Menikmati Keperawanan Payakumbuh
Awal bulan pahala sebentar lagi akan bertalu-talu, semua menyambut dengan gembira..bahkan sebagian umat lain juga menyambutnya. Setelah itu akan ada hari kemenangan, hari dimana kaum muslimin memenangkan pertandingan selama kurang lebih satu bulan. Menahan lapar, menjaga gawang dari kebobolan dahaga, amarah, mengatur hati untuk kehidupan rohani yang lebih baik.
Momen kemenangan ini menjadi ajang bersilahturahmi ke sanak sodara, handai taulan. Nah kebanyakan dari kita pulang ke kampung bertemu orang tua, teman sepermainan kala masih kecil atau kadang ada yang stalking-stalking mantan...hehehe..
Lumayan juga pembukaan dengan judul Menikmati Keperawanan Payakumbuh, Ya Payakumbuh, Payakumbuh ialah tempat orisinil saya dilahirkan. Sekitar 30 tahun yang kemudian saya dilahirkan di kota ini. Sampai dikala sesudah sekian lama. Saya jadinya pulang ke Payakumbuh dan saya dapat menyampaikan kota payakumbuh masih "seret" "keset" dengan kata lain perawannya masih terasa.
Hari Pertama tiba di kota ini hingga dirumah orang renta di kawasan Kel. Padang Tinggi Koto nan IV Payakumbuh Barat. Sama memang dengan kawasan kebanyakan di Payakumbuh, disini dominan penduduk mengelola hasil bumi, ada juga yang merantau ke negeri lain namun melihat perkembangan ekonomi di kota ini tampaknya banyak masyarakat di kel Padang Tinggi lebih menentukan mengelola hasil bumi dan dikirim ke kota Padang atau ke Pekan Baru, Juga kini kota ini menjadi sentra masakan di malam hari sehingga ada sebagian masyarakat yang berjualan masakan di sentra kota Payakumbuh. Berbeda jauh dikala 1 dekade silam ketika saya pulang. Bisa dikatakan masyarakat di Padang Tinggi ini tingkat ekonomi sudah meningkat. Bahkan dikala berkumpul dengan keluarga besar saya merasa minder alasannya ialah mereka terlihat lebih mapan dibanding saya yang merantau ke Pulau Jawa.
Saat sore menjelang saya menyempatkan membersihkan sangkar ternak sapi, lokasinya tak jauh dari rumah. rasanya luar biasa perawan, kotorannya muantaap bro, kalo ga percaya nih penampakannya
membersihkan kotoran sapi |
Ini pengalaman luar biasa, luar biasa....aromanya
Tak cukup disitu saja, saya juga memberi makan sapi sesudah sangkar dibersihkan, mencabut rumput, kebetulan ini rumput yang besar-besar dan tinggi, rumput gajah kali namanya.
mengangkut rumput |
Kelihatan saya sedang mengangkut rumput gajah untuk masakan sapi. Sapi sapi yang saya kasih makan ini ialah milik orang tua, sapinya ada dua berjenis limosin. kereen kan kayak merek kendaraan beroda empat diluar negeri.
Sapi jenis ini konon katanya kalo ga salah denger berasal dari Perancis eh bukan berasal ding maksudnya dikembangkan pertama kali di Perancis, ciri-cirinya mempunyai ukuran badan yang besar dan panjang, dengan bulu yang berwarna coklat tua, warna sekeliling mata dan bab lutut ke bawah berwarna sedikit terang, serta pada sapi limosin jantan mempunyai tanduk yang tumbuh ke luar yang sedikit melengkung.
Nah demikian sekelumit soal sapi ini, Keesokannya saya coba merangkai perjalanan dikala berada di kota ini, tapi alasannya ialah kebanyakan rangkaian saya jadinya ya dirumah saja hehehe... Bangun agak siang saya coba pergi ke kebun dimana dulu ialah tempat nenek bercocok tanam, banyak sejarah yang terjadi dikebun kami menyebutnya Tanjuang Rondah. Lokasinya tak jauh dari rumah sekitar 3 kiloan yaah deketlah..
Sengaja poto ini berlatar rumah yang sudah tua, iya rumah ini ialah peninggalan nenek, Rumah ini kadang menjadi tempat tinggal nenek untuk esoknya bersawah atau bercocok tanam di ladang.
Selepas bernostalgia di Tanjuang Rondah saya kembali kerumah, dan dirumah bertemu abang saya mengajak untuk tiba kerumahnya, Lokasi rumah abang di Taram Kab 50 Kota, tepatnya di kota Taram, ini penampakannya
Dibawah bukit bulek Taram abang saya tinggal, dari photonya sudah keliatan ini sangat asik kan, bayangkan udara segar selalu ada disini, hanya saja dikala berada disana sedang demam isu panas jadi bak tampak kering. Tapi itu tidak mengurangi gregetnya alasannya ialah keperawanan masih terjaga.
Perjalanan di kota taram tidak hanya hingga disitu, pesonanya tak hanya melulu soal bukit-bukit yang bercadas. kota ini menyimpan objek wisata lain, selanjut abang mengajak kami ke palo bonda yang jaraknya sekitar 1,5 kilo dari kediaman kakak. Karena demam isu kemarau, abang mengajak saya untuk survei lokasi dulu dengan sepeda motornya. Bremmmm...breeem....breem.....sampailah saya dilokasi palo bonda, taram.
Sayangnya saya ga bawa hape ketika hingga di palo bonda ini, kondisi ketika itu agak kering, tapi hening saya cari photo terbaru dari grup whatsapp keluarga, so check it out bro...
(Bersambung)
Tanjuang Rondah, Subarang Betung, Payakumbuh |
Sengaja poto ini berlatar rumah yang sudah tua, iya rumah ini ialah peninggalan nenek, Rumah ini kadang menjadi tempat tinggal nenek untuk esoknya bersawah atau bercocok tanam di ladang.
di take panorama mode |
Selepas bernostalgia di Tanjuang Rondah saya kembali kerumah, dan dirumah bertemu abang saya mengajak untuk tiba kerumahnya, Lokasi rumah abang di Taram Kab 50 Kota, tepatnya di kota Taram, ini penampakannya
pasca wed photo |
Sayangnya saya ga bawa hape ketika hingga di palo bonda ini, kondisi ketika itu agak kering, tapi hening saya cari photo terbaru dari grup whatsapp keluarga, so check it out bro...
(Bersambung)