MAKALAH : GURU DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR (Psikologi Pendidikan)
GURU DAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Kelompok X
Kelas: 2-B
Semester 2
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
MARET 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Guru adalah seorang figur pemimpin. Guru adalah salah satu sosok arsitek yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru berperan dalam membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa , dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat di harapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara. Oleh karena itu, guru di tuntut untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan bagi masyarakat yang ada di sekelilingnya.Masyarakat akan melihat karakter atau sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang patut di teladani atau tidak. Seorang guru harus memiliki karakter atau sikap yang baik kemudian sikap itu dapat di contoh atau di teladani oleh masyarakat secara umum dan secara khusus oleh peserta didiknya. Oleh karena itu, guru profesional harus memiliki citra yang baik sebagai panutan peserta didik dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik kepribadian seorang guru ?
2. Bagaimana kompetensi profesionalitas seorang guru ?
3. Bagaimana guru dalam proses belajar mengajar ?
4. Bagaimana peran guru dalam era saat ini ?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Karakteristik Kepribadian Guru
Dalam arti sederhana, kepriadian berarti sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. McLeod (1989) mengartikan kepribadian sebagai sifat khas yang dimiliki seseorang.
Menurut tinjauan psikologi, kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral 9perbuatan nyata. Kepribadian adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia. Karena sebagai pembimbing dan pembantu, guru juga berperan sebagai anutan.
Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi : 1) fleksibilitas kognitif. 2)keterbukaan psikologis.
1. Fleksibilitas Kognitif Guru
Merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan1 b1erpikir 1dan beradaptasi.
Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu, seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis. Yang maksudnya berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang dipusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu, dan melakukan atau menghindari sesuatu.
Dalam PBM, fleksibilitas kognitif guru terdiri atas tiga dimensi :
a) Dimensi karakteristik pribadi guru.
b) Dimensi sikap kognitif guru terhadap siswa, dan
c) Dimensi sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar.
Ø Ciri Perilaku Kognitif Guru
· Guru Luwes
1) Menunjukkan keterbukaan dalam perencanaan kegiatan kegiatan belajar-mengajar.
2) Menjadikan materi pelajaran berguna bagikehidupan nyata siswa.
3) Mempertimbangkan berbagai alternative cara mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa.
4) Mampu merencanakan sesuatu dalam keadaan mendesak
5) dapat menggunakan humor secara proporsional dalam menciptakan situasi PBM yang baik.
· Guru Kaku
1) Tampak terlampau dikuasai oleh rencana pelajaran, sehingga alokasi waktu sangat kaku.
2) Tak mampu memodifikasi materi silabus.
3) Tak mampu mengenai hal yang terjadi secara tiba-tiba ketika pengajaran berlangsung.
4) Terpaku dalam aturan yang berlaku meskipun kurang relevan.
5) Terpaku pada isi materi dan metode yang baku sehingga situasi PBM monoton dan membosankan.
Ø Ciri Sikap Kognitif Guru
· Guru Luwes
1) Menunjukkan perilaku demokratis dan tenggang rasa kepada semua siswa.
2) Responsive terhadap kelas (mau melihat, mendengar dan merespons masalah disiplin, kesulitan belajar, dsb).
3) Memandang siswa sebagai partner PBM.
4) Menilai siswa berdasarkan faktor-faktor yang memadai.
5) Berkesinambungan dalam menggunakan ganjaran dan hukuman sesuai dengan penampilan siswa.
· Guru Kaku
1) Terlalu memperhatikan siswa yang pandai dan mengabaikan siswa yang lamban.
2) Tidak mampu/tidak mau mencatat isyarat adanya masalah dalam PBM.
3) Memandang siswa sebagai objek yang terlalu rendah.
4) Menilai siswa secara serampangan.
5) Lebih banyak menghukum dan kurang member ganjaran yang memadai atas pestasi yang dicapai siswa.
Ø Cirri Sikap Kognitif Guru Terhadap Materi dan Metode
· Guru Luwes
1) Menyusun dan menyajikan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
2) Menggunakan macam-macam metode yang relevan secara kreativ sesuai dengan sifat materi.
3) Luwes dalam melaksanakan rencana dan selalu berusaha mencari pengajaran yang efektif.
4) Pendekatan pengajarannya lebih problematic, sehingga siswa terdorong untuk berfikir.
· Guru Kaku
1) terikat pada isi silabus tanpa mempertimbangkan kebutuhan siswa yang dihadapi.
