Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, Dan Gajah India

Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sah. pendirinya, Timur sudah berusia lanjut selain dari menderita kelumpuhan pada separuh tubuhnya. banyak yang mengira jikalau ia sudah berpuas terhadap pencapaiannya, dari seorang anak kepala suku sampai menjadi seorang penguasa besar yang besar lengan berkuasa di seluruh asia tengah. tetapi ia bermimpi untuk mengikuti jejak langkah penguasa besar pendahulunya menyerupai Alexander the Great dan Genghis Khan yang menguasai dunia.
Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sa Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, dan Gajah India
Era kejayaan Tamerlane, karangan David Nicolle dan Angus McBride

Di usia yang mendekati 50 tahun, Timur melihat Ilkhanate yang menguasai Persia semakin terpecah dan kehilangan kohesinya. tidak lagi sebagai kesatuan, pecahan-pecahannya mempunyai kekuatan militer yang tidak besar sehingga membuka peluang untuk menguasainya secara cepat. dengan alasan dan pembenaran politis yang sudah disiapkan semenjak lama, Timur memobilisasi pasukannya yang terdiri dari aneka macam suku bangsa dalam perang terbesar yang pernah ia lakukan.

Namun semenjak awal Timur memahami batasan kekuatan militer yang ia miliki dibandingkan dengan luasnya wilayah Persia yang mencakup hampir seluruh timur tengah menyerupai Iran, Iraq dan Afghanistan. belum lagi acara militernya di luar bisa memicu pemberontakan di wilayah sendiri atau datangnya pasukan mongol lainnya (Golden Horde) dari utara yang mengambil kesempatan untuk merebut wilayah hasil ekspansinya.

Karenanya, di Persia Timur memberlakukan strategi perang yang berbeda. pasukannya akan tiba ke satu kota kemudian meminta penyerahan dengan akad akan diperlakukan dengan baik. disertai dengan bahaya apabila menolak maka kota tersebut akan diratakan dengan tanah dan semua penduduknya tidak akan diampuni. bahaya dan akad demikian sudah biasa dalam perang. biasanya bohong dan penduduknya biasanya tetap dibunuh, diijarah dan diperbudak.
Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sa Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, dan Gajah India
Pasukan Persia era ke 14 yang menjadi lawan pasukan Timurid

Malangnya perbedaan kekuatan antara Timur yang membawahi pasukan asia tengah dengan Persia yang terpecah demikian besar sehingga banyak kota yang direbut dengan mudah. naas bagi mereka, Timur menepati seluruh kata-katanya. kota mereka dihancurkan tanpa ampun.

Berita kesadisan pasukannya menyebar dengan cepat dan tidak usang kemudian kota lawan mulai mengalah kepadanya. sempurna dengan kata-katanya, Timur memperlakukan kota yang mengalah dengan baik. kebaikannya menyebar sehingga semakin banyak kota lawan yang menentukan mengalah terhadapnya.

Hal tersebut mempercepat berlangsungnya perang, meminimalisir kehancuran dan korban jiwa. dengan cara tersebut Timur mendapat banyak kota secara utuh yang berkhasiat sebagai basis kekuatannya di Persia. tentu tidak semua betul-betul tunduk terhadapnya, beberapa memberontak saat pasukan utama Timur pergi menyerang kota-kota lainnya.

Tapi tidak peduli pertahanan dan kesiapan yang dibangun oleh pemberontak, perjuangan perlawanan selalu sanggup dipadamkan oleh jendral Timur yang sudah terbiasa dalam teknik perang merebut kota. saat kota tersebut sudah dikuasai kembali sanksi teramat berat dijatuhkan kepada pemberontak sebab melanggar sumpah penyerahan.

Kota tersebut akan dihancurkan, penduduknya disemen hidup-hidup sebagai tembok peringatan bagi orang lain. pada banyak tempat didirikan monumen berupa pilar tinggi atau piramid yang terbuat dari tulang belulang penduduk kota yang memberontak. hal-hal ini dilakukan dengan sistematis tanpa pandang bulu sehingga niat perlawanan dan pemberontakan semakin jauh berkurang.
Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sa Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, dan Gajah India
Piramid tengkorak bagi penduduk kota yang memberontak

Dengan wilayah Persia relatif stabil, Timur mengalihkan perhatiannya ke utara sebab Golden Horde Khanate yang dahulu akrab kini mulai mengincar daerahnya (1391). ia tinggalkan anak dan jendralnya untuk menjaga wilayah Persia dan pergi menyongsong lawan ke utara.

