MENEJEMEN SISWA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kedudukan siswa dalam kurikulum berbasis kompetensi merupakan “produsen” artinya siswa sendirilah yang mencari tahu pengetahuan yang dipelajarinya. Dalam suatu kelas setiap individu biasanya mempunyai kemampuan yang beragam: pandai, sedang,rajin,baik dan kurang. Karenanya, sebagai pendidik ini adalah tugas kita untuk mngatur atau mengubah seorang peserta didik yang awalnya adalah anak yang kurang tahu, menjadi anak yang cerdas. Yang awalnya adalah anak yang mempunyai sikap yang kurang baik menjadi anak yang baik.
Dibutuhkan cara agar dapat memudahkan guru merencanakan, mengatur dan mengelola siswa agar mencapai proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Maka pembahasan dalam makalah ini adalah manajeman siswa beserta ruang lingkupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bangaimana pengertian manajemen siswa?
2. Apa ruang lingkup manajemen siswa?
3. Bagaimana pembinaan peserta didik?
4. Bagaimana evaluasi peserta didik?
5. Bagaimana pengertian mutasi peserta didik?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen siswa
2. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen siswa
3. Untuk mengetahui pembinaan peserta didik
4. Untuk mengetahui evaluasi peserta didik
5. Untuk mengetahui mutasi peserta didik
D. Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas mnegenai pengertian manajemen siswa, ruang lingkup manajemen siswa,
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen Siswa
Manajemen siswa adalah kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain.[1]
2. Ruang Lingkup Majanemen Siswa
Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai siswa meninggalkan sekolah terdapat 5 kelompok pemanajemenan, yaitu :
a. Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah, karena peristiwa ini merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas suatu sekolah. Untuk itu sebelum tahun ajaran berakhir, kepala sekolah perlu membentuk panitia penerimaan siswa baru yang anggotanya dari para guru dan staf tata usaha (selain SD). Tugas panitia penerimaan adalah :
1) Menentukan banyak siswa yang diterima
2) Menentukan syarat-syarat penerimaan siswa baru
3) Melaksanakan penyaringan
4) Mengadakan pengumuman penerimaan
5) Mendaftar kembali calon yang sudah diterima
6) Melaporkan hasil pekerjaannya pada pimpinan sekolah[2]
b. Pengelompokan Siswa
Pengelompokkan siswa diadakan dengan maksud untuk memperlancar proses belajar dan bisa mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah diprogramkan. Ada beberapa jenis pengelompokkan siswa :
1) Pengelompokkan dalam kelas-kelas.
Agar proses belajar mengajar bisa bejalan dengan baik, murid yang berjumlah besar perlu dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok yang disebut kelas.
Dalam menentukan berapa besar kelas, berlaku prinsip :
“Semakin kecil kelas semakin baik”. Karena, dengan demikian guru akan lebih bisa memperhatikan murid-murid secra individual.
2) Pengelompokan berdasarkan bidang studi (penjurusan).
Pengelompokan berdasarkan bidang studi (penjurusan) ialah pengelompokan siswa yang disesuaikan dengan minat dan bakatnya yang didasarkan pada hasil prestasi belajar yang dicapai dalam mata pelajaran-pelajaran yang diikuti. Dengan cara ini siswa diarahkan pada jurusan dimana ia dapat memperoleh nilai-nilai baik pada mata pelajaran jurusan tersebut.
3) Pengelompokan berdasarkan spesialisasi
Pengelompokan berdasarkan spesialisasi (pengkususan) hanya terdapat di sekolah-sekolah kejuruan.
4) Pengelompokan dalam sistem kredit.
Pengajaran dalam sistem kredit adalah pengajaran yang menggunakan ukuran kredit untuk memberikan bobot bagi setiap mata pelajaran. Bobot satu kredit yang biasanya disebut dengan satuan kredit semester, pada sekolahan menggunakan satu jam tatap muka (45 menit). Setiap mata pelajaran diberikan bobot kredit sesuai dengan luasnya materi yang harus dipelajari selam satu semester dan seterusnya.
5) Pengelompokan berdasarkan kemampuan.
