Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius

Kekurangan prajurit dan bahaya setengah juta orang barbar dari utara menciptakan Senat menentukan Marius sebagai Konsul. permusuhan diantara mereka dikesampingkan demi kepentingan negara. apabila sebelumnya Marius selalu mengalami diskriminasi sebagai minoritas dan bukan orang orisinil Romawi, kini ia mendapatkan pertolongan penuh dari pemerintahan. Marius segera melaksanakan sebuah reformasi yang konsepnya sudah dimatangkan dalam perang Jugurtha.
Kekurangan prajurit dan bahaya setengah juta orang barbar dari utara menciptakan Senat memili Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius
Marius di atas kereta kuda disambut dengan meriah, Jugurtha yang dikalahkan berjalan di depannya

Sebelumnya di padang Afrika Utara satu-satunya cara bagi Romawi untuk mengejar lawan mereka ialah dengan bertempur mengikuti cara orang Numidia. ia tinggalkan rombongan kereta logistik yang lamban dan memaksa pasukannya untuk bergerak berhari-hari hanya dengan bekal air dan roti yang bisa mereka bawa. gaya hidup nomaden menciptakan pasukannya bisa bergerak selincah Jugurtha dan karenanya bisa menjebak pasukan lawan berkali-kali.

Pelajaran pada perang terdahulu menciptakan Marius yakin untuk tidak mengandalkan kereta logistik yang menciptakan pergerakan pasukannya lamban. sebagai gantinya ia menciptakan pasukannya membawa semua hal yang mereka butuhkan sendiri di badan masing-masing prajurit. penggunaan binatang beban berkurang drastis dan legiuner dibiasakan membawa tas besar yang berisi bekal makanan, air minum, alat masak, selimut, peralatan tenda, baju ganti dan tombak ekstra.

Hal ini menciptakan pasukannya dijuluki sebagai Keledai Marius alasannya ialah sebelumnya urusan membawa beban ialah pekerjaan keledai. tetapi Marius tidak bergeming bahkan ketika prajuritnya mengeluh. ia melatih mereka dengan keras supaya terbiasa membawa beban tersebut dengan berjalan sampai 30 km dalam sehari. hal ini menciptakan pergerakan pasukannya lincah dan tidak bergantung dengan prasarana jalan serta pengamanan yang dibutuhkan untuk kereta logistik.

Reformasi juga menyentuh sistem atau gugusan manipular Romawi. pembagian barisan menjadi hastati, principes, triarii seringkali mengakibatkan celah yang dieksploitasi lawan. selain itu sistem ini mempunyai perbedaan kemampuan antar barisan dan sangat bergantung dengan prosedur pergantian barisan. ketika menghadapi lawan yang lebih garang gugusan ini terkadang awut-awutan sehingga tidak bisa melaksanakan pergantian barisan.
Kekurangan prajurit dan bahaya setengah juta orang barbar dari utara menciptakan Senat memili Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius
Salah satu gugusan dasar manipular, perhatikan gap atau ruang kosong diantara barisan sebagai ruang gerak

Padahal keunggulan dari manipular ialah sinergi antar ketiga barisan utama ditambah dengan infantri ringan. velites (infantri ringan) menjadi provokator dengan melempar lembing, panah atau ketapel. sesudah lawan menyerang maka valites akan akan mundur ke dalam gugusan dan lawan akan berhadapan dengan barisan hastati. terdiri dari prajurit muda yang bersemangat yang bisa menguras tenaga lawan dalam tabrak dorong, tabrak teriak dan tabrak senjata.

Hastati dilengkapi dengan perlengkapan tempur yang ringan sehingga tidak gampang lelah dan bisa mundur dengan cepat. mundurnya hastati dengan segera akan digantikan oleh barisan principes. terdiri dari para prajurit veteran yang bersenjata dan berpelindung lengkap. mereka ialah komponen terbesar dalam pasukan Romawi dan merupakan inti dari kekuatan tempurnya. serangan principes dibutuhkan sanggup memukul barisan lawan yang sudah keletihan.

Apabila perlawanan masih alot maka principes bisa mundur dan digantikan oleh barisan ketiga yakni triarii. barisan ketiga bukan pemain cadangan tetapi merupakan pasukan elit Romawi terdiri dari veteran banyak sekali pertempuran yang sudah kenyang makan asam garam dunia kemiliteran. secara individu maupun kolektif kemampuan tempur mereka jauh di atas rata-rata. pengalaman mereka bisa menciptakan lawan terkejut dengan keahlian bertarung yang tidak biasa.

