kurang mendetail materi yang disampaikan. Kelemahan audio yaitu, media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berpikir abstrak. Sedangkan kelemahan pada audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
C.     Metode Pendidikan Islam
Bentuk-bentuk metode pendidikan Islam yang relevan dan efektif dalam pengajaran ajaran Islam adalah :
1.      Metode Diakronis
Metode Diakronis disebut juga metode sosiohistoris, yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan, sejarah atau kejadian dengan melihatya sebagai suatu kenyataan yang memiliki kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan dan lingkungan tempat kepercayaan, sejarah dan kejadian itu muncul.
2.      Metode Sinkronis-Analitis
Suatu metode pendidikan islam yang memberi kemampuan analitis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimanan dan mental-intelek. Metode ini tidak semata-mata mengutamakan segi pelaksanaan atau aplikasi praktis. Teknik pengajarannya meliputi diskusi, lokakarya, seminar, kerja kelompok, resensi buku, lomba karya ilmiah, dan sebagainya.
3.      Metode Problem Solving (Hill al-Musykilat)
Metode ini merupakan pelatihan peserta didik yang dihadapkan pada berbagai masalah suatu cabang ilmu pengetahuan dengan solusinya. Metode ini dapat dikembangkan melalui teknis simulasi  micro-teaching, dan critical incident (tanqibiyah). Di dalam metode ini, cara mengasakan keterampilan lebih dominan ketimbang pengembangan mental-intelektual, sehingga terdapat kelemahan, yakni perkembangan pikiran peserta didik mungkin hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekhanistik.
4.      Metode Empiris (Tajribiyah)
Suatu metode mengajar yang memungkinakan peserta didik mempelajari ajaran Islam melalui proses realisasi, aktualisasi, serta internasionalisasi norma-norma dan kaidah Isalm melalui proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial. Kemudian secara deskriptif, proses-proses interaksi dapat dirumuskan dalam suatu sistem norma baru (tajdid). Proses ini selanjutnya berjalan dalam suatu putaran yang radiusnya makin lama makin berkembang. Keuntungan metode ini adalah peserta didik tidak hanya memiliki kemampuan secara teoritis-normatif, tetapi juga adanya pengembangan deskriptif inovasi beserta aplikasinya dalam kehidupan sosial yang nyata.
5.      Metode Induktif (al-istiqraiyah)
Metode yang dilakukan oleh pendidik dengan cara mengajarkan materi yang khusus (juz’iyah) menuju pada kesimpulan yang umum. Tujuan metode adalah agar peserta didik bisa mengenal kebenaran-kebanaran dan hukum-hukum umum setelah melalui riset. Prosedur pelaksanaan metode induktif dapat dilakukan dengan emapt tahap, yaitu :
1.      Adanya penjelasan dan penguraian serta penampilan topik pikiran yang umum.
2.      Menampilkan pokok-pokok pikiran dengan cara menghubung-hubungkan masalah tertentu, sehingga dapat mengikat bahasan untuk menghindari masuknya bahasan yang tidak relevan.
3.      Identifikasi masalah dengan mensistematisasikan unsur-unsurnya.
4.      Aplikasi formula yang baru tersebut.
6.      Metode Deduktif
Metode yang dilakukan oleh pendidik dalam pengajaran ajaran Islam melalui cara menampilkan kaidah yang umum kemudian menjabarkannya dengan berbagai contoh masalah sehingga menjadi terurai.[3]
Dalam implementasinya tersebut dapat menggunakan tehnik atau metode yang sudah lazim digunakan dalam pembelajaran ilmu studi Islam, yaitu :
1.      Metode ceramah
Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim dipakai oleh para guru disekolah.
2.      Metode diskusi
Metode diskusi ialah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara rasional dan objektif.
3.      Metode tanya jawab.
Metode tanya jawa ialah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban,atau sebaliknya siswa diberi kesempatan dan guru yang menjawab pertanyaan.
4.      Metode demonstrasi dan eksperimen.
Demonstrasi adalah salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu.
5.      Metode resitasi
Metode resitasi biasa disebut metode pekerjaan rumah, karena siswa diberi tugas-tugas khusus diluar jam pelajaran.
6.      Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokkan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan sistem gotong royong.
7.      Metode sosio-drama dan bermain peranan
Metode sosio-drama dan bermain peranan merupakan teknik mengajar yang banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian-kejadian yang bersikap sosial. Menurut Engkoswara metode sosio drama adalah suatu drama tanpa naskah yang akan dimainkan oleh sekelompok orang.
8.      Metode karyawisata
Metode karya wisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan mengajak para siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada kaitannya dengan pokok bahasan.
9.      Metode drill
Metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap-siagakan.
