PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK / DOWNLOAD MAKALAH
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi
Dosen Pengampu: Annisatul Mufarokah, S. Ag. M. Pd
Disusun oleh:
Kelompok VI
1. Ismatul Khoiriyah (1725143132)
2. Laila Dwi Safitri (1725143147)
3. Mala Khurotul Ula (1725143167)
4. Nia Mariya Ulfa (1725143202)
5. Nita Novitasari (1725143214)
Kelas: 1I-B
Semester II
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
JUNI 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak” dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi bagi para pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Sholawat dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag selaku rektor IAIN Tulungagung yang telah memberi izin kepada penyusun untuk mengumpulkan data sebagai penyusun makalah ini.
2. Annisatul Mufarokah, S. Ag. M. Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan pengarahan dan koreksi sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
3. Teman-teman semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusun makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penyusun miliki. Olehkarena itu, penyusun mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Tulungagung, 1 Juni 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover....................................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan Masalah............................................................ 1
D. Batasan Masalah............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pola Asuh Orang Tua..................................................... 3
B. Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua............................................. 4
C. Faktor Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak.................................. 7
D. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Pendidikan Anak........... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini terdapat berbagai dampak pada masyarakat, baik yang positif maupun yang negatif. Dampak negatif era globalisasi ini lebih cepat diadopsi oleh anak-anak sehingga mereka sangat rentan terhadap pengaruh negatif globalisasi tersebut.
Sebagai orang tua tentu berharap mereka dapat menyaring informasi apa yang berguna yang patut dicontoh dan apa yang dapat merugikan yang harus dijauhinya. Kepandaian anak dan remaja dalam menyiasati hal tersebut tentu tidak lepas dan peran orang tua dalam memberikan pola asuh dan pendidikan yang tepat bagi anak- anaknya.
Anak merupakan masa depan keluarga bahkan bangsa oleh sebab itu perlu dipersiapkan agar kelak menjadi manusia yang berkualitas, sehat, bermoral dan berguna bagi dirinya, keluarga dan bangsanya. Seharusnya perlu dipersiapkan sejak dini agar mereka mendapatkan pola asuh yang benar saat mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pola asuh yang baik menjadikan anak berkepribadian kuat, tak mudah putus asa, dan tangguh menghadapi tekanan hidup. Maka dari itu kami akan menyusun makalah yang berjudul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Pendidikan Anak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana definisi pola asuh orang tua ?
2. Apakah macam-macam pola asuh orang tua ?
3. Bagaimana faktor pola asuh orang tua terhadap anak ?
4. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap pendidikan anak ?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang diperoleh, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan definisi pola asuh orang tua.
2. Menjelaskan macam-macam pola asuh orang tua.
3. Menjelaskan faktor pola asuh orang tua terhadap anak.
4. Menjelaskan pengaruh pola asuh orang tua terhadap pendidikan anak.
D. Batasan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah, rumusan masalah serta tujuan, maka perlu adanya pembatasan masalah untuk membantu dan mengarahkan penulis pada masalah sebenarnya, dan mengingat masalah yang kompleks, keterbatasan waktu, pengetahuan, tenaga, dan dana, untuk menghindari meluasnya masalah dalam makalah ini, maka permasalahan yang dikaji dibatasi oleh Bagaimana faktor pola asuh orang tua terhadap
Pendidikan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu “pola” dan “asuh”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “pola” berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap”.[1] Sedangkan kata “asuh” dapat berarti menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu; melatih dan sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga”.[2]
Menurut Abu Ahmadi – Munawar Sholeh, bahwa “Children learn what they live”, yakni anak-anak belajar dari apa yang mereka alami dan hayati, maka hendaknya orangtua menjadi kepribadian yang hidup atas nilai-nilai yang tinggi.[3] Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya.[4]
Pola Asuh menurut agama adalah cara memperlakukan anak sesuai dengan ajaran agama berarti memahami anak dari berbagai aspek, dan memahami anak dengan memberikan pola asuh yang baik, menjaga anak dan harta anak yatim, menerima, mamberi perlindungan, pemeliharaan, perawatan dan kasih sayang sebaik – baiknya. Sebagaimana Al Qur’an Surat Al Baqarah, yang berbunyi:
Îû $u÷R9$# ÍotÅzFy$#ur 3 y7tRqè=t«ó¡our Ç`tã 4yJ»tGuø9$# ( ö@è% Óyxô¹Î) öNçl°; ×öyz ( bÎ)ur öNèdqäÜÏ9$séB öNä3çRºuq÷zÎ*sù 4 ª!$#ur ãNn=÷èt yÅ¡øÿßJø9$# z`ÏB ËxÎ=óÁßJø9$# 4 öqs9ur uä!$x© ª!$# öNä3tFuZôãV{ 4 ¨bÎ) ©!$# îÍtã ÒOÅ3ym ÇËËÉÈ
220. tentang dunia dan akhirat. dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah saudaramu; dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang Mengadakan perbaikan. dan Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Al-Qur’an S. Al baqarah:220)
Jadi pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.