Pengelompokan ini didasarkan pada kemampuan peserta didik yaitu peserta didik yang pandai dikelompokkan dengan yang pandai begitu juga sebaliknya. Pembagian kelompok tersebut bisa dilaksanakan didalam kelas yang sama untuk mata pelajaran tertentu, sehingga masing-masing peserta didik tidak selalu dalam kelompok mata pelajaran yang tetap.
6) Pengelompokan berdasarkan minat.
Minat siswa dapat terjadi pada pokok bahasan, kegiatan, topik atau tema tertentu sehingga dapat membentuk satu kelompok berdasarkan minat khusus peserta didik. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada kegiatan ekstrakulikuler.[3]
c. Ketatausahaan Siswa
sebagai tindak lanjut dari penerimaan siswa maka kini menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses para siswa dalam catatan sekolah.
Catatan sekolah dibedakan menjadi 2 jenis :
1) Catatan-catatan untuk seluruh sekolah, yang meliputi :
a) Buku induk, yaitu buku yang digunakan untuk mencatat semua data anak yang pernah dan sedang mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Catatan dalam buku induk meliputi : nomor urut, nomor induk (sesuai tanggal mendaftar), nama, jenis kelamin, tanggal lahir, nama orang tua, pekerjaan orang tua, alamat orang tua/ wali, tanggal keluar/meninggalkan sekolah, dan kolom keterangan. Buku induk ini merupakan buku paling penting untuk sekolah dan tidak pernah dimusnahkan.
b) Buku klapper, yaitu buku pelengkap buku induk yang dituliskan menurut abjad dan berfungsi untuk membantu petugas dalam mencari data dari buku induk.
c) Catatan tata tertib sekolah, yaitu peraturan yang diperlukan dan harus dipatuhi oleh setiap warga sekolah.
2) Catatan-catatan untuk satu kelas
Catatan untuk kelas berisi, antara lain :
a) Buku kelas (cuplikan buku induk)
b) Buku presensi kelas yang diisi setiap hari dan pada setiap akhir bulan dihitung presentasi absensinya.
c) Buku-buku lain mengenai catatan presensi belajar dan bimbingan penyuluhan.[4]
d. Pencatatan prestasi belajar
pencatatan prestasi belajar ada yang merupakan pencatatan untuk seluruh sekolah, untuk masing-masing kelas, dan ada yang untuk siswa sebagai perseorangan.
1) Buku daftar nilai
Buku daftar nilai ini merupakan buku pertama yang digunakan untuk menuliskan nilai hasil belajar yang diperoleh langsung dari kertas pekerjaan ulangan atau dari hasil ujian lisan.
2) Buku leggier (buku kumpulan nilai)
Setelah seluruh nilai hasil ulangan harian dan ulangan umum diolah dan diperolarh nilai akhir, maka langkah selanjutnya adalah memindahkan nilai akhir tersebut kedalam buku leggier.
Disetiap sekolah yang baik manajemennya terdapat dua macam leggier yaitu :
a) Leggier kelas yang memuat seluruh nilai mata pelajaran untuk satu periode dan kelas tertentu. Buku leggier kelas dipegang oleh wali kelas dari masing-masing kelas.
b) Leggier sekolah, yaitu buku kumpulan nilai untuk setiap kelas dan sudah dihimpun untuk seluruh sekolah.
3) Buku rapport
Buku rapport adalah sebuah buku yang memuat hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti pelajaran disuatu sekolah. Fungsi buku rapport adalah :
a) Sebagai laporan hasil kerja sekolah kepada orang tua atau wali siswa, karena sekolah merupakan lembaga yang sudah dipilih orangtua atau wali untuk mendidik anaknya.
b) Selain itu rapport juga berguna bagi siswa sendiri untuk mengetahui atau mengenal kemampuan dirinya.[5]
e. Petunjuk pengisian rapport
Informasi tentang hasil belajar dalam rappor ini diperoleh format hasil kemajuan belajar yang dirangkum guru selama proses pembelajaran berlangsung. Secara umum format pengisian rapor adalah sebagai berikut:
1) Sekolah dapat menetapkan sendiri kelengkapan dari model rapor ini, misalnya identitas peserta didik dan sekolahnya.
2) Kotak pertama, berisi nomer, nama mata pelajaran, aspek penilaian, nilai, catatan guru.