Hal ini memberi waktu bagi principes untuk bernafas alasannya ialah walaupun hebat tetapi barisan triarii sudah berumur sehingga staminanya tidak lagi sebaik anak muda. pada kondisi ideal lawan akan patah semangat ketika menghadapi triarii yang segar dan mematikan sehingga melarikan diri. mereka akan dikejar oleh hastati serta velites untuk mencegah regrouping di pihak lawan. sistem ini tampak canggih tetapi terlalu mengandalkan pada keutuhan gugusan .
Kekurangan prajurit dan bahaya setengah juta orang barbar dari utara menciptakan Senat memili Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius
Bagaimana sistem manipular bekerja untuk membuka celah ketika melawan gugusan phalanx yunani

Apabila dipakai melawan phalanx ala yunani di tanah lapang dan datar tentu gugusan semacam ini bisa bertahan dan berfungsi secara optimal. namun melawan Hannibal, Jugurtha ataupun Cimbri yang jauh lebih garang dan bertempo cepat, gugusan Romawi seringkali terjepit dan hancur tanpa bisa melaksanakan prosedur pergantian barisan secara optimal. akhirnya ribuan prajurit di dalamnya tidak bisa bertempur secara layak dan jumlah mereka hanya menjadi beban.

Diawali dengan barisan velites yang segera lari alasannya ialah lawan pribadi menyerbu dengan cepat. mereka tidak bisa memakai senjata lempar mereka dengan optimal. kemudian hastati pribadi tabrak bentrok dengan garis depan lawan yang mempunyai kemampun individu dan pengalaman di atas mereka sehingga dengan gampang kewalahan. mereka bisa mundur tetapi dihantam dan dikejar sedemikian rupa sehingga principes yang menggantikan tidak mempunyai ruang gerak.

Bukannya pergantian, yang terjadi ialah barisan hastati didorong mundur kemudian terjepit oleh principes yang tidak bisa mengambil alih pertempuran alasannya ialah rusaknya formasi. keduanya kemudian didesak tanpa bisa melaksanakan perlawanan efektif alasannya ialah terlalu rapat tanpa ruang untuk bertempur. akhirnya barisan terdepan kelelahan tetapi tidak bisa mundur, banyak yang tewas sementara yang di belakangnya hanya bisa melihat sambil berdesak-desakan.

Barisan ketiga yakni triarii pun ketika maju untuk menyelamatkan inti pasukan terpaksa berdesak-desakkan sehingga sudah keletihan sebelum menghadapi lawan. akhirnya performanya melorot drastis dan tidak bisa menunjukkan waktu yang cukup bagi principes untuk beristirahat, terkadang mereka justru terjebak gotong royong dengan velites dan hastati yang tidak berani bergerak ke luar gugusan alasannya ialah desakan lawan dari segala sudut.

Kelemahan ini diketahui oleh para veteran dan mereka sudah merumuskan beberapa wangsit namun tidak ada yang berani mengambil risiko melawan tradisi. Marius menjadi pencetus dengan mengajukan sistem gres yang akan menggantikan sistem manipular. dinamakan sistem cohort yang jauh lebih simple dan lincah alasannya ialah tidak tergantung dengan prosedur pergantian barisan. 100 prajurit membentuk centuria. 6 centuria membentuk sebuah cohort (600 orang).
Kekurangan prajurit dan bahaya setengah juta orang barbar dari utara menciptakan Senat memili Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius
Formasi legion sesudah Marius lebih simple dan tiap cohort bisa bertempur secara mandiri

Sepuluh cohort membentuk satu Legion, dengan perhitungan 10 cohort x 6 centuria x 100 orang didapatkan 6000 prajurit. tidak hanya soal gugusan kali ini untuk pertama kalinya semua prajurit Romawi diberikan latihan dan peralatan yang sama. hal ini menciptakan keahlian tempur setiap prajurit seragam. untuk fasilitas komando setiap cohort diberikan panji mereka sendiri yang memudahkan anggotanya untuk mengetahui dimana posisi mereka seharusnya berada.

Selain dari mengetahui posisi yang diinginkan oleh komandannya, panji tersebut juga berkhasiat sebagai rallying point ketika terdesak. dalam pertempuran yang sengit dimana cohort mereka tampak awut-awutan dan kehilangan kohesi maka setiap anggotanya akan berusaha berkumpul di sekitar panji tersebut untuk membentuk barisan dan kembali bertahan. di sana terdapat para senior dan perwira menengah yang bisa melaksanakan perubahan taktik dan memompa semangat.

Ke 10 cohort itu sendiri berpedoman pada satu panji legion yang dinamakan aquila yang berarti elang. kemanapun elang tersebut bergerak maka ke 10 cohort berkekuatan 6000 orang akan selalu mengikuti. dalam perang ketika panji tersebut tidak bergerak maka setiap cohort paham bahwa mereka dibutuhkan terus bertahan. ketika cohort mereka hancur sekalipun mereka yang tersisi akan berkumpul kembali di sekitar aquila untuk membentuk lapisan pertahanan selanjutnya.