10.  Sistem Beregu
Sistem beregu ini merupakan gagasan baru yang berkembang sebagai salah satu minofasi metode yang berkembang sebagai salah satu minofasi metode mengajar dan juga dikenal dengan team teaching. Team teaching ialah suatu sistem mengajar yang dilakukan oleh dua orang guru atau lebih dalam mengajar sejumlah siswa yang mempunyai perbedaan minat, kemampuan, atau tingkat kelas.[4]
D.    Kekurangan dan Kelebihan Metode Pendidikan Islam
1.      Keunggulan metode ceramah adalah:
a.       Penggunaan waktu yang efesien dan pesan yang disampaikan dapat sebanyak-banyaknya.
b.      Pengorganisasian kelas lebih sederhana, dan tidak diperlukan pengelompokan siswa secara khusus.
c.       Dapat memberikan motivasi dan dorongan terhadap siswa dalam belajar.
d.      Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan.
Kelemahan metode ceramah ini adalah :
a.       Guru seringkali mengalami kesulitan dalam mengukur pemahaman siswa sampai sejauhmana pemahaman mereka tentang materi yang diceramahkan.
b.      Siswa cenderung bersifat pasif dan sering keliru dalam menyimpulkan penjelasan guru.
c.       Bilamana guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam tempo yang terbatas, menimbulkan kesan pemaksaan terhadap kemampuan siswa.
d.      Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, karena guru kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur.
2.      Keunggulan metode diskusi adalah:
a.       Suasana kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang dibicarakan.
b.      Dapat menjalin hubungan sosial antar individu siswa sehingga menimbulkan rasa harga diri,toleransi,demokrasi,berpikir kritis dan sistimatis.
c.       Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam diskusi.
d.      Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain.
Kelemahan-kelemahan metode diskusi:
a.       Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap diskusi.
b.      Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang terlalu panjang.
c.       Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistimatis.
3.      Kelemahan metode tanya jawab antara lain:
a.       Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dapat dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang timbul dari siswa.
b.      Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenaan dengan sasaran yang dibicarakan.
Jalannya pengajaran kurang dapat terkoodir secara baik, karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baik oleh guru maupun oleh siswa.
Kelebihan metode tanya jawab antara lain:
a.       Kelas akan menjadi hidup karena siswa dibawa kearah ber-pikir secara aktif.
b.      Siwa terlatih berani mengemukakan pertanyaan atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru.
c.       Dapat mengaktifkan retensi siswa terhadap pelajaran yang telah lalu.
4.      Keunggulan metode demonstrasi dan eksperimen adalah :
a.       Perhatian siswa dapat terpusat sepunuhnya pada anak yang didemonstrasikan atau yang dieksperimenkan.
b.      Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat.
c.       Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawabmelalui eksperimen.
d.      Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi atau eksperimen yang diadakan.
Kelemahan kedua metode tersebut adalah :
a.       Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama.
b.      Metode ini akan tidak efektif bila tidak ditunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan.
c.       Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang kemampuan untk melaksanakannya.
5.      Keunggulan metode resitasi adalah :
a.       Siswa lebih banyak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya sehingga memperkuat daya retensi mereka.
b.      Sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa dapat melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif.
c.       Siwa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab.
Kelemahan metode resitasi adalah :
a.       Dapat menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan pekerjaan yang diberikan kepada siswa justru dikerjakan oleh orang lain.
b.      Guru sering mengalami kesukaran dalam pemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa, karena adanya perbedaan kemampuan individual,intelegensi, dan kematangan mental masing-masing individu.
c.       Bilamna tugas terlalu dipaksakan dapat menimbulkan terganggunya kestabilan mental dan pikiran manusia.
6.      Keunggulan metedo kerja kelompok adalah :
a.       Ditinjau dari segi paedagogis kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa,seperti adanya kerjasama,teleransi,berfikir kritis,disiplin dan sebagainya.
b.      Ditinjau dari segi psikologi; timbul persaingan yang positif antar kelompok karena mereka berkerja pada masing-masing kelompok.
c.       Ditinjau dari segi sosial; anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas.
Kelemahan metode kerja kelompok adalah :
a.       Terlalu banyak persiapan-periapan dan pengaturan yang kompleks dibanding dengan metode lainnya.
b.      Bilamana guru kurang kontrol maka akan terjadi persaingan yang negatif antar kelompok.
c.       Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh seglintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang rajin malas akan menyerahkan tugas-tugasnya kepada temannya dalam kelompok
7.      Keunggulan metode sosio drama dan bermain peranan adalah :
a.       Siswa terlatih untuk dapat mendramatisasikan sesuatu dan juga melatih keberanian.
b.      Kelas akan menjadi hidup karena menarik perhatian para siswa.
c.       Siswa dapat menghayati sesuatu peristiwa sehingga mudah mengambil suatu kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
d.      Siswa dilatih dalam menyusun buah pikiran secara tertentu.
Kelemahan metode sosio drama dan bermain peranan adalah :
a.       Bayak menyita waktu atau jam pelajaran.
b.      Memerlukan persiapan yang teliti dan matang
c.       Kadang-kadang siswa berkeberatan untuk melakukan peranan yang diberikan karena alasan psikologis, seperti rasa malu, peranan yang diberikan kurang cocok dengan minatnya dan sebagainya.
d.      Bila dramatisasi gagal, siswa tidak dapat mengambil suatu kesimpulan.