Timur memimpin 10 satuan Tumen atau sekitar 100 ribu pasukan pilihan ke padang rumput luas di utara. pasukannya pergi sejauh 700 mil ke utara, kemudian berbelok 1000 mil ke barat. begitu jauh posisinya di ujung utara benua asia sehingga waktu siang hari lebih usang daripada normal. hal tersebut sehingga menjadikan keluhan dari pasukan muslim yang kesulitan bersembahyang mengikuti waktu.

Tidak sia-sia gerakan memutarnya menciptakan lawan lengah sebab tidak mengetahui dimana pasukannya berada. saat mendekat lawan eksklusif terdesak sebab Timur tiba dari tempat yang tidak mereka perkirakan sebelumnya. manuver ini berhasil memaksakan pertempuran yang berlangsung di tepian sungai Kondurcha, Russia.
Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sa Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, dan Gajah India
Rute jauh ke utara kemudian menyongsong lawan dari arah yang tidak diperkirakan

Lawannya dengan komposisi berat di kavaleri berkuda ala mongol dan pejuang berkuda kipchak. sedangkan pasukan asia tengah mempunyai komponen infantri (berkuda) multi kebangsaan yang tidak mengecewakan besar. semenjak awal Timur menebak maksud lawannya dengan benar, yang berniat mengeksploitasi kelincahan dan jumlah pasukan berkudanya yang lebih superior untuk menyerang sisi samping pasukannya.

Sesuai dengan petunjuknya pasukan infantri asia tengah bisa bertahan di tengah gelombang serangan mongol. secara mendadak mereka justru balas melaksanakan penyerangan umum pada sisi tengah barisan. serangan frontal sempurna ke jantung barisan lawan begitu keras dilakukan oleh para veteran perang Persia sehingga barisan lawan goyah kemudian terpecah.

Pasukan Golden Horde pun terpaksa melarikan diri. kemenangan ini menciptakan pasukan Timurid selama beberapa tahun berikutnya bebas berkelana dan menyerang seluruh tempat kekuasaan Golden Horde di eurasia sampai ke Moscow. tanpa kenal lelah pasukannya mempergunakan kesempatan ini dengan maksimal dan terus menjelajah ke utara, barat dan selatan. mereka hanya pulang ke Samarkand saat rombongannya sudah penuh dengan harta jarahan.
Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sa Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, dan Gajah India
Kavaleri Golden Horde yang ditakuti dan dianggap selevel oleh ksatria eropa

Timur sangat puas saat mengetahui wilayah Persia di bawah kendali anak dan jendralnya sanggup bertahan dari serangan lawan dan pemberontakan. dengan kembalinya pasukan utamanya Timur menyerang beberapa kota di Persia yang masih menolak unuk tunduk. ia juga menyerang beberapa wilayah luar dengan alasan untuk melindungi rombongan yang hendak berpergian ke tanah suci.

Pasukannya kembali bergerak ke utara saat Golden Horde kembali menyerang (1395). kedua pasukan bertemu di sekitar sungai Terek, Kaukasus utara. Kavaleri Golden Horde menyerang sisi kanan dan tengah secara bersamaan. selagi bertahan, Timur dengan pasukan elitnya menyerang lawan dari sisi kiri. sebelum pertempuran Timur sudah membangun hubungan dengan para tokoh lawan yang kini membelot kepadanya sehingga sisi kiri lawan segera berantakan.

Kekacauan di sisi kiri dimanfaatkan dengan maksimal dan serangan Timurid menembus dan merusak sampai ke tengah barisan lawan. pasukan Golden Horde panik dan hancur berantakan. sebagian pasukannya terperangkap dan dihancurkan. begitu besar dampak kehancurannya sehingga Golden Horde mongol yang dahulu begitu ditakuti oleh eropa kini tinggal nama. pasukan Timur menyerang ibukotanya, Sarai dan beberapa kota lainnya sebelum kembali ke Samarkand.

