Tugas Modul 1 KB1 Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Modul 1 Tematik
Kegiatan Belajar 1 Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Tugas Modul 1 KB1
A. Mari membaca materi utama dan diskusi!
1. Bacalah materi utama pada Kegiatan Belajar 1 dan tuliskan hal-hal yang sulit dipahami pada tabel di bawah!
2. Diskusikanlah hal-hal yang sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolah dan tulislah hasilnya pada tabel di bawah ini!
Materi yang Sulit Dipahami | Hasil Diskusi |
Perkembangan kognitif menurut Robi Case, 1. sensorik motorik pada usia 0-1,5 tahun 2. interrelasional pada usia 1,5-5 tahun 3. dimensional pada usia 5-11 tahun 4. vektorial pada usia 11-19 tahun. | Perkembangan kognitif menurut Robi Case, 1. sensorik motorik pada usia 0-1,5 tahun Pada tahap ini anak sudah mulai berkembang sistem motoriknya. Anak juga sudah mengenali, dan menafsirkan informasi apa yang ia lihat. Pada tahap ini anak sudah mampu melihat benda dan menggenggamnya. 2. interrelasional pada usia 1,5-5 tahun Pada tahap ini anak mampu menangkap suatu objek sekitar lingkungan anak melalui indera nya dan diproses untuk dijadikan suatu konsep. 3. dimensional pada usia 5-11 tahun Pada tahap ini anak mampu menangkap suatu objek sekitar lingkungan anak melalui indera nya dan diproses untuk dijadikan suatu konsep yang kemudian anak menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya sehingga menjadi konsep yang utuh. 4. vektorial pada usia 11-19 tahun. Anak anak sudah mulai berpikir abstrak. |
Implikasi prinsip perkembangan terhadap pendidikan menurut Makmun, 1. Proses perkembangan awalnya lebih bersifat diferensiatif dan pada akhirnya lebih integratif 2. Dalam batas-batas masa peka, perkembangan dapat dipercepat atau diperlambat oleh kondisi lingkungan | 1. Proses perkembangan awalnya lebih bersifat diferensiatif yaitu membeda-bedakan suatu informasi yang diterima dan pada akhirnya lebih integratif yang artinya informasi-informasi yang diterima kemudian dipadukan, dihubungkan dan dikaitkan sehingga menjadi suatu konsep yang utuh 2. Setiap siswa mempunyai waktunya masing-masing untuk berkembang dengan maksimal. Masa peka adalah suatu masa ketika perkembangan anak muncul dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang, dan perkembangan anak mudah sekali di pengaruhi dan dikembangkan. Pada masa peka perkembangan anak harus dilayani dan diberi kesempatan sebaik-baiknya, dan masa dimana perkembangan anak berkembang secara maksimal. |
- Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi utama!
Materi-Materi Penting | Deskripsi Materi |
Karakteristik siswa pada umumnya. | Karakteristik siswa pada umumnya yaitu: 1. Senang bergerak Siswa sekolah dasar dapat duduk dengan tenang maksimal selama 30 menit. Dengan demikian, guru harus memfasilitasi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bergerak bebas seperti bergerak sebagai bentuk ice breaking, mencoba, memeragakan, dan lain-lain. 2. Senang bermain Siswa sekolah dasar akan termotivasi untuk belajar ketika pembelajaran difasilitasi dengan permainan karena dunia mereka adalah dunia bermain yang penuh kegembiraan. Guru harus memfasilitasi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bermain yang relevan dengan materi pembelajaran yang hendak dikuasai siswa. 3. Senang berimajinasi dan berkarya Siswa sekolah dasar cenderung senang berimajinasi dan membuat sesuatu sesuai apa yang dibayangkannya. Guru harus memfasilitasi pembelajaran yang dapat mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas siswa, misalnya memfasilitasi siswa untuk menghasilkan sebuah karya yang relevan dengan materi pembelajaran. Guru selalu mengklarifikasi hasil karya siswa misalnya tentang maksud dari karyanya dan memberikan penghargaan terhadap hasil karya siswa. 