Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SUDUT PANDANG PENGARANG (POINT OF VIEW): RINGKASAN MATERI, SOAL, DAN PEMBAHASAN



31. Bacalah kutipan cerpen berikut!

Bagi Dasuki, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah dirasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, dia bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika Dasuki menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang dia sangat bersyukur dengan penghasilannya.

Pengubahan kutipan cerita tersebut menjadi sudut pandang orang pertama yang tepat adalah …

A. Bagi kami, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kami rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, kami bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika kami menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang kami sangat bersyukur dengan penghasilannya.

B. Bagi dia, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah dia rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, dia bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangnya. Dulu, ketika dia menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang dia sangat bersyukur dengan penghasilannya.

C. Bagiku, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kurasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, aku bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anakku semata wayang. Dulu, ketika aku menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang aku sangat bersyukur dengan penghasilanku.

D. Bagiku, menjadi penjual kue apem dengan penghasilan 40 ribu sehari sudah kamir rasakan lebih dari cukup. Dengan penghasilan itu, kami bisa makan dan menabung buat biaya sekolah Putri, anak semata wayangku. Dulu, ketika kami menjadi penarik becak, untuk mengumpulkan 30 ribu sehari saja sangat sulit karena sekarang banyak ojek online di kota ini. Sekarang kami sangat bersyukur dengan penghasilan kami.

Kunci Jawab: C

Sudut pandang orang ketiga menggunakan kata ganti dia, ia, mereka, nama orang, atau kata ganti orang ketiga lainnya. Sudut pandang orang pertama menggunakan kata ganti saya atau aku atau yang sejenisnya.

Ringkasan Materi

Sudut Pandang (point of view)

Sudut pandang atau point of view adalah cara dan atau pandang yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams, dalam Burhan Nurgiantoro, 1995: 248). Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi, memang milik pengarang, pandangan hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kaca mata tokoh cerita (Burhan Nurgiantoro, 1995: 248).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, pada hakikatnya pembagian jenis point of view mempunyai kesamaan yakni: (1) pengarang sebagai aku (gaya akuan), dalam hal ini ia dapat bertindak sebagai omnicient (serba tahu) dan dapat juga sebagai limited (terbatas), (2) pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan), dalam hal ini ia dapat bertindak sebagai omniscient (serba tahu) dan dapat juga dapat bertindak limited (terbatas), (3) point of view gabungan, artinya pengarang menggunakan gabungan dari gaya bercerita pertama dan kedua.

Contoh

1. Tak lama kemudian Wak Katok menyusul aku, dan kami berangkat ke tempat persembunyian. Aku tak pernah menanyakan kepada Wak Katok apa yang terjadi dengan Sarip. Aku tahu apa yang terjadi. Wak Katok kembali ke pondok dan membunuh Sarip dan melempar Sarip ke sumur. Ini aku ketahui kemudian setelah pemberontakan dikalahkan oleh Belanda. Tetapi, aku tak pernah membicarakannya dengan Wak Katok. Sejak hari itu hingga saat ini, barulah kini aku menceritakan hal ini.  (Harimau-Harimau, Muchtar Lubis)

Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan novel tersebut adalah .... orang pertama sebagai pengamat

Karena Si aku hanya sebagai pengamat bukan mengisahkan dirinya, tetapi menceritakan apa yang dilakukan Wak Katok terhadap Sarip dan peristiwa itu diketahui oleh si           aku karena dia bersama Wak Katok pada saat kejadian.

2. Pak Balam menutup matanya kembali, dan dia terbaring demikian, letih telah berbicara begitu banyak. Mereka duduk mengelilinginya dengan pikiran masing-masing. Cerita Pak Balam menimbulkan kesan yang dahsyat sekali dalam hati mereka. Mereka ingin dapat selamat sampai ke kampung, meninggalkan hutan dengan harimau maut

jauh-jauh di belakang. Akan tetapi, mengakui dosa-dosa di depan kawan semua. (Harimau-Harimau, Muchtar Lubis)

Sudut pandang dalam kutipan tersebut adalah orang III serba tahu karena melaporkan semua tindak tanduk tokoh, yaitu Pak Balam dan mereka.

Sumber

Wibowo, Hari. dkk. 2017. Teori dan Genre Sastra Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bahasa