2) Terpaku pada satu atau dua metode mengajar tanpa memperhatikan kesesuaiannya dengan sifat materi pelajaran.
3) Terikat pada satu atau dua format dalam merencanakan pengajaran.
4) Pendekatan pengajarannya lebih preskriptif (perintah/hanya member petunjuk atau ketentuan).
2. Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru
Hal lain yang juga menjadi faktor yang turut menentukan keberhasilan tugas seorang guru adalah keterbukaan psikologis guru itu sendiri. Guru yang terbuka secara psikologis biyasanya ditandai dengan kesediaannya yang relative tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antara lain, siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja.
Keterbukaan psikologis merupakan sebuah konsep yang menyatakan kontinum yakni rangkaian kesatuan yang bermula dari titik keterbukaan psikologi sampai sebaliknya, ketertutupan psikologis.
Ditinjau dari sudut fungsi dan signifikansinya, keterbukaan psikologis merupakan karakteristik kepribadian yang penting bagi guru dalam hubungannya sebagai direktur belajar, selain sebagai anutan siswanya. Oleh karena itu hanya guru yang mempunyai keterbukaan psikologis yang benar-benar dapat diharapkan berhasil dalam mengelola proses belajar-mengajar.
Optimism ini muncul karena guru yang terbuka dapat lebih terbuka dalam berpikir dan bertindak sesuai dengan kebutuhan para siswanya, bukan hanya kebutuhan guru itu sendiri.[1]
B. Kompetensi Profesionalisme
Profesionalitas guru
Menurut Jalal dan Baharuddin yang telah di kutip oleh Abu Bakar dkk istilah profesi dalam bahasa inggris di kenal dengan profession dan dalam bahasa Belanda di kenal dengan professi, di ambil dari bahasa lain professio yang berarti pengakuan atau pernyataan. Profesionalisme guru adalah tingkat atau derajat penampilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaan sebagai guru yang di dukung dengan keterampilan dan kode etik.[2]
Sifat dan sikap professional
1. Fleksibel
Seorang guru adalah orang yang telah mempunyai pegangan hidup, telah punya prinsip, pendirian, dan keyakinan sendiri, baik di dalam nilai-nilai maupun ilmu pengetahuan yang hal tersebut harus dijalankan secara fleksibel, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi, tahap perkembangan, kemampuan, sifat-sifat serta latar belakang siswa.
2. Bersikap terbuka
Sifat keterbukaan baik untuk menerima kedatangan siswa, untuk ditanya oleh siswa, untuk diminta bantuan, juga untuk mengoreksi diri.
3. Berdiri sendiri
Orang yang dewasa, telah sanggup berdiri sendiri, baik secara intelektual, sosial maupun intelektual.
4. Peka
Peka atau sensitif berarti cepat mengerti, memahami atau melihat dengan perasaan apa yang diperlihatkan oleh siswa.
5. Tekun
Pekerjaaan seorang guru membutuhkan ketekunan, baik di dalam mempersiapakan, melaksanakan, menilai maupun menyempurnakan pengajarannya, dimana menghadapi berbagai karakteristik siswa.
6. Realistik
Berarti melihat kenyataan, melihat apa adanya. Di dalam pekerjaannya, seorang guru pasti mengharapkan semua muridnya tekun, pintar dan mudah dalam menerima pelajaran yang ia sampaikan, namun dalam kenyataannya tidak semua murid seperti itu. Tidak sedikit dari kebalikannya. Dalam hal ini seorang guru harus berupaya mengerjakan yang terbaik yang dapat ia kerjakan dan tidak boleh mundur.
7. Melihat ke depan
Tugas guru adalah membina siswa sebagai generasi penerus bagi kehidupan di masa yang akan datang. Karena tugasnya yang demikian, maka ia harus selalu melihat ke depan, kehidupan bagaimana yang akan dimasuki para siswanya kelak, tuntutan apa yang akan dihadapi oleh para siswa dalam kehidupan tersebut, hal-hal apa yang dapat ia berikan kepada siswa untuk menghadapi masa yang akan datang.
8. Rasa ingin tahu
Guru berperan sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para siswa. Agar ilmu dan tekhnologi yang disampaikannya sejalan dengan perkembangan zaman, maka ia dituntut untuk selalu belajar, mencari dan menemukan sendiri. Untuk itu ia perlu memiliki rasa ingin tahu atau curiousity yang besar. Ia belajar bukan hanya untuk kemajuan dirinya tetapi juga untuk memajukan siswanya.