4. Senang melakukan sesuatu secara langsung Siswa sekolah dasar masih berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret, sehingga materi pembelajaran prosedural yang biasanya disampaikan oleh guru melalui ceramah akan dapat lebih dipahami oleh siswa jika mereka dapat mempraktikkan sendiri secara langsung materi pembelajaran tersebut. Guru harus menjadi model ketika siswa mempraktikkan pengetahuan prosedural misalnya melalui demonstrasi sehingga siswa dapat melakukannya dengan aman dan benar 5. Senang bekerja dalam kelompok Siswa sekolah dasar mulai intens bersosialisasi, mencari teman bermain, dan bermain bersama teman-temannya. Pembelajaran harus memfasilitasi siswa untuk bekerjasama, gotong royong, bekerja dalam kelompok misalnya dengan menerapkan pendekatan kooperatif sehingga siswa dapat belajar banyak hal dari siswa lainnya. |
Prosedur yang sistematis untuk mengidentifikasi keragaman karakteristik siswa | 1. Pelajari dan pahami tugas-tugas perkembangan masa siswa SD. 2. Jabarkan tugas-tugas perkembangan kepada keterampilan-keterampilan dan pola perilaku yang bersifat operasional seperti membaca, menulis, dan berhitung. 3. Lakukan observasi untuk mengamati perilaku siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan pedoman pengamatan yang berisi aspek-aspek yang akan diamati. 4. Lakukan wawancara untuk meperdalam pemahaman terhadap karakteristik siswa. 5. Memperkuat pengamatan dan wawancara menggunakan angket untuk mengungkap aspek-aspek kepribadian siswa. 6. Menggunakan analisis prestasi belajar, tugas, dan karya siswa untuk mengidentifikasi aspek kecakapan dan kepribadian siswa. 7. Meminta informasi dari orang tua serta teman-teman siswa. 8. Menganalisis hasil identifikasi dan membuat catatannya. 9. Mengembangkan catatan menjadi langkah-langkah pengembangan atau pemecahan masalah dan tindak lanjut. |
Karakteristik pembelajaran yang mendidik | 1. Peserta didik mencari tahu bukan diberi tahu 2. Sumber belajar bervariasi 3. Menggunakan pendekatan proses dan ilmiah 4. Pembelajaran berbasis kompetensi 5. Pembelajaran terpadu 6. Pembelajaran dengan jawaban multidimensi 7. Pembelajaran dengan keterampilan aplikatif 8. Pembelajaran seimbang antara keterampilan fisik dan mental 9. Pembelajaran mengutamakan pembudayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat 10. Pembelajaran menerapkan nilai-nilai melalui keteladanan, pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik 11. Pembelajaran tidak hanya berlangsung di kelas tetapi di sekolah, rumah dan masyarakat 12. Pembelajaran menerapkan prinsip siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dimanapun adalah kelas untuk belajar, dan kapanpun waktunya untuk belajar. |
B. Mari membaca materi penunjang dan diskusi!
- Bacalah materi penunjang pada Kegiatan Belajar 1 berbentuk ppt1, ppt2, dan pdf1. dan tuliskan hal-hal yang sulit dipahami dan tidak dibahas pada materi utama ke dalam tabel di bawah!
- Diskusikanlah hal-hal yang sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolah dan tulislah hasilnya pada tabel di bawah ini!
Materi yang Sulit Dipahami | Hasil Diskusi |
Masa peka anak | Setiap siswa mempunyai waktunya masing-masing untuk berkembang dengan maksimal. Masa peka adalah suatu masa ketika perkembangan anak muncul dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang, dan perkembangan anak mudah sekali di pengaruhi dan dikembangkan. Pada masa peka perkembangan anak harus dilayani dan diberi kesempatan sebaik-baiknya, dan masa dimana perkembangan anak berkembang secara maksimal. Misalnya masa peka untuk berjalan pada anak adalah pada tahun ke 2, masa peka untuk menggambar adalah pada tahun ke 5, dan masa peka untuk ingatan logis adalah tahun ke 12. Sehingga kita dapat memaksimalkan perkembangan anak dengan memberikan rangsangan dan layanan secara optimal. |
Salah satu literasi dasar yang harus dimiliki pada abad 21 yaitu literasi finansial | Literasi finansial adalah kemampuan dan keterampilan siswa dalam mengelola keuangan yang baik dan benar sehingga siswa mampu membuat keputusan yang efektif untuk penggunaan keuangannya. |
- Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi penunjang, tetapi tidak dibahas pada materi utama!
