Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CERITA SUKSES DENGAN INVESTASI EMAS




Saya akan sampaikan beberapa orang yang sukses finansialnya dengan investasi emas agar anda memiliki gambaran yang lebih nyata. Kisah ini nyata, baik yang disampaikan secara langsung maupun saya rangkum dari sumber terpercaya.

Cerita Pertama

Teman saya yang bernama Erissa Aulia, seorang gadis manis yang membuat testimoni lisan  kepada saya beberapa waktu laluu. Menurutnya, dia dann adik-adiknya bisa sukses kuliah karena dibiayai oleh emas. Saat baru duduk dibangku SMA, orang tuanya memberinya tabungan dalam bentuk emas. Nantinya, emas itu dipakai untuk biaya kuliah. Menurutnya, menabung dalam bentuk emas lebih awet, tidak cepat habis. Lagian, menguangkan emas kan butuh usaha, misalkan ngisi form dan administrasi di pegadaian. Beda dengan tabungan uang, lebih gampang, tinggal tarik tunai di ATM. Dengan demikian, menabung dalam bentuk emas membuat si penabung disiplin dalam penganggaran. selain itu, penabung juga tidak perlu pusing mikirin inflasi. Inflasi naik, toh harga emas juga naik. Pokoknya, menabung emas hanya agar tidak mudah terpakai. Titik!

       Ketika Erissa masih duduk di bangku SMA kelas 1, mulailah ibunya menabungka dirinya dan adiknya minimal 2 suku (13,4 gram)  emas setiap bulan. Hal ini untuk mengantisipasi biaya kuliah selepas SMA. Ia dan adiknya bisa lulus kuliah dan semua biaya pendidikannya sesuai dengan seperti yang direncanakan. Walaupun ia tidak mengerti hitung-hitungannya, yang jelas dengan tabungan emas tersebut, orang tuanya yang berprofesi sebagai guru dengan mudah bisa membiayai kuliah anak-anaknya. Bahkan, saat  ini emas yang ditabungnya tidak berkurang karena setiap kali butuh uang, ibunya tidak menjual emas tersebut. Namun cukup menggadaikannya saja. Sehingga emas tersebut kini menjadi "bank" bagi keluarganya.

Cerita Kedua

Istijanto Oei, dalam bukunya (Kiat investasi valas, emas dan saham) menceritakan berinestasi kedalam emas pertama kali tahun 1996. Setahun sebelum krisis moneter memporak porandakan perekonomian indonesia. kala itu, ia membeli 2 batang, pecahan 100 gram. dengan harga per gram Rp23.250 sehingga total Rp4.650.000. Namun, seperti yang diceritakannya, emas sempat turun 1000 rupiah per gram. namun ia tidak menjualnnya. dan justru menambbah pembeliannya menjadi lebih dari 1 kg lebih.

       Pada bulan juli 1997, mulailah krisis moneter mengintip indonesia. Nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika terperosok dari Rp2.250 menjadi Rp3.300. Harga emas pun mulai merambat naik menjadi Rp34.500 per gram. Pada akhir 2007, harga emas menjadi Rp46.000 per gram. setelah nilai rupiah berada dikisaran Rp.5.500 per 1 USD, benar benar investasi yang menggiurkan. Karena hanya dalam waktu setahun, uang yang diinvestasikan ke emas sudah tumbuh 2 kali lipat. Dari hasil investasi ini, ia mampu membeli sebuah mobil katana.

Cerita Ketiga
       Masih dalam bukunya Istijanto Oei, ia menceritakan temannya. Kasusnya juga berawal dari gonjang-ganjing nilai tukar rupiah tahun 1998. Setelah banyak bank di likuidasi, ia menarik simpanannya dan memilih emas sebagai sarana investasi. Dia membeli emas batangan dengan harga Rp65.000 per gram. Dia termasuk investor pasif yang malas bergerak. Begitu membeli, dia langsung menyimpannya tanpa memantau harga emas di pasaran pada hari hari berikutnya. Seolah dia "tutup mata dan telinga" pada naik turunnya harga yang terjadi. Jika diamati,  dia hanya akan menjual kalau benar benar kepepet alias butuh uang. Barang kali inilah tipe investor sejati. Awal tahun 2008, dia demikian kaget saat menelpon toko emas. Saat bertanya, harga emas di toko langganannya, penjaga toko mengatakan harga emas  Rp.287.000 per gram. Uang yang dia investasikan selama 10 tahun dalam bentuk emas telah berkembang dengan sendirinya menjadi hampir 4,5 kali atau tepatnya 441%. Wow... bayangkan saja, uang yag semula hanya Rp100.000.000 telah menjadi Rp441.000.000 dalam tempo 10 tahun tanpa bekerja. Kontan saja ia gembira luar biasa.

Cerita Keempat

Ketika tahun 2008-2009, saat saya getol-getolnya menulis tentang emas lewat media online, ada seorang kawan saya yang sering membaca tulisan saya, tetapi kawan ini belum tergerak hatinya untuk mengalihkan sebagian dananya kedalam bentuk emas. Dia  lebih memilih pasar saham. Sewaktu kami reunian, ia menceritakan bahwa ia sudah "nyemplung' juga ke investasi emas. itu dimulai ketika ia keteme dengan neneknya sewaktu pulang kampung.  Neneknya menjual emas pada tahun 2009 tersebut yang dibelinya pada sekitar tahun 1980-an. investasi neneknya itu telah tumbuh 30 kali lipat. karena sewaktu beli hanya 1 juta rupiah. Ketika dijual, laku 30 juta rupiah. Atas dasar pengalaman neneknya, ia haqul yakin bahwa emas mampu diandalkan dan mempunyai nilai.

Cerita Kelima

Saat mengenal investasi emas pada tahun 2008-2009 pada keluarga saya, Selain obrolan, saya juga sekaligus mempraktikannya agar lebih nyata. Ketika itu, saya mengatakan akan meminjam uang milik keluarga untuk saya belikan emas. Waktu itu, saya membeli emas dengan harga Rp25.000.000 untuk pecahan  100 gram. pembelian itu saya lakukan pada bulan agustus 2008. Lalu emas itu saya diamkan selama 6 bulan. Pada bulan februari 2009, emas 100 gram tersebut saya jual. dan hasilnya saya mengantongi 34 juta rupiah. Berati saya memperoleh 9 juta dari uang yang saya pinjam. Kerena ini pembelajaran, Keuntungan hasil penjualan emas saya bagikan kepada seluruh anggota keluarga saya . Sejak itu semua anggota keluarga saya melakukan investasi emas.


Sumber Oleh: Buku Golden Planner "Pasti Kaya dengan Investasi Emas"