Timur tidak tertarik menguasai wilayah Golden Horde sebab tidak mempunyai nilai peradaban, ekonomi dan budaya yang besar. sedangkan melihat dari beratnya medan dan luasnya wilayah akan membutuhkan banyak perjuangan untuk mengamankannya. ia lebih memprioritaskan penguasaan wilayah sekitar Persia yang jauh lebih kaya dan dekat ke sentra pemerintahannya.
Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sa Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, dan Gajah India
Rute pergi dan pulang pasukan Timur menempuh ribuan mil menyerang dari Shiraz, Baghdad, Tblisi, Sarai

Tidak usang di Samarkand, Timur merampungkan penguasaan sekitaran timur tengah ke dalam Imperiumnya. kekejaman perang psikologis yang dilakukannya mulai membuahkan hasil kedamaian (walaupun terpaksa) semakin sedikit pemberontakan yang terjadi. tindakan kejamnya beralasan untuk menghindari korban jiwa yang lebih besar apabila pemberontakan terus menerus terjadi sebab pasukannya tidak bisa berada di semua tempat pada waktu yang sama.

Dengan teror yang ia lancarkan penduduk yang dikuasai tidak berani melawan dan tidak mau dihasut untuk memberontak. kekejaman yang Timur lakukan juga tidak acak menyerupai mongol atau penguasa lainnya. ia menyelamatkan kaum pandai, cendikiawan, pengrajin dan membawa semuanya ke Samarkand. ia mempekerjakan mereka sehingga dengan cepat ibukotanya dikenal sebagai sentra edukasi dan kebudayaan.

Tidak pernah berdiam diri bahkan saat beristirahat di ibukotanya yang semakin indah, Timur semakin mantap untuk memenuhi ambisinya untuk menyerang India. di tahun 1398 dengan sebagian pasukan ia memimpin ekspedisi ke india utara. waktu kedatangannya berdasarkan dari informasi intelijen yang baik sebab kesultanan muslim di india sedang lemah sehabis beberapa tahun terlibat perang suksesi.

Kesultanan India mempunyai pasukan gajah perang yang angker bagi pasukan asing. dari jaman Alexander sampai Genghis Khan cara tersebut ampuh untuk melawan barisan infantri dan juga pasukan berkuda. tidak banyak yang bisa dilakukan terhadap binatang besar yang terlindungi dengan baik dan membawa pemanah di punggungnya. tapi berbekal dengan informasi yang sudah dikumpulkannya Timur mempunyai planning untuk menghadapinya.
Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sa Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, dan Gajah India
Gajah dibalut chainmail dan pelat logam sehingga kebal terhadap serangan panah dan benda tajam

Setelah melalui beberapa pertempuran, Timur kesannya menghadapi induk pasukan kesultanan Delhi. pasukannya menggali parit untuk melindungi dari serangan gajah. sedangkan Timur bersiap dengan senjata belakang layar yang ia sudah rencanakan dari jauh-jauh hari. mereka memuat jerami dan kayu kering ke atas unta yang dibawa khusus dari persia.

Ketika pasukan gajah menyerang ke arahnya, pasukannya memperabukan unta-unta malang tersebut kemudian dilepaskan ke arah pasukan gajah. melihat sekawanan binatang absurd yang menyala terbakar, berasap pekat, menyeringkik keras dan berlari kesetanan ke arahnya para gajah tersebut panik, melawan perintah tuannya kemudian berputar arah dan melabrak pasukannya sendiri.

Gajah perang yang berbalut chainmail dengan cula yang berduri dan dilapisi racun menjadi senjata makan tuan. barisan india utara awut-awutan dan dengan segera diserang habis-habisan oleh pasukan Timurid. mereka dihancurkan dan banyak yang ditawan. kemudian mereka mengepung kota Delhi dan berusaha membujuk penyerahan dengan membawa serta hampir seratus ribu tawanan perang.