Materi-Materi Penting | Deskripsi Materi |
Kecakapan yang harus dimiliki oleh generasi mendatang agar dapat hidup dengan layak di lingkungan masyarakat dunia pada abad ke-21 | Terdapat 16 kecakapan yang harus dimiliki generasi emas mendatang supaya mampu bersaing dan hidup di lingkungan masyarakat dunia yang dikategorikan kedalam tiga kategori besar yaitu 1. literasi dasar (foundational literacies) § Literasi Bahasa dan Sastra Siswa dapat berkomunikasi secara efektif menggunakan bahasa global § Literasi Numerik Siswa dapat berkomunikasi dengan bahasa numerik pada era digital § Literasi Sains Siswa memahami dan memaknai fenomena-fenomena alam akibat perilaku manusia yang cenderung destruktif § Literasi Finansial Siswa memahami pentingnya alat pemenuh kebutuhan di lingkungan dunia yang kompetitif § Literasi TIK Siswa dapat memahami dan menggunakan TIK secara progresif, kontruktif dan produktif § Literasi Budaya dan Kewarganegaraan Siswa dapat menghargai budayanya sendiri dan budaya bangsa lain, serta menjadi warga negara dan warga dunia yang baik 2. kategori kompetensi (competencies) § Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah Mencari tahu melalui proses analisis berpikir sistem dan metakognisi untuk membuat keputusan dalam rangka penyelesaian masalah diri dan masyarakat dunia § Berpikir Kreatif dan Inovasi Kelancaran dan keluwesan dalam berpikir untuk memodifikasi atau mencipta sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat dunia § Komunikasi Kemampuan menyerap, menyampaikan, dan menghubungkan informasi dalam berbagai moda bahasa agar pesan penting dunia dipahami setiap warga dunia § Kolaborasi Kemampuan bekerja secara tim untuk menyelesaikan masalah dan membangun dunia 3. kategori kualitas karakter (character qualities) § Rasa Ingin Tahu Generasi kelak merupakan generasi ilmuwan yang peduli terhadap masalah dunia dan berkontribusi untuk memecahkannya § Inisiatif Generasi kelak merupakan generasi ikhlas, altruis untuk berkorban dan berkiprah untuk kesejahteraan umat manusia § Pantang Menyerah Generasi kelak merupakan generasi yang kuat dalam menghadapi kenyataan hidup yang serba sulit § Adaptasi Generasi kelak merupakan generasi yang mampu menyesuaikan dengan lingkungan apapun dan kondisi bagaimanapun § Kepemimpinan Generasi kelak merupakan generasi pemimpin yang menjadi teladan bagi masyarakat dunia § Sosial Budaya Generasi kelak merupakan generasi yang memiliki rasa sosial yang tinggi untuk dunia dan menempatkan budaya bangsanya menjadi bagian budaya global |
Aktivitas belajar siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik yang memfasilitasi berkembangnya kecakapan Abad ke-21. | 1. Mengamati (observing) 2. Menanya (questioning) 3. Mengumpulkan informasi /mencoba (experimenting) 4. Menalar/Mengasosiasi (associating) 5. Mengomunikasikan (communicating) |
Pentingnya pendidikan keluarga | § Inti pendidikan harus terletak pada pangkuan ibu-ayah § Hati-hati dengan masa peka, karena ini merupakan dasar jiwa yang tetap § Pendidikan di sekolah pada umumnya didasarkan pada aturan pengajaran § Aturan pengajaran cenderung intelektualistis dan materialistis § Keluarga merupakan alam bekal dan tangga masuk alam masyarakat § Tanpa keluarga, anak memiliki alam sendiri, yakni alam “intelektualisme”. § Pendidikan keluarga adalah tentang pendidikan kebatinan § Pendidikan keluarga menghilangkan sifat individualistis, sehingga kelak mereka tidak sepi di tengah keramaian § Kembalikanlah anak ke alam keluarganya |
C. Mari membaca literatur lainnya dan diskusi!
- Bacalah berbagai literatur lainnya tentang karakteristik peserta didik SD dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik dan tuliskan hal-hal yang sulit dipahami dan tidak dibahas pada materi utama dan penunjang ke dalam tabel di bawah!
Literatur yang digunakan adalah artikel dengan judul Pembelajaran Yang Mendidik
Oleh: C. Asri Budiningsih
- Diskusikanlah hal-hal yang sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolah dan tulislah hasilnya pada tabel di bawah ini!
Materi yang Sulit Dipahami | Hasil Diskusi |
Kita perlu mengkaji ulang, atau dengan ungkapan lain, kita perlu melakukan reformasi, redefinisi, dan reorientasi bahkan revolusi terhadap landasan teoritik dan konseptual tentang belajar dan pembelajaran, agar lebih mampu menumbuhkembangkan anak-anak bangsa ini untuk lebih menghargai keragaman, meningkatkan kesadaran individu akan nilai-nilai kesatuan dalam kemajemukan, nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan religi, mengembangkan kreativitas, produktivitas, berpikir kritis, bertanggungjawab, memiliki kemandirian, berjiwa kepemimpinan serta mampu berkolaborasi. | Untuk mengembangkan kemampuan dan potensi anak dengan maksimal, kita harus mempelajari teori dan konsep belajar, memikirkan kembali segala hal yang menurut kita sudah benar, ke arah yang lebih sesuai dengan semangat jaman dan cita-cita. |
- Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari yang terdapat pada literatur yang telah dibaca, tetapi tidak dibahas pada materi utama dan penunjang!