8.      Keunggulan metode karyawisata adalah :
a.       Dapat memberikan kepuasan terhadap keinginan anak-anak,dengan menyaksikan kenyataan-kenyataan,keindahan alam, dan sebagainya.
b.      Dapat menambah pengalaman pada siswa, dan guru mempunyai kesempatan yang baik untuk menerangkan suatu objek dengan jelas.
c.       Melatih siswa bersikap lebih terbuka,objektif,dan luas pandangan mereka terhadap dunia luar.
Kelemahan metode karyawisata adalah :
a.       Metode ini akan gagal bilamana menemui objek yang kurang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
b.      Waktu yang tersedia tidak mencukupi dan menyita waktu pelajaran.
c.       Karya wisata membutuhkan biaya trasportasi dan akomodasi yang besar sehingga menjadi beban siswa dan guru itu sendiri.
9.      Keunggulan metode ini antara lain :
a.       Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya.
b.      Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak di kemudian hari.
c.       Guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan siswa disaat berlangsuungnya pengajaran.
Kelemahan metode ini adalah :
a.       Dapat menghambat insiatif siswa,dimana insiatif dan minat siwa yang berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan dan peanggaran dalam pengajaran yang diberikannya.
b.      Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. Dalam kondisi belajar ini pertimbangan insiatif siswa selalu disorot dan tidak diberikan keleluasaan.
c.       Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah siswa melakukan sesuatu secara mekanis, dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan bertindak secara otomatis.
d.      Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghafal diman siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
10.  Keunggulan metode sistem beregu adalah :
a.       Setiap anggota regu memiliki pengertian dan pandangan yang sama dan searah.
b.      Anggota regu akan mendapat tugas yang sesuai dengan kemampuannya.
c.       Adanya pembagian tugas, memungkinkan bagi anggotanya untuk mendapatkan waktu yang senggang dan dimanfaatkan untuk pembinaan siswa lainnya.
d.      Sistem pengajaran dapat melakukan diskusi dan bertukar fikiran atau pengaalaman.
Kelemahan metode sistem beregu adalah :
a.       Sukar membentuk tim yang kompak, kadang-kadang didominasi oleh guru-guru yang cakap saja dan hal ini sukar untuk dihilangkan.
b.      Sangat rumit untuk mengatur organisasi kelas yang lebih fleksibel.
c.       Tim dapat merugikan siswa bilamana hanya didasarkan atas pertimbangan ekonomis. Sebagai contoh menggabungkan kelas yang satu dengan yang lainnya dengan maksud agar dapat menghemat waktu giliran mengajar dan sebagainya.[5]




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Secara global media pendidikan meliputi alat, kelembagaan, perilaku, alam semesta, situasi, dan kultur. Sedangkan secara spesifik para ahli, mempunyai banyak pendapat tentang hal ini, yang keseluruhan dapat disimpulkan media ilmu pendidikan Islam terdiri  dari benda dan bukan benda.
2.      Kelebihan media ilmu pendidikan Islam yaitu:
a.       Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
b.      Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera.
c.       Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi.
d.      Dengan adanya media ilmu pendidikan Islam sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dengan mempertimbangkan kondisi siswa yang berbeda-beda.
Ada beberapa kelemahan dalam penerapannya, yang setiap jenis media pasti berbeda-beda, menyesuaikan keadaan dan mata pelajaran yang akan disampaikan, seperti media visual yang lambat dan kurang efisien.
3.      Bentuk-bentuk metode pendidikan Islam yang relevan dan efektif dalam pengajaran ajaran Islam adalah Metode Diakronis, Metode Sinkronis-Analitis, Metode Problem Solving (Hill al-Musykilat), Metode Empiris (Tajribiyah), Metode Induktif (al-istiqraiyah), Metode Deduktif. Secara lazim implementasinya adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan eksperimen, resitasi, kerja kelompok, sosio drama, karyawisata, drill, sistem beregu.
4.      Kelebihan dan kekurangan pada setiap metode ilmu pendidikan Islam pun juga sangat beragam tetap tergantung dari kondisi, keadaan dan bahan materi yang diajarkan.

DAFTAR PUSTAKA
Mujib, Abdul . 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana.
Munardji. 2004. Ilmu Pedidikan Islam. Jakarta : PT Bina Ilmu.
Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Islam. Jakarta : Ciputat   Pers.


     [1] Munardji, Ilmu Pedidikan Islam, (Jakarta : PT Bina Ilmu, 2004), h. 93-95.
     [2] http://sumut.kemenag.go.id/ diakses pada tanggal 29 April 2015 pada pukul 15.08.
     [3]Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana, 2006), h. 179-182.
     [4] Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), h. 34-59.
     [5] Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran..., h. 35-61.