Penguasa Delhi menolak mengalah sehingga para tawanan tersebut terpaksa dieksekusi. menyerupai sia-sia kota Delhi direbut dan mengalami nasib serupa. Timur tidak melanjutkan penyerangan ke pedalaman india dan kembali ke Samarkand. ia membawa korps pasukan gajah dan kekayaan Delhi yang ia pergunakan untuk proyek pembangunan besar.

Para tamu asing yang tiba berkunjung mencatat jikalau kota Samarkand menyerupai tidak pernah berhenti membangun. satu bangunan megah berdiri kemudian Timur tiba dan merasa ada yang kurang sehingga beberapa penggalan harus dikerjakan kembali. kota tersebut menyerupai terus menerus dibangun ulang, setiap kali lebih indah dari sebelumnya.
Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sa Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, dan Gajah India
Bukan hanya bangunan tetapi juga karya seni khas Timurid berkembang pada era ini

Ekspansinya ke india utara menciptakan Timur dalam satu hal melebihi Alexander the Great dan Genghis Khan yang tidak pernah menguasai tempat tersebut. kemampuan militernya dalam mengelola tempat kekuasaan yang demikian besar dari persia, asia tengah dan india utara membuatnya dikagumi sampai ke eropa.

Tidak hanya menguasai, Timur juga membangun dan kota-kota di asia tengah yang pro terhadapnya mengalami pembangunan pesat yang tidak lagi terjadi sampai jaman modern. ia juga bukanlah sosok barbar menyerupai yang sering diberitakan oleh lawan-lawannya. walaupun mempunyai darah dan budaya mongol, ia yakni seorang perencana ulung dan andal militer yang hebat.

Sebagai penguasa Timur begitu menghargai informasi dari jaringan mata-mata. sebelum pasukannya bergerak ia sudah mengetahui betul kekuatan lawan-lawannya. cara mereka bertempur dan bagaimana mereka biasa bertindak. ia akan menciptakan planning untuk mengatasi keunggulan pasukan lawan sehingga dalam pertempuran selalu bisa menjaga keunggulan militer.

Walaupun hampir tidak menguasai baca, tulis tetapi Timur bisa berbicara dalam 3 bahasa sehingga gampang baginya untuk berkomunikasi dengan tamu-tamu asing. para pengelana, pedagang dan diplomat yang berkunjung akan dijamu kemudian berdiskusi panjang lebar mengenai banyak hal berkaitan dengan wilayah-wilayah tetangganya.
Dinasti Timurid terus berekspansi untuk mengembalikan pemerintahan imperium mongol yang sa Kejayaan Tamerlane, Perang Persia, Golden Horde, dan Gajah India
Timur sangat menggemari permainan catur sehingga menciptakan versinya sendiri yang jauh lebih rumit

Informasi tersebut berkhasiat untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang belum tentu didapatkan oleh mata-mata. berbekal informasi yang dimiliki, pasukannya menjadi terbiasa untuk berperang dengan tidak lazim. tidak terpaku pada kampanye ke satu tujuan, tetapi terkadang melompat beberapa tempat kemudian menyerang tempat lain yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Bukan oportunis tetapi sudah direncanakan, memaksimalkan pengaruh kejutan bagi lawan yang tidak sempat bersiap. gerak cepat dan acak pasukannya juga menciptakan lawan sulit menerka tujuannya sehingga ketinggalan langkah apabila hendak mencegat atau menyerangnya. Timur selalu sanggup menentukan lokasi dan waktu yang ia inginkan dalam pertempuran.

Dalam hal administrasi Timur pun termasuk berbeda. ia tidak pelit layaknya pembesar dan penguasa di jamannya. menyerupai kekayaan besar yang ia bawa dari Delhi dibagikan juga kepada pasukan dan jendral yang tidak ikut serta sebab ditugaskan menjaga wilayah lainnya. pada 1399 Timur sudah berusia 60 tahun, usia yang sudah sangat renta berdasarkan standar kehidupan jaman tersebut.

Berlanjut ke Sultan Bayezid Yildirim Ottoman, Pemenang Anatolia dan Balkan serta Perang Terakhir