Materi-Materi Penting | Deskripsi Materi |
Bekal untuk generasi muda | Generasi muda perlu dibekali dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, serta sistem nilai atau tata krama pergaulan internasional, dengan tidak meninggalkan identitas nasional. Diharapkan generasi mendatang mampu memperoleh, menguasai, mengolah dan mengembangkan informasi secara cepat, sehingga terbentuk kebiasaan berpikir kreatif dan produktif. |
Semakin terlibat aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, maka semakin besar pula perolehan dan pemahamannya terhadap pengetahuan yang sedang dipelajari | · 10% pengetahuan dapat diperoleh melalui membaca · 20% pengetahuan diperoleh melalui mendengarkan penjelasan (ceramah) · 30% pengetahuan diperoleh melalui menyaksikan gambar · 50% pengetahuan diperoleh melalui melihat tayangan video, atau menyaksikan pertunjukan, demonstrasi, atau melihat sendiri ke lokasi · 70% pengetahuan diperoleh melalui partisipasi dalam diskusi, mengemukakan pendapat dan pikirannya · 90% pengetahuan diperoleh melalui aktivitas seperti melakukan presentasi dramatik, mensimulasikan pengalaman nyata, atau melakukan sesuatu pada kondisi nyata. |
Pengaruh kognitif, motivasi gaya belajar dan sosial budaya dalam pembelajaran | Informasi mengenai gaya kognitif peserta didik bermanfaat untuk keperluan pembangunan teori-teori tentang pengembangan dan produksi bahan-bahan ajar, khususnya yang berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasi materi pembelajaran. Mereka yang bergaya kognitif field-independent lebih memiliki kemampuan untuk menstruktur atau mengorganisasi materi pelajaran secara mandiri. Sedangkan mereka yang bergaya kognitif field-dependent akan lebih mudah belajar jika materi pelajaran sudah distruktur lebih dahulu (Entwistle, 1981, Degeng, 1991). Informasi mengenai gaya kognitif ini juga penting bagi penulisan bahan ajar khususnya agar dapat memberi petunjuk apakah dalam menyusun bahan ajar perlu disertai dengan kerangka isi atau advance organizer, atau epitome, atau skema yang memuat seluruh materi pelajaran. Informasi mengenai motivasi belajar peserta didik akan sangat diperlukan oleh guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan strategi penyampaian materi pelajaran serta strategi pengelolaan motivasional. Sedangkan informasi mengenai gaya belajar peserta didik amat diperlukan oleh guru dalam mengembangkan strategi penyampaian materi pelajaran serta dalam mengembangkan sumber-sumber belajar. Produksi media pembelajaran misalnya, memerlukan informasi mengenai bagaimana kecenderungan peserta didik dengan gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik dalam belajar. Dengan mengetahui kecenderungan tersebut, strategi dan media pembelajaran yang akan diproduksi dapat disesuaikan, sehingga mampu melayani masing-masing gaya belajar peserta didik. Demikian pula dengan faktor sosial-budaya peserta didik, penting diketahui oleh guru untuk dijadikan pijakan dalam menyampaikan materi pembelajaran serta mengelola kegiatan pembelajaran. Informasi ini juga urgen bagi para pengembang sumber-sumber belajar, agar strategi dan media-media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran selaras dengan kondisi sosial budaya di mana peserta didik berada. |
kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik | 1. Merancang program pembelajaran yang memfasilitasi penumbuhan karakter serta soft skills di samping pembentukan hard skills baik yang terbentuk sebagai dampak langsung dari tindakan pembelajaran (instructional effects) maupun sebagai dampak tidak langsung dari akumulasi pengalaman belajar yang dihayati oleh peserta didik sepanjang rentang proses pembelajaran atau dampak pengiring (nurturant effects) kesemuanya berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan situasional. 2. Mengimplementasikan program pembelajaran dengan kewaspadaan penuh (informed responsiveness) terhadap peluang untuk menjadikan optimasi antara pemanfaatan dampak instruksional dan dampak pengiring pembelajaran yang dibingkai dengan wawasan kependidikan sebagai asas pengendali. Semua ini demi tercapainya tujuan utuh pendidikan. 3. Mengases hasil dan proses pembelajaran yang tercapai baik sebagai dampak langsung maupun dampak pengiring proses pembelajaran dalam konteks tujuan utuh pendidikan. 4. Memanfaatkan hasil asesmen terhadap proses dan hasil pembelajaran untuk perbaikan pengelolaan pembelajaran secara berkelanjutan baik mlalui tindakan remidi maupun pengayaan. |
D. Mari mengamati video pembelajaran!
Amati video pembelajaran video 1. lalu tulislah hasil pengamatan Anda pada tabel di bawah ini!