9. Ekspresif
Belajar merupakan suatu tugas yang tidak ringan, menuntut semangat dan suasana yang menyenangkan. Guru harus berusaha menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Salah satu faktor penting dalam suasana kelas yang menyenangkan adalah penampilan guru yang menyenangkan, yang memancarkan emosi dan perasaan yang menarik.
10. Menerima diri
Sebagai guru ia harus memahami semua kelebihan dan kekurangan yang kemudian dapat menerimanya dengan wajar. Menerima diri tidak berarti pasif, tetapi aktif, menerima dan berusaha untuk selalu memperbaiki dan mengembangkannya.[3]
C. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
Metode dalam pembelajaran diantaranya adalah metode ceramah,Tanya jawab,diskusi, dan sebagainya. Akan tetapi, ternyata metode itu tidak dapatmenjadikan seseorang mampu mengajar. Metode itu harus dimasukkan sebagai salah satu aspek saja dalam suatu system mengajar. Yang dapat membantu seseorang untuk dapat mengajar bukanlah penguasaan metode-metode umum tersebut, melainkan petunjuk tentang bagaimana merancang “jalan pengajaran”, yaitu urutan langkah mengajar.
Untuk langkah mengajar ditentukan oleh banyak hal, antara lain :
a.oleh tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu. Jika tujuannya keterampilan, maka urutan langkahnya ada; bila tujuannya memahami konsep, maka urutannya akan berbeda dari bila tujuannya keterampilan;demikian seterusnya.
b. oleh kemampuan guru. Ada guru yang pandai berbicara; ia sebaliknya banyak menggunakan ceramah. Jika guru lihai bernyanyi, ia dapat menggunakan bernyanyi sebagai cara mengajar. Langkah-langkahnya disesuaikan dengan rumusan tujuan pengajaran.
c. oleh keadaan allat-alat yang tersedia. Dalam proses pengajaran sering kali digunakan alat-alat. Alat-alat itu menentukan langkah mengajar. Bila metode eksperimen yang digunakan, maka alat-alat eksperimen harus tersedia. Bila tidak ada, maka metode itu diganti dengan metode lain yang tidak perlu menggunakan alat.
d. olehjumlah murid. Bila muridnya banyak, katakanlah 100 orang dalam satu kelas, maka metode ceramah lebih baik daripada metode diskusi. Jalan pengajaran (langkah-langkah mengajar) metode ceramah tentu berbeda dari langkah mengajar dalam metode diskusi. [4]
Seorang guru profesional telah mengikuti beberapa pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan dasar mengajar. Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu : keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelas kecil dan perseorangan.
1.Keterampilan bertanya
Ada yang mengatakan bahwa “berpikir itu adalah bertanya”. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenal. Respon yang ditrima dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalamproses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Dan harus menghindari kebiasaan seperti : menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak , menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya dan mengajukan pertanyaan, baik berupa kalimat Tanya atau suruhan yang menuntut respons siswa sehingga dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, di masukkan dalam golongan pertanyaan. Keterampilan bertanya di bedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
2.Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi.penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah lakun yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah lakunsiswa yang produktif. Keterampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaanya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secaara bijaksana san sistematis.
3.Keterampilan mengadakan variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dala konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen, yaitu :
a. Variasi dalam mengajar guru, meliputi :penggunaan variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silent), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement), gerakan badan mimik : variasi dalam ekspresi wajah guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement)
b. Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran bila ditinjau dari segi indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yakni : dapat didengar, dilihat, dan diraba.
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuhan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.
4. keterampilan menjelaskan
Yang dimaksud dengan keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang da diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hokum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah di tentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.
5.keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokonduksi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar.
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang member kesempatan untuk berpikir, berinteraksi social, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
7. keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip) berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif keterampilan yang berkaitaan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8.keterampilan mengajar kelompok keil dan perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa
Komponen keterampilan yang digunakan adalah : keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai 8 keterampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru sehingga dapat membina dan mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu mahasiswa calon guru dalam mengajar. Keterampilan mengajar yang esensial secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikn (feed back) yang cepat dan tepat, penguasaan komponen keterampilan mengajar secara lebih baik, dapat memusatkan perhatian secara khusus kepada komponen keterampilan yang objektif dan dikembangkannya pola observasi yang sistematis dan objektif.