B. Macam-Macam Pola Asuh Orang Tua
Secara individual, orang tua memiliki hubungan yang khas dengan anak namun para peneliti telah mengidentifikasikan 3 macam pola asuh yang umum.
Chabib Thoha mengemukakan ada tiga pola asuh orang tua yaitu: demokratis, otoriter, dan permissive.[5]
1. Demokratis
Pola asuh demokratis ditandai dengan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Orang tua sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak didengar pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol internalnya sehingga sedikit demi sedikit berlatih untuk bertanggung jawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya.[6]
Jadi dapat disimpulkan, bahwa pola asuh demokratis adalah pola pendidikan, dimana anak diberi kebebasan dan kesempatan luas dalam mendiskusikan segala permasalahannya dengan orang tua, dan orang tua mendengarkan, memberi tanggapan, pandangan serta menghargai pendapat anak, keputusan dari orang tua selalu dipertimbangkan dengan anak-anaknya. Namun orang tua tetap menentukan dalam segala pengambilaln keputusan.
2. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama dirinya sendiri dibatasi. Anak jarang diajak berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan orang tua. Orang tua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu dipertimbangkan dengan anak.[7]
Dengan kata lain orang tua menerapkan pola asuh otoriter membatasi anak, berorientasi pada hukuman (fisik maupun verbal) mendesak anak untuk bertanya mengapa ia harus melakukan hal-hal tersebut mekispun sesungguhnya tidak ingin melakukan sesuatu kegiatan yang diperintah oleh orang tuanya, ia harus tetap melakukan kegiatan tersebut disisi lain ia tidak ingin melakukannya. Disisi lain orang tua melarang anaknya melakukan sesuatu kegiatan meskipun kegiatan tersebut mungkin sangat disenangi atau diinginkan oleh sang anak, maka anak harus tetap rela untuk tidak melakukannya.
Ciri-ciri pola asuh otoriter sebagai berikut :
a. Sikap “Aceptance” rendah namun kontrolnya tinggi
b. Suka menghukum secara fisik
c. bersikap mengomando (mengharuskan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi).
d. Bersikap kaku (keras)
e. Cenderung emosional dan bersikap menolak
f. Harus mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah[8]
3. Pola Asuh Permissive
Pola asuh permissive ditandai dengan orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa (muda), ia diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya, semua yang telah dilakukan anak adalah benar dan tidak perlu mendapatkan teguran, arahan (bimbingan).[9]
Syamsu Yusuf mengemukakan bahwa pola asuh permissive memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Sikap “Acceptance” nya tinggi namun kontrolnya rendah.
b. Memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan/ keinginannya
c. Anak diperbolehkan melakukan sesuatu yang dianggap benar oleh anak.
d. Hukuman tidak diberikan karena tidak ada aturan yang mengikat
e. Kurang membimbing.
f.Anak lebih berperan dari pada orang tua
g. kurang tegas dan kurang komunikasi.
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pola asuh permissivemerupakan pola asuh yang memperlakukan anak secara bebas untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya dan tanpa dituntut oleh kewajiban dan tanggung jawab.
Dari uraian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa ada tiga bentuk pola asuh yaitu pola asuh otoriter dan pola asuh permissive. Dan ternyata pola asuh demokratis dinilai paling baik buat pendidikan anak dibandingkan dengan pola asuh yang lain. Hal ini disebabkan pola asuh demokratis dapat membentuk anak yang baik, memiliki hubungan sosial yang baik, cenderung mempengaruhi anak menjadi dewasa dalam bersikap serta membentuk akhlak anak.