Aspek Pengamatan | Deskripsi Aktivitas Guru dan Siswa |
Cara guru mengidentifikasi karakteristik dan potensi siswa | 1. Memahami karakteristik perilaku dan kemampuan siswa pada tahap perkembangannya. · Siswa di ajak bernyanyi untuk mengetahui kegiatannya sehari-harinya. · Karena siswa berada pada tahap perkembangan operasional konkrit, guru menggunakan media berupa gambar yang sering dilihat anak (gambar nasi goreng dan gambar rumah) untuk dikaitkan dengan materi pembelajaran. 2. Merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan keragaman karakteristik siswa Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru bervariasi sehingga mampu memfasilitasi siswa dalam belajar sesuai dengan keragaman karakteristik siswa. Kegiatan pembelajarannya sebagai berikut. · Siswa diajak bernyanyi lagu Pergi Belajar untuk mengetahui kegiatan sehari-hari. · Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan pagi hari yang dilakukan oleh siswa untuk dikaiykan dengan materi yang akan dipelajari. · Siswa diminta untuk membuka buku sumber dan melihat gambar yang tersedia kemudian guru membacakan cerita yang terdapat dalam buku tersebut. · Siswa diajak berdiskusi berdasarkan materi yang ada dalam buku. · Siswa diminta untuk bermain peran. · Siswa bermain peran di depan kelas untuk menumbuhkan sikap percaya dirinya. · Guru mengenalkan konsep arah (kanan dan kiri) dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. · Siswa diajak berkeliling lingkungan sekolah untuk mengenalkan konsep arah (kanan dan kiri). · Siswa diajak untuk berkomunikasi dengan temannya, menceritakan tentang perjalanan dari rumah ke sekolah. 3. Memahami bahwa setiap siswa memiliki keunikan dan berbeda satu dengan lainnya Dengan guru menyediakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, guru mampu memfasilitasi keunikan siswa dalambelajar 4. Menciptakan iklim belajar yang kondusif Kegiatan guru dan siswa yang dapat menciptakan iklim belajar yang kondusif adalah sebagai berikut.
5. Membimbing siswa untuk menguasai keterampilan dan kemampuan · Guru melaksanakan pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan dan kemampuan siswa. Guru juga mengembangkan kecerdasan majemuk siswa. · Siswa melakukan diskusi kelompok untuk meningkatkan keterampilan komunikasi, berpikir kritis dan kolaborasi. · Guru meminta siswa untuk melakukan bermain peran untuk meningkatkan sikap percaya dirinya. · Guru menanamkan sikap positif melalui kegiatan berdoa, menghargai dan menyimak ketika temannya sedang berbicara di depan kelas. |
Cara guru mengidentifikasi kesulitan belajar siswa | Memperhatikan siswa selama kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian di akhir pembelajaran dengan menggunakan rubrik. |
Prinsip pembelajaran yang mendidik yang telah terlaksana | 1. Prinsip perhatian dan motivasi Guru melakukan kegiatan bernyanyi di awal pembelajaran untuk mengajak siswa mengetahui kegiatannya sehari-hari. Guru juga memperlihatkan gambar dan mengaitkan kegiatan siswa dengan materi yang akan dipelajari. Sehingga akan timbul perhatian dan motivasi pada siswa. 2. Prinsip keaktifan Guru melakukan tanya jawab, diskusi, bermain peran dan mengamati lingkungan sekolah agar siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Guru sekedar membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan pembelaran. 3. Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung Siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar dengan berdiskusi, tanya jawab, bermain peran dan mengamati sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna. 4. Prinsip tantangan Guru meminta siswa berdiskusi dan bermain peran di depan kelas. Bermain peran merupakan kegiatan pembelajaran yang menantang siswa untuk meningkatkan rasa percaya dirinya dan menumbuhkan kreativitasnya dalam menyusun dialog sendiri. 5. Prinsip balikan dan penguatan Siswa dan guru bersama sama dalam menyimpulkan materi dan merefleksi kegiatan pembelajaran. 6. Prinsip perbedaan individu Guru melaksanakan pembelajran yang bervariasi untuk memfasilitasi keragaman karakteristik dan potensi siswa. |
E. Mari membuat laporan!
Buatlah laporan hasil bacaan, hasil diskusi, dan hasil pengamatan video dengan struktur pokok sebagai berikut:
- Hasil bacaan tentang karakteristik peserta didik SD dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
- Hasil diskusi tentang karakteristik peserta didik SD dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
- Hasil pengamatan video tentang karakteristik peserta didik SD dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
Laporan Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-Prinsip
Pembelajaran yang Mendidik
Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran seyogyanya dapat mengembangkan seluruh potensi, kecakapan, dan karakteristik siswa di antaranya karakteristik fisik, motorik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan spiritual. Guru harus mampu merancang dan menggunakan metode pembelajaran yang memperhatikan karakteristik dan gaya belajar siswa agar materi yang disampaikan mudah dimengerti.