Bukan sekedar cari selamat, cohort pertama penjaga Aquila memang berkekuatan double dari cohort pada umumnya. mereka juga berisi pasukan terbaik dari seluruh legion dan yang terpenting pemimpin legion ada di sana sehingga bisa melaksanakan perubahan taktik yang dibutuhkan. dengan kekuatan extra, prajurit terbaik dan komando yang utuh maka mereka mempunyai kemampuan untuk membalik keadaan atau setidaknya bisa mundur secara teratur.

Dalam keadaan gawat sekalipun semua anggota cohort akan berusaha bertahan, tidak melarikan diri secara sporadis alasannya ialah diajarkan bahwa aquila merupakan simbol kehormatan setiap legion. kehilangan aquila akan menciptakan prajurit veteran yang selamat sekalipun belum tentu diterima atau dihormati oleh prajurit legion lainnya. bukan hanya urusan aib dan penolakan semata tetapi hal ini juga tercermin pada bayaran dan jatah makan yang mereka terima.
Kekurangan prajurit dan bahaya setengah juta orang barbar dari utara menciptakan Senat memili Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius
Aquila (elang) menjadi sentral komando Legion, di kanan ialah panji (signum) Cohort Pertama

Anggota legion yang kehilangan aquilanya akan diperlakukan sebagai prajurit kelas 2 dengan masakan yang jelek dan bayaran yang jauh lebih miris. mereka ataupun pemerintah Romawi hanya sanggup menebusnya dengan merebut kembali aquila tersebut dari tangan musuh. apabila pada perang berikutnya aquila tersebut tidak sanggup dirampas kembali maka legion naas tersebut lumrah menerima kiprah menjaga kawasan terasing yang paling tidak nyaman dan terlantar.

Masalah kehormatan, bayaran, masakan dan masa depan menciptakan seluruh 6000 anggota legion termotivasi untuk bertempur secara maksimal. walaupun dalam situasi terdesak tetapi mereka dibutuhkan bisa mundur secara teratur dengan aquilanya. bagi komando pusat hal ini berarti setiap legion tanpa diperintah bisa bertempur secara maksimal dan mundur apabila terpaksa sehingga mencegah pelarian masal yang bisa menciptakan gentar legion lainnya.

Sistem Cohort meringankan beban komando pusat dengan menciptakan setiap legion lebih mandiri. apalagi jumlah 600 prajurit di tiap cohort membuatnya mempunyai man power yang cukup untuk menghadapi serangan dari depan dan kedua sisi sekaligus. serangan melambung lawan pada sisi kanan/ kiri yang dahulu begitu mematikan kini sanggup diserap dan di counter dengan baik alasannya ialah kesamaan kemampuan prajurit di depan, tengah, belakang ataupun sisi samping.

Arsitektur cohort yang dibentuk bisa independen menciptakan penggunaannya lebih luwes. ke 10 Cohort bisa dibagi untuk kiprah yang berlainan tanpa harus kehilangan kohesi atau kemampuan tempurnya secara tidak proporsional. beberapa legion sanggup dilebur menjadi satu kesatuan besar atau satu legion sanggup membelah diri menjadi banyak cohort untuk menjebak lawan. hal ini sanggup dilakukan dengan gampang tanpa harus kehilangan elemen penggebuk atau bertahan.

Apalagi kerusakan di satu cohort tidak berdampak pada kekuatan tempur ataupun moril dari cohort lainnya. setiap cohort juga bisa melaksanakan rotasi satuan yang letih tanpa harus merusak keseluruhan gugusan tempur, hal ini diputuskan oleh kepala cohort secara mandiri. demikian juga legion sanggup melaksanakan hal yang sama pada cohort yang keletihan. hal ini menciptakan keletihan perang sanggup terbagi secara merata sehingga rasio keselamatan semakin membaik.

Bisa dikatakan militer Romawi yang gres lebih siap dan fleksibel untuk segala jenis perang baik yang bertempo cepat garang maupun yang lambat dan cenderung pasif bertahan. kini mereka bisa marching secara kilat, melaksanakan serangan dadakan, menciptakan tipuan dan juga jebakan dalam pertempuran. sesuatu yang sulit mereka lakukan sebelumnya. hal ini membuka banyak kesempatan bagi sang Konsul supaya sanggup mengalahkan lawan yang berjumlah lebih besar.
Kekurangan prajurit dan bahaya setengah juta orang barbar dari utara menciptakan Senat memili Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius
Pasukan Romawi sesudah reformasi betul-betul berasal dari banyak sekali lapisan masyarakat dan latar belakang

Tentu semua hal di atas hanya berkhasiat apabila Romawi mempunyai prajurit yang cukup untuk mengisi legion-legion miliknya. pada waktu itu populasi mereka belum pulih sesudah puluhan tahun terlibat dalam perang Punic 1, 2 dan 3 yang ditebus dengan pengorbanan 1/2 juta prajurit. kemudian banyak perang lainnya menyerupai Jugurtha dan kekalahan besar di Noreia dan Arausio yang mengorbankan 100 ribu jiwa. memahami hal ini Marius melonggarkan syarat masuk keprajuritan.