Dalam penulisan ini penulis menggunakan tiga macam pola asuh sebagaimana yang dikemukakan oleh (Chabib Thoha, 1996) yakni pola asuh demokratis, pola asuh otoriter dan pola asuh permissive. Pemilihan ketiga jenis pola asuh ini secara umum diterapkan oleh orang tua dalam mendidik dan mengasuh anaknya baik secara terpisah maupun secara bersama-sama, ada orang tua yang melaksanakan pola asuh demokratis tetapi kadang juga menerapkan pola asuh otoriter dan pola asuh permisive. Bahkan sangat sulit menemukanorang tua yang melaksanakan satu pola asuh murni tetapi orang tua cenderung menggabungkan ketiga pola asuh tersebut.
C. Faktor Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
Peranan orang tua bagi pendidikan anak ialah memberi dasar pendidikan, sikap , dan ketrampilan dasar , seperti pendidikan agama, budi pekerti , sopan santun , estetika,kasih sayang dan rasa aman dasar – dasar untuk mematuhi peraturan –peraturan untuk menanamkan kebiasaan – kebiasaan. Selain itu, peranan keluarga adalah mengajarkan nilai – nilai dan tingkah laku yang sesuai dengan yang diajarkan di sekolah.
Bila orangtua berperan dalam pendidikan , maka anak akan menunjukkan peningkatan prestasi belajar , diikuti perbaikan sikap , stabilitas sosio – emosional , kedisiplinan , serta aspirasi anak untuk belajar sampai di perguruan tinggi bahkan setelah bekerja dan berkeluarga.[10]
Beberapa pola asuh dari orangtua atau pendidik yang dapat mempengaruhi pendidikan anak antara lain :
a. Lingkungan fisik
b. Lingkungan sosial
c. Pendidikan internal dan eksternal
d. Dialog
e. Suasana psikologis
f. Sosio budaya
g. Perilaku orangtua / pendidik
h. Kontrol
i. Menentukan nilai moral[11]
Sembilan pola asuh orang tua / pendidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan diri sekaligus kreativitas anak. Dalam hal ini , pola asuh yang diberikan orang tua / pendidik terhadap anak adalah pola mengasuh dan pola mendidik yang penuh pengertian. Dan yang mempengaruhi pola asuh yang diberikan orang tua / pendidik adalah lingkungan sosial internal dan eksternal .
D. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak
1. Pengaruh Pola Asuh Demokratis
Menurut Yulia Singgih dan Syamsu Yusuf antara lain :
a. Kebebasan anak tidak mutlak
b. Menghargai dengan penuh pengertian
c. Keterangan yang rasional terhadap yang boleh dan tidak boleh dilakukan
d. Bersikap responsif terhadap kebutuhan anak
e. Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan selalu menggunakan cara musyawarah dan kesepakatan
f.Hubungan antar keluarga sangat harmonis dan akrab.
g. Orang tua selalu memberikan kesempatan kepada anak untuk berkreatifitas[12]
Dan kondisi pola asuh demikian menyebabkan anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bersikap bersahabat
b. Memiliki percaya diri
c. Mampu mengendalikan (self control)
d. Sikap sopan
e. Mau bekerjasama
f. Memiliki rasa ingin tahunya tinggi
g. Mempunyai tujuan atau arah yang jelas
h. Berorientasi terhadap prestasi
i. Berani berpendapat[13]
Dari apa yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh demokratis itu ditandai oleh adanya dorongan dari orang tua untuk anaknya memberi pengertian, dan diskusi. Biasanya menempatkan anak pada posisi yang sama pada mereka, anak diberikan kesempatan untuk memberikan saran atau usul-usul yang berhubungan dengan masalah anak dengan demikian akan tumbuh rasa tanggung jawab pada anak dan akan memupuk kepercayaan diri anak.
Oleh karena itu, dengan pola asuh demokrasi ini dapat mempengaruhi pendidikan anak. Proses belajar anak menjadi terkontrol dengan dorongan dan didikan orang tua sehingga menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru.