Menurut Aristoteles, perkembangan fisik masa anak sekolah (7-14 tahun) menunjukan ciri gejala pubertas. Siswa SD menunjukkan pertumbuhan berat badan lebih banyak daripada pertumbuhan tinggi badan karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa bagian tubuh. Menurut Santrock (Desmita, 2014), perkembangan motorik siswa SD adalah:
1. Mulai usia 6 tahun koordinasi antara mata sudah berkembang sehingga anak sudah bisa membidik, melempar, dan menangkap.
2. Usia 7 tahun, tangan semakin kuat dan lebih menyukai menggunakan pensil daripada krayon untuk melukis.
3. Usia 8-10 tahun, siswa dapat menggunakan tangan secara bebas, mudah, dan tepat. Koordinasi motorik halus berkembang sehingga siswa dapat menulis dengan baik, ukuran huruf menjadi lebih kecil dan rata.
4. Usia 10-12 tahun, siswa mulai menampilkan gerakan-gerakan kompleks, rumit, dan cepat.
Dengan mempertimbangkan perkembangan fisik motorik siswa usia SD guru diharapkan mampu mengimplementasikannya ke dalam proses pembelajaran, diantaranya guru diharapkan mengumpulkan data dan mengidentifikasi kondisi fisik dan kesehatan siswa sehingga guru dapat memberikan tindak lanjut kepada siswa yang kemampuan motoriknya belum baik dan memberikan perhatian yang khusus kepada siswa yang mengalami gangguan panca indera dan tubuh kurang normal. Misalnya siswa yang memiliki kemampuan penglihatan dan pendengaran yang kurang, maka guru menempatkan siswa tersebut untuk duduk di depan. Guru diharapkan juga dapat melaksanakan pembelajaran yang mampu memfasilitasi perkembangan keterampilan psikomotorik siswa.
Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif siswa SD berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa memiliki kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika meskipun masih terikat dengan objek-objek yang bersifat konkret dan belum mampu memecahkan masalah yang bersifat abstrak. Pada tahap ini, siswa mampu menguasai konservasi kuantitas, materi, panjang. luas, berat, dan volume. Berdasarkan perkembangan kognitif siswa, guru harus mengidentifikasi kemampuan kognitif siswa sehingga mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan perkembangannya guna mengembangkan kemampuan kognitif siswa.
Perkembangan emosi mengambil peranan dalam keberhasilan pembelajaran. Faktor kematangan dan faktor belajar mempengaruhi perkembangan emosi siswa. Karakteristik emosi siswa SD antara lain mudah marah, rewel, rasa takut berlebihan, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang. Selain itu, perkembangan sosial sangat dekat dengan perkembangan emosional. Karakteristik siswa berdasarkan perkembangan sosialnya antara lain rentan terhadap penerimaan sosial, sangat peka dan mudah tersinggung, mulai tumbuhnya sportifitas dan tanggung jawab, ada kecenderungan untuk menilai lebih rendah segala sesuatu yang menjadi milik orang lain, cenderung bergaul dengan siswa yang berjenis kelamin sama, cenderung bersaing dengan kelompok lain, serta ingin mendapatkan perhatian dan pengakuan dari kelompok teman sebayanya.
Guru harus menjadi teladan bagi siswanya dengan menampilkan perilaku yang mencerminkan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial yang tinggi. Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi perkembangan kecerdasan emosional dan sosial. Guru diharapkan merancang pembelajaran dengan memasukan aspek kecerdasan emosi dan keterampilan sosial melalui disiplin, bimbingan, dan pembiasaan yang disertai penguatan, serta pembelajaran berbasis kelompok yang memfasilitasi pengembangan kecerdasan emosi dan keterampilan sosial. Bimbingan juga diperlukan agar siswa mampu mengorganisasikan emosi nya.