Hal ini nantinya disebut sebagai faktor terpenting dalam Reformasi Marius dimana syarat harus mempunyai sebidang tanah supaya sanggup menjadi prajurit dihapuskan. kini semua warga Romawi dari banyak sekali lapisan sosial bisa ikut serta menjadi prajurit. tidak hanya meniadakan syarat kepemilikan lahan, Marius justru  menjanjikan sebidang tanah kepada mereka supaya setiap prajurit yang pensiun bisa hidup layak sebagai warga kelas menengah.

Selain menambah penduduk yang bisa direkrut, Marius juga berniat mencari calon prajurit yang secara fisik dan mental bisa tetapi terhalang oleh syarat kepemilikan tanah dan tidak bisa membeli perlengkapannya sendiri. dengan reformasi ini mereka diberikan peralatan oleh negara selama masa tugas. hal ini menciptakan banyak kaum menegah bawah yang bisa masuk ke dalam keprajuritan sehingga menciptakan pasukan Romawi lebih tahan banting.

Peralatan tempur juga distandarkan sehingga setiap infantri atau legiuner entah tua, muda, berpengalaman atau tidak, anak pejabat atau bukan semua tetap memakai proteksi dan senjata yang seragam kualitasnya. pedang Gladius bermata 2 ala Hispania menjadi senjata standar, kemudian Scutum yakni perisai besar berbentuk oval yang khas, helm perunggu, armor Lorica Hamata (ringmail) yang populer unggul, dan beberapa buah Pillum atau lembing lempar infantri.
Kekurangan prajurit dan bahaya setengah juta orang barbar dari utara menciptakan Senat memili Reformasi Besar Romawi & Pasukan Keledai Marius
Kemampuan legiuner dalam membawa perlengkapan menjadi pelajaran bagi prajurit modern

Semua hal di atas menciptakan pasukan Marius lebih profesional daripada citizen-soldier yang biasa digelar. sebisa mungkin ia buat mereka layaknya prajurit karier dengan kesempatan berdinas ulang sampai usia pensiun sejauh yang dimungkinkan oleh konstitusi Romawi. hal ini bertujuan untuk menjaga kemampuan pasukannya supaya tidak hilang seiringan dengan berakhirnya masa dinas. Marius sendiri hidup di tengah-tengah mereka sebagai penyemangat.

Dengan cepat Marius merebut hati prajurit baru, sebagai Konsul ia makan, tidur, dan bekerja bersama mereka. bahkan ia ikut serta dalam banyak sekali acara kasar menyerupai menggali parit atau mendirikan tembok. metode leading by example membuat pasukannya rela mematuhi komandonya. rakyat Roma dibentuk kagum melihat pasukan Romawi hasil reformasi yang jarang mengeluh ketika diminta bekerja keras sehingga menunjukkan julukan gres Keledai Bisu Marius.

Hal yang sangat mengesankan alasannya ialah citizen-soldier Romawi sebelumnya populer berisik dan tidak mempunyai disiplin sebaik pasukan kerajaan yang tunduk terhadap jendral atau raja mereka. pasukan Romawi dikenal banyak mengeluh alasannya ialah merasa sebagai warga yang menghabiskan masa dinas dan bukan prajurit beneran. hal ini diperparah dengan hak berpolitik sehingga di camp militer sekalipun mereka bisa demo dan membangkang terhadap keputusan pimpinan.

Selagi Marius sibuk melatih pasukannya, pasukan besar Cimbri ternyata mengarah ke barat dan berperang melawan orang Gallia. mereka merasa bahwa suku lain lebih gampang untuk ditaklukan daripada Romawi. perubahan ini menciptakan Marius mempunyai waktu yang cukup untuk bersiap. satu tahun lewat, dua tahun lewat dan belum terjadi apa-apa. selama itu Marius terus terpilih sebagai Konsul alasannya ialah bisa menjaga pertolongan terhadap dirinya.

Baik warga Roma ataupun pasukannya tetap mempercayainya dan reformasi yang dijalankannya. mereka berharap semua itu bisa untuk membendung suku Cimbri ketika saatnya tiba. akhirnya pada tahun ke 3 Marius menerima kabar yang ia tunggu. pasukan Cimbri kembali bergerak. benar saja kali ini mereka mengarah ke dataran italia. perang penentuan nasib Republik Romawi akan segera dimulai dengan Marius dan keledai bisunya sebagai ujung tombak.


Bersambung ke Perang Hidup Mati Republik Romawi