Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PESAN MENDIKBUD DALAM PELEPASAN PROGRAM PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KE LUAR NEGERI TAHUN 2019: “LURUSKAN NIAT”




Keterangan Foto: Tim P4TK Bahasa (Bahasa Indonesia, Inggris, dan Jepang)

PESAN MENDIKBUD DALAM PELEPASAN PROGRAM PELATIHAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KE LUAR NEGERI TAHUN 2019: “LURUSKAN NIAT”

Berikut beberapa pesan Bapak Profesor Muhadjir dalam acara Pelepasan Program Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan ke Luar Negeri Tahun 2019 di Gedung A Kemdikbud Jakarta, Rabu 27 Februari 2019

1. Luruskan Niat

Kepada para pendidik dan tenaga kependidikan yang dikirim ke luar negeri agar meluruskan niat untuk belajar dan berlatih, mencari ilmu, mencari pengalaman, dan mencari hal-hal yang baik di negara yang dituju. Para pendidik dan tenaga kependidikan yang dikirim ke luar negeri bukanlah untuk jalan-jalan, tetapi untuk mendapatkan hal-hal yang baik, meningkatkan profesionalitas, dan mampu menjadi kekuatan untuk memperbaiki atau mengubah dunia pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

2. Bersyukur

Bahwa pendidik dan tenaga kependidikan yang dikirim adalah yang terpilih dari 3, 17 juta pendidik bahkan lebih. Perwujudan rasa syukur tersebut tidak hanya dalam bentuk ucapan, tetapi diwujudkan dalam tindakan untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan memanfaatkan kesempatan mendapatkan pengalaman terbaik.

3. Berpikir Kritis

Selama di luar negeri dan setelah pulang nanti diharapkan pendidik dan tenaga kependidikan tidak hanya meniru hal-hal yang baik, tetapi hendaknya mampu berpikir kritis dan inovatif untuk bisa melampaui apa yang didapatkan dari negara yang dituju.

4. Ingatlah bahwa Dibiayai Rakyat

Bahwa program pelatihan pendididik dan tenaga kependidikan ke luar negeri tahun 2019 adalah dari dana APBN yang juga bersumber dari Rakyat Indonesia. Oleh karena itu, haruslah dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan nantinya memberikan manfaat untuk rakyat, khususnya menjadikan pendidikan Indonesia yang lebih baik.
(Jakarta, 27 Februari 2019 ditulis oleh Muh Zuhri Guru SMA Negeri 2 Boyolali, Jawa Tengah)

(Bahasa Indonesia: Mas Edi Masrur, Delvi Iskandar, Arni Susanti, Novianti, Yuyun Sri Idaningsih, Muh Zuhri, Maman Suherman)