Menurut Starbuch dan James, perkembangan spiritual siswa SD masih bersifat reseptif dengan menerima apa saja yang dijelaskan orangtua atau guru kepadanya tetapi disertai pengertian. Pandangan mengenai ke-Tuhan-an diterangkan secara rasional sesuai dengan kemampuan berpikir siswa yaitu dengan cara yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari dan lebih konkret. Pelaksaan kegiatan keagamaaan diterima sebagai keharusan moral. Berdasar pada perkembangan spiritual siswa SD guru harus merancang pembelajaran dengan memasukan aspek moral dan spiritual dalam pembelajaran. Melakukan pembiasaan yang mampu mengembangkan perilaku moral dan spiritual.
Pada umumnya karakteristik siswa yaitu senang bergerak, senang bermain, senang berimajinasi dan berkarya, senang melakukan sesuatu secara langsung, dan senang bekerja dalam kelompok. Oleh karena itu beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran terkait dengan pengembangan potensi siswa adalah:
1. Memahami karakteristik perilaku dan kemampuan siswa pada tahap perkembangannya.
2. Merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan keragaman karakteristik siswa.
3. Memahami bahwa setiap siswa memiliki keunikan dan berbeda satu dengan lainnya.
4. Menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi pertumbuhan pribadi siswa agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
5. Membimbing siswa untuk menguasai berbagai keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugas dan tahap perkembangannya.
6. Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk belajar bergaul, bekerja sama, dan nilai-nilai moral untuk mengembangkan kepribadiannya.
7. Memotivasi siswa agar melakukan apa yang diharapkan pada masa usianya.
Dalam menyusun kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan perkembangan dan karakteristik siswa. Proses pembelajaran harus mampu mengembangkan potensi dan keterampila siswa agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah. Dalam belajar terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi agar pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Implikasi dari prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah:
1. Prinsip perhatian dan motivasi
Guru perlu menggunakan, strategi, model, metode, dan media yang variatif, memilih bahan ajar yang sesuai dengan minat siswa agar mereka tertarik mempelajarinya, memberikan pujian baik secara verbal maupun nonverbal, mengawali pembelajaran dengan menjelaskan tentang manfaat materi yang dipelajari.
2. Prinsip keaktifan
Guru harus menggunakan berbagai macam model dan metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Semakin terlibat aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, maka semakin besar pula perolehan dan pemahamannya terhadap pengetahuan yang sedang dipelajari. 10% pengetahuan dapat diperoleh melalui membaca, 20% pengetahuan diperoleh melalui mendengarkan penjelasan (ceramah), 30% pengetahuan diperoleh melalui menyaksikan gambar, 50% pengetahuan diperoleh melalui melihat tayangan video, atau menyaksikan pertunjukan, demonstrasi, atau melihat sendiri ke lokasi, 70% pengetahuan diperoleh melalui partisipasi dalam diskusi, mengemukakan pendapat dan pikirannya, 90% pengetahuan diperoleh melalui aktivitas seperti melakukan presentasi dramatik, mensimulasikan pengalaman nyata, atau melakukan sesuatu pada kondisi nyata.
3. Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung
Menyediakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran seperti melakukan eksperimen dan bermain peran.
4. Prinsip pengulangan
Guru harus mengidentifikasi materi pembelajaran yang membutuhkan pengulangan, merancang kegiatan pengulangan dengan memberikan soal-soal sejenis.
5. Prinsip tantangan
Guru menyajikan permasalahan yang menantang siswa untuk berpikir kreatif, logis, dan kritis dalam menyelesaikan masalah.
6. Prinsip balikan dan penguatan
Guru harus memperhatikan karakteristik siswa, menyampaikan jawaban yang benar dari soal-soal yang diberikan kepada siswa, memberi catatan-catatan pada hasil kerja siswa baik secara individual maupun kelompok, membagikan hasil kerja siswa yang telah dinilai, memberikan ganjaran bagi siswa yang berhasil menyelesaikan pekerjaan yang baik sebagai penguatan.
7. Prinsip perbedaan individu
Guru harus mengenali karakteristik siswa untuk menentukan pembelajaran yang tepat bagi siswa tersebut, melayani siswa sesuai dengan karakteristiknya, menggunakan teknik yang variatif sehingga diharapkan dapat melayani kebutuhan siswa sesuai karakteristiknya.
