Hasil Belajar Anak: Nilai Raport Atau Ranking Bukanlah Hal Yang Utama
Hasil Belajar Anak, Nilai Raport Atau Ranking Bukanlah Hal Yang Utama. Media sosial sedang ramai dengan aksi photo rapot anak dan share ke media sosial. Secara umum yang diphoto dan dipublikasikan ke media sosial adalah nilai anak yang sudah bagus atau sangat bagus, paling tidak minimal kategori baik, jadi ada kepercayaan diri yang lebih untuk mempublikasikannya.
Bagi sebagian orang tua nilai raport yang baik adalah sebuah prestasi sehingga mereka ingin menyampaikan kabar baik kepada Anda bahwa anaknya atau dia mempunyai prestasi.
ask: Apakah salah yang dilakukan oleh orang tua siswa tersebut?
ans: Tidak, selama orang tua tersebut mengerti tentang 'eksistensi nilai raport' tersebut.
ask: Apa maksudnya dengan 'eksistensi nilai raport'?
ans: Penjelasan sederhana tentang 'eksistensi nilai raport' itu kurang lebih seperti ini;
Kekuatan nilai raport itu tidak berlaku di sekolah lain, artinya kemampuan anak yang nilai matematika 80 pada sekolah XYZ belum tentu lebih baik kemampuan bermatematiknya dari anak yang nilai 75 pada sekolah ABC. Ini terjadi karena pemberi nilai dalam hal ini guru juga mempunyai kemampuan yang berbeda-beda antara sekolah ABC dengan sekolah XYZ.
Jadi ketika anak-anak kita dapat nilai matematika 98 [*sudah kategori sangat baik], ini belum menunjukkan kualitas atau kemampuan yang sebenarnya bahwa kemampuan anak dalam bermatematika sudah sangat baik.
ask: Jika bukan nilai raport yang dibanggakan orang tua, jadi apa?
ans: Kita tekankan kembali, Nilai raport itu bukanlah yang paling utama untuk dibanggakan,..
yang kita banggakan itu adalah bagaimana proses nilai itu diperoleh oleh anak kita. Misalnya kalau besok sepulang sekolah anak kita mampu berkata: "tadi sewaktu di sekolah bapak guru matematika menyampaikan materinya terlalu cepat sehingga aku kurang mengerti, jadi malam ini aku harus coba mempelajarinya kembali"
Jadi hal yang utama yang kita banggakan adalah proses bagaimana nilai itu diperoleh. Proses itulah yang kita nikmati setiap hari, bagaimana anak kita mengerjakan PR tanpa harus kita perintah, bagaimana semangat anak kita pergi sekolah, bagaimana anak kita bercerita tentang teman sekelasnya, gurunya atau sekolahnya, bagaimana anak kita bisa bertanya tentang hal-hal baru, dan sebagainya yang tidak dapat kita tuliskan disini.
Pesan terakhir dari Albert Einstein yang juga sangat fokus pada nilai-nilai yang harus dimiliki setiap orang. Katanya, "tidak usah menjadi orang sukses tapi jadilah orang yang bernilai". Pesan sederhana ini mengajak kita agar kita tidak terlalu fokus kepada nilai yang kita miliki tetapi bagaimana kta bisa bernilai untuk orang-orang disekitar kita.
Video pilihan khusus untuk Anda 😊 Bagaimana perkalian dikerjakan dengan Cara Piral (Pintar Bernalar);
Sumber https://defantri.blogspot.com/
Bagi sebagian orang tua nilai raport yang baik adalah sebuah prestasi sehingga mereka ingin menyampaikan kabar baik kepada Anda bahwa anaknya atau dia mempunyai prestasi.
ask: Apakah salah yang dilakukan oleh orang tua siswa tersebut?
ans: Tidak, selama orang tua tersebut mengerti tentang 'eksistensi nilai raport' tersebut.
ask: Apa maksudnya dengan 'eksistensi nilai raport'?
ans: Penjelasan sederhana tentang 'eksistensi nilai raport' itu kurang lebih seperti ini;
Kekuatan nilai raport itu tidak berlaku di sekolah lain, artinya kemampuan anak yang nilai matematika 80 pada sekolah XYZ belum tentu lebih baik kemampuan bermatematiknya dari anak yang nilai 75 pada sekolah ABC. Ini terjadi karena pemberi nilai dalam hal ini guru juga mempunyai kemampuan yang berbeda-beda antara sekolah ABC dengan sekolah XYZ.
Jadi ketika anak-anak kita dapat nilai matematika 98 [*sudah kategori sangat baik], ini belum menunjukkan kualitas atau kemampuan yang sebenarnya bahwa kemampuan anak dalam bermatematika sudah sangat baik.
ask: Jika bukan nilai raport yang dibanggakan orang tua, jadi apa?
ans: Kita tekankan kembali, Nilai raport itu bukanlah yang paling utama untuk dibanggakan,..
yang kita banggakan itu adalah bagaimana proses nilai itu diperoleh oleh anak kita. Misalnya kalau besok sepulang sekolah anak kita mampu berkata: "tadi sewaktu di sekolah bapak guru matematika menyampaikan materinya terlalu cepat sehingga aku kurang mengerti, jadi malam ini aku harus coba mempelajarinya kembali"
Jadi hal yang utama yang kita banggakan adalah proses bagaimana nilai itu diperoleh. Proses itulah yang kita nikmati setiap hari, bagaimana anak kita mengerjakan PR tanpa harus kita perintah, bagaimana semangat anak kita pergi sekolah, bagaimana anak kita bercerita tentang teman sekelasnya, gurunya atau sekolahnya, bagaimana anak kita bisa bertanya tentang hal-hal baru, dan sebagainya yang tidak dapat kita tuliskan disini.
Pesan terakhir dari Albert Einstein yang juga sangat fokus pada nilai-nilai yang harus dimiliki setiap orang. Katanya, "tidak usah menjadi orang sukses tapi jadilah orang yang bernilai". Pesan sederhana ini mengajak kita agar kita tidak terlalu fokus kepada nilai yang kita miliki tetapi bagaimana kta bisa bernilai untuk orang-orang disekitar kita.
Video pilihan khusus untuk Anda 😊 Bagaimana perkalian dikerjakan dengan Cara Piral (Pintar Bernalar);