Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peluang Bertahan 0,2% Chapter 1

     

   Hari itu terasa sangat melelahkan, rasanya tubuh ini sudah mencapai batas untuk melakukan aktifitas lagi,  mungkin karena memang aku terlalu memaksakan diri,  dan memang aku slalu begitu, melakukan hal yang berlebihan bahkan sangat berlebihan. diusia ku yang saat itu masih berumur 12 tahun aku sudah melakukan banyak hal, sperti menjual koran  di pagi hari sampai tengah hari di setiap sudut persimpangan lampu merah lengkap  dengan seragam khas penjual koran, stlah slesai melakukan pekerjaan di pagi hari, aku pun melanjutkan kegiatan ku dengan ber sekolah di siang hari yang kbetulan saat itu aku masih duduk di bangku kelas 2 di smp swasta di kota ku. bagiku saat itu tujuan sekolah itu hanya lah ajang untuk memperebutkan ijazah saja, mengingat bahwa harapan setiap orang disekitar ku adalah agar supaya dengan ijazah itu bisa digunakan sbagai syarat untuk melamar pekerjaan. karna mind set yg telah ditanam kan padaku tentang hal itu, membuat ku berfikiran bahwa orang seperti ku sudah bisa di prediksi oleh mreka akan menjadi apa. dan aku juga merasa tak akan bisa menjadi apa apa, bahkan untuk memiliki impian. jangan kan untuk bermimpi, tidur saja aku jarang, mengingat bahwa waktu ku dimalam hari ku habiskan dengan bekerja menjadi operator di salah satu warnet dikota ku, dan itu kukerjakan sampai fajar menyingsing, lalu stelah itu aku pulang dan bergegas melakukan aktifitas lainnya tanpa peduli apakah tubuh ini ingin istirahat atau engga seakan ada yang membisikan pada ku bahwa sangat egois terhadap diriku sendiri. yah aku mengakui bahwa yang kulakukan adalah tidak baik. tapi aku juga tidak menyalahkan tindakan ku sendiri, karena smua yang kulakukan karena keadaanku saat itu yang memaksakan ku harus melakukannya. aku juga tidak suka capek" melakukan hal yang tidak mengenakkan seperti itu. aku juga sangat ingin bermain dan menghabiskan waktu untuk bersenang" seperti anak anak seumuran ku. aku juga ingin mempunyai impian dimasa depan. tapi itu bukanlah hal yang bisa aku dapat kan di usia ku saat itu, karena bahwa aku sudah hidup sendiri di tanpa ada seorang pun yang menemani hari hariku. mengingat bahwa kedua orang tuaku telah bercerai beberapa tahun lalu, dan mereka smua pergi meninggal kan ku, dan juga mreka berdua tak ada yang mau merawatku. dan malah aku hanya dititipkan kepada nenek ku di kota yang saat ini aku tinggal. nenek ku bukanlah orang yang senang, kami tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil berukuran 3 x 3 dan kebetulan letaknya berada di pinggiran sungai sehingga ketika air sungai. nenek ku adalah orang yang hebat, karna di hari tuanya  hari hari nya dihabiskannya untuk bekerja merawatku, aku bahkan di skolahkan olehnya, yang mana aku merasa disaat orang tuaku tak peduli terhadapku,  aku masih memiliki seorang nenek yang sangat menyayangiku. namun hal itu tidaklah lama, saat itu pada awal tahun 2012, nenekku pergi meninggalkan ku untuk selama lamanya. Bersambung