Memasuki pendidikan abad 21, teknologi dan informasi tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan masyarakat. Hal tersebut mendorong perubahan terhadap proses pembelajaran juga. Proses pembelajaran di sekolah harus mampu mengembangkan berbagai keterampilan dan kecakapan yang dapat bermanfaat bagi siswa terjun dalam masyarakat. Dalam menghadapi perubahan zaman terdapat 16 kecakapan yang harus dimiliki generasi emas mendatang supaya mampu bersaing dan hidup di lingkungan masyarakat dunia yang dikategorikan kedalam tiga kategori besar yaitu Literasi dasar (foundational literacies) yang terdiri dari literasi bahasa dan sastra, numeril, sains, finansial, TIK, serta budaya dan kewarganegaraan. Kategori kompetensi yang terdiri dari 4C (communication, collaboration, critical thinking and problem solving, dan creativity and innovation) dan terakhir kategori kualitas karakter yang terdiri dari rasa ingin tahu, inisiatif, pantang menyerah, adaptasi, kepemimpinan dan sosial budaya.
Pendidikan akan berhasil apabila adanya kerjasama antara keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam pendidikan karena keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama. Pendidikan keluarga adalah tentang pendidikan kebatinan, pendidikan keluarga menghilangkan sifat individualistis, sehingga kelak mereka tidak sepi di tengah keramaian.
Siswa memiliki perkembangan kognitif yang berda-beda sesuai dengan usianya. Sehingga guru perlu mempertimbangkan perkembangan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Perkembangan kognitif menurut Robi Case, yaitu:
1. Sensorik motorik pada usia 0-1,5 tahun
Pada tahap ini anak sudah mulai berkembang sistem motoriknya. Anak juga sudah mengenali, dan menafsirkan informasi apa yang ia lihat. Pada tahap ini anak sudah mampu melihat benda dan menggenggamnya.
2. Interrelasional pada usia 1,5-5 tahun
Pada tahap ini anak mampu menangkap suatu objek sekitar lingkungan anak melalui indera nya dan diproses untuk dijadikan suatu konsep.
3. Dimensional pada usia 5-11 tahun
Pada tahap ini anak mampu menangkap suatu objek sekitar lingkungan anak melalui indera nya dan diproses untuk dijadikan suatu konsep yang kemudian anak menghubungkan konsep yang satu dengan konsep lainnya sehingga menjadi konsep yang utuh.
4. Vektorial pada usia 11-19 tahun.
Anak anak sudah mulai berpikir abstrak.
Setiap siswa mempunyai waktunya masing-masing untuk berkembang dengan maksimal. Masa peka adalah suatu masa ketika perkembangan anak muncul dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang, dan perkembangan anak mudah sekali di pengaruhi dan dikembangkan. Pada masa peka perkembangan anak harus dilayani dan diberi kesempatan sebaik-baiknya, dan masa dimana perkembangan anak berkembang secara maksimal. Misalnya masa peka untuk berjalan pada anak adalah pada tahun ke 2, masa peka untuk menggambar adalah pada tahun ke 5, dan masa peka untuk ingatan logis adalah tahun ke 12. Sehingga kita dapat memaksimalkan perkembangan anak dengan memberikan rangsangan dan layanan secara optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap video, kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah memperhatikan karakteristik siswa dan sudah berdasarkan pada prinsip pembelajaran yang mendidik. Kegiatan pembelajaran didasarkan pada karakteristik siswa SD dengan mengaitkan kegiatan sehari-hari siswa dengan materi pembelajaran. Guru menyajikan pembelajaran dengan menggunakan metode dan media yang bervariasi sehingga memunculkan antusiasme siswa dalam belajar. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan melakukan diskusi dan bermain peran. Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tersebut diantaranya sebagai berikut.
1. Prinsip perhatian dan motivasi
Guru melakukan kegiatan bernyanyi di awal pembelajaran untuk mengajak siswa mengetahui kegiatannya sehari-hari. Guru juga memperlihatkan gambar dan mengaitkan kegiatan siswa dengan materi yang akan dipelajari. Sehingga akan timbul perhatian dan motivasi pada siswa.
2. Prinsip keaktifan
Guru melakukan tanya jawab, diskusi, bermain peran dan mengamati lingkungan sekolah agar siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Guru sekedar membimbing dan mengarahkan siswa dalam kegiatan pembelaran.
3. Prinsip pengalaman atau keterlibatan secara langsung
Siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan belajar dengan berdiskusi, tanya jawab, bermain peran dan mengamati sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna.
4. Prinsip tantangan
Guru meminta siswa berdiskusi dan bermain peran di depan kelas. Bermain peran merupakan kegiatan pembelajaran yang menantang siswa untuk meningkatkan rasa percaya dirinya dan menumbuhkan kreativitasnya dalam menyusun dialog sendiri.
5. Prinsip balikan dan penguatan
Siswa dan guru bersama sama dalam menyimpulkan materi dan merefleksi kegiatan pembelajaran.
6. Prinsip perbedaan individu
Guru melaksanakan pembelajran yang bervariasi untuk memfasilitasi keragaman karakteristik dan potensi siswa.