Dari 8 komponen di atas, yang paling penting bagi guru adalah bagaimana cara guru dapat menggunakan agar proses pembelajaran dapat berjalan baik. Salah satu factor yang dapat mengukur proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, makin banyaknya jumlah siswa bertanya.[5]
BAB III
PEMBAHASAN
Peran Guru Dalam Era Saat Ini
Peran Guru Pada Era saat ini sangat penting dalam proses belajar dan mengajar siswa karena berkaitan dengan faktor utama dapat berlangsungnya sebuah proses belajar mengajar. Namun, dalam pengaplikasiannya guru, selain memberikan dampak positif bagi siswa yaitu dengan meningkatkan mutu pendidikan dan wawasan murid atau peserta didiknya serta menambahkan semangat belajar dengan motivasi-motivasi yang guru berikan, seorang guru juga dapat memberikan dampak negative apabila guru tersebut melanggar dari kepribadian dan karakteristik seorang guru pada semetinya, seperti tindak kekerasan entah dalam bentuk fisik, batin maupun seksual.
Contoh kekerasan dalam bentuk fisik :
· Seorang guru yang menghukum murid nya karena seorang murid tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan benar. Seorang guru itu memukul murid nya di depan kelas hingga membuat murid lainnya memiliki trauma mendalam.
Contoh kekerasan dalam bentuk batin :
· Sama halnya dalam kekerasan fisik, namun pada kasus ini juga mengakibatkan tekanan batin pada peserta didiknya, seperti seorang murid yang tidak mau lagi pergi kesekolah karena pernah mengalami tindakan yang tidak menyenangkan dari guru pengajarnya.
Contoh kekerasan dalam bentuk seksual :
· Seorang kepala sekolah yang melakukan tindak asusila terhadap muridnya dalam ruangan kantornya sendiri.
Semua ini seharusnya dapat menarik perhatian para kritikus dan pengamat pendidikan di Indonesia. Karena hal ini adalah permasalahan yang tidak dapat dianggap remeh.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan :
A. Karakteristik Kepribadian Guru
Dalam PBM, fleksibilitas kognitif guru terdiri atas tiga dimensi :
a) Dimensi karakteristik pribadi guru.
b) Dimensi sikap kognitif guru terhadap siswa, dan
c) Dimensi sikap kognitif guru terhadap materi pelajaran dan metode mengajar.
Ø Ciri Perilaku Kognitif Guru
· Guru Luwes
· Guru Kaku
Ø Ciri Sikap Kognitif Guru
· Guru Luwes
· Guru Kaku
Ø Cirri Sikap Kognitif Guru Terhadap Materi dan Metode
· Guru Luwes
· Guru Kaku
v Keterbukaan Psikologis Pribadi Guru
Keterbukaan psikologis merupakan sebuah konsep yang menyatakan kontinum yakni rangkaian kesatuan yang bermula dari titik keterbukaan psikologi sampai sebaliknya, ketertutupan psikologis.
B. Kompetensi Profesionalitas
Sifat dan sikap professional yang harus dimiliki guru, diantaranya:
1. Fleksibel
2. Bersikap terbuka
3. Bersikap terbuka
4. Peka
5. Tekun
6. Realistik
7. Melihat ke depan
8. Rasa Ingin tahu
9. Ekspresif
10. Menerima Diri
C. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
Langkah mengajar ditentukan oleh banyak hal, antara lain :
a.oleh tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu.
b. oleh kemampuan guru.
c. oleh keadaan allat-alat yang tersedia.
d. oleh jumlah murid.
v Ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu : keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelas kecil dan perseorangan.
B. Saran
1. Untuk peserta didik sebaiknya dapat memahami bagaimana karakteristik kepribadian seorang guru sehingga tidak hanya pasif menerima perlakuan hal-hal yang tidak menyenangkan dari seorang guru.
2. Untuk pendidik diharapkan lebih bijak dalam keberlangsungannya suatu proses belajar mengajar dan benar-benar memahami apa yang disebut sebagai guru profesional dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran bagi pembaca. Dan makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak, utamanya bagi pelaku kependidikan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu dkk. 2009. Profesi Keguruan Pake. Surabaya: AprintA.
Soni Wahyuhanafi dalam http ://blog.umy.ac.id/2011/12/01/ketrampilan-mengajar-teaching-skills/ diakses pada 11 maret 2015 pada jam 20.35.
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih Sukmadinata, Nana.2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad . 2010.Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2004), h. 225-256.
[3] Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 255-258.
[4] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.131-132
[5] Soni Wahyuhanafi dalam http ://blog.umy.ac.id/2011/12/01/ketrampilan-mengajar-teaching-skills/ diakses pada 11 maret 2015 pada jam 20.35.