2. Pengaruh Pola Asuh Otoriter
Akibat dari pola asuh yang otoriter anak akan cenderung memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mudah tersinggung
b. Penakut
c. Pemurung tidak bahagia
d. Mudah terpengaruh dan mudah stres
e. Tidak mempunyai arah masa depan yang jelas
f. Tidak bersahabat
g. Gagap (stuttering)serta rendah diri[14]
Dari apa yang diuraikan diatas dapat penulis simpulkan bahwa dengan cara otoriter ditambah dengan sikap keras, menghukum, mengancam anak menjadikan anak patuh dihadapan orang tua, tetapi dibelakangnya ia memperlihatkan reaksi-reaksi, misalnya menentang atau melawan, bisa ditampilkan dalam bentuk tingkah laku yang melanggar norma-norma dan menimbulkan persoalan dan kesulitan baik pada dirinya, lingkungan rumah, sekolah maupun pergaulannya.
Hal ini mengakibatkan proses belajar anak terganggu, karena kondisi psikologis yang tertekan menjadikan anak tidak fokus belajar dan sulit menerima pelajaran.
3. Pengaruh Pola Asuh Permissive
Kondisi permissive ini cenderung mengakibatkan anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bersikap impulsif dan ogresif
b. Suka bersikap memberontak
c. Kurang memiliki rasa percaya diri
d. Suka mendominasi
e. Tidak jelas arahnya
f. Prestasinya rendah[15]
Dari apa yang diuraikan diatas dapat penulis simpulkan bahwa dengan cara permissive, pendidikan anak sangat terganggu. Hal ini dikarenakan bahwa anak tidak terkontrol dalam proses belajar sehingga prestasinya rendah dan tidak mempunyai pendirian terhadap pendidikan yang jelas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.
2. Macam-macam pola asuh anak, antara lain: pola asuh demokratis, otoriter dan permissive.
3. Faktor pola asuh orang tua yang mempengaruhi pendidikan anak, antara lain: lingkungan fisik, lingkungan sosial, pendidikan internal dan eksternal, dialog, suasana psikologis, sosio budaya, perilaku orangtua pendidik, kontrol serta menentukan nilai moral.
4. Pola asuh anak terhadap pendidikan anak sangat berpengaruh, karena pengawasan dan didikan orang tua sangat diperlukan oleh proses belajar anak.
B. Saran
1. Hendaknya orang tua lebih bijaksana kepada anak serta mampu memberikan contoh teladan yang baik kepada anaknya.
2. Hendaknya orang tua lebih memahami nilai-nilai dan norma-norma kehidupan dan mengajarkan hal tersebut dengan sosialisasi yang baik kepada anaknya.
3. Pilihlah pola asuh anak yang baik agar anak yang diasuh dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang berkarakteristik baik. Karena orang tua adalah tempat curahan hati seorang anak, maka jadilah orang tua yang mampu dijadikan sandaran yang baik bagi anak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi-Munawar Sholeh, Abu. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Reneka Cipta.
Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamid, Dedi. 2003. UU no. 20 th 2003 Sisdiknas. Jakmarta: Durat bahagia-Asokadinata.
Bahasa Depdiknas, Pusat. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
M. Noor, Rohinah. 2009. Orang Tua Bijaksana Anak Bahagia. Jogjakarta: Kata Hati.
Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya.
[1] Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007) hlm. 884
[2] Ibid..., hlm. 73
[3] Abu Ahmadi-Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Reneka Cipta, 2005) hlm. 135
[4] Dedi Hamid, UU no. 20 th 2003 Sisdiknas, (Jakarta : Durat bahagia-Asokadinata)
[5] Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam,(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996),
Hlm.111
[6] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : Remaja Rosda Karya: 2000), hlm 111
[7] Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam,... hlm.111
[8] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,... hlm. 51
[9] Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam,... hlm.112
[10] Rohinah M. Noor, Orang Tua Bijaksana Anak Bahagia. (Jogjakarta: Kata Hati, 2009) hlm. 20
[12] Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,... hlm. 52
[13] Ibid,... hlm. 53
[15] Ibid,... hlm. 52
DOWNLOAD COVER DISINI
DOWNLOAD PEMBAHASAN DISINI
DOWNLOAD PPT DISINI