3) Kotak kedua, perilaku.
Merupakan rangkuman dari guru bimbingan konseling yang berkaitan dengan perilaku siswa. Misalnya kedisiplinan, keaktifan dan lain sebagainya.
4) Kotak ke tiga, pengembangan diri.
Merupakan catatan guru Pembina ekstrakurikuler tentang peserta didik yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri.[6]
3. Pembinaan peserta didik
Dalam manajemen pembinaan peserta didik terdapat layanan-layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik. Layanan yang dibutuhkan meliputi :
a. Layanan bimbingan dan konseling
Bimbingan terjemahan dari kata Guindance ( Bahasa Inggris ). Secara etimologis bimbingan bersal dari kata “ guide “ yang artinya mengarahkan ( direct ), menunjukkan ( pilot ), mengatur ( manage ), menyetir ( steer ). Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu atau siswa atau sekelompok siswa agar mengetahui dirinya sendiri, baik kemampuan yang ia miliki serta kelemahannya agar selanjutnya dapat mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab dalam menentukan jalan hidupnya, mampu memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat memahami lingkungan untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungannya secara tepat dan ankhirnya dapat memperoleh kebahagiaan hidup.
Konseling merupakan terjemahan dari kata Counteling ( bahasa Inggris ). Ada sekelompok orang yang kurang sependapat akan terjemahan kata Counteling menjadi konseling ini, mereka berpendapat koseling berasal dari kata Suluh, yang memiliki arti obor atau penerangan. Sehingga bila demikian memberikan penerangan kepada orang yang belum tahu tentang sesuatu yang belum ia ketahui agar menjadi tahu. Terjamahan yang dianggap paling tepat adalah konseling, dan konseling ini merupakan cirri “ profesi “ konseling yang dilaksanakan di sekolah.
Dengan adanya layanan bimbingan dan konseling disini adalah dapat membantu peserta didik dalam memilih sekolah lanjutannya, memilih progam, lapangan pekerjaan sesuai bakat minat dan kemampuan. Selain itu bimbingan dan konseling juga membantu guru dalam menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan bakat minat siswa, serta membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan bakat dan minat siswa untuk mencapai perkembangan yang optimal.
b. Layanan perpustakaan
Layanan ini diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah. Keberadaan perpustakkan sangatlah penting, karena perpustakaan dipandang sebagai kunci dalam pembelajaran di sekolah. Bagi siswa perpustakkan sebagai penyedia bahan pustaka yang memperdalam pengetahuan, memperkaya dan memperluas pengetahuan cakrawala, serta meningkatkan minat baca siswa dengan adanya bimbingan membaca dan sebagainya.
c. Layanan kantin
Layanan ini diperlukan di tiap sekolah agar makanan yang dibutuhkan anak sehat, bergizi dan higienis bagi anak agar kesehatan anak terjamin disekolah. Selain itu para guru dapat berkonsultasi dengan para pengelola kantin agar menyediakan makanan yang bergizi dan sehat. Selain itu agar anak didik tidak keluar dari area sekolah.
d. Layanan kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dalam wadah yang mengelola yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ). Sasaran utama UKS untuk meningkatkan atau membina kesehatan siswa di lingkungan Sekolah. Manfaat program dari UKS antara lain yaitu : mencapai lingkungan hidup sehat, pendidikan kesehatan, pemeliharaan kesehatan disekolah.
4. Evaluasi peserta didik
Menurut Wand dan Brown ( dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,2002;57 ), evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi hasil belajar peserta didik berarti kegiatan menilai proses dan hasil belajar siswa baik berupa kulikuler, ko-kurikuler, maupun ekstra kulikuler. Tujuan umum dari evaluasi peserta didik adalah :
a. Mengumpulkan data yang membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b. Memungkinkan pendidik menilai aktifitas yang didapat.
c. Menilai metode mengajar yang digunakan
Sedangkan tujuan khusus dari peserta didik adalah :
a. Merangsang kegiatan peserta didik
b. Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan belajar peserta didik
c. Memberikan bimbingan yang sesuai kebutuhan, perkembangan, dan bakat siswa yang bersangkutan
d. Untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan metode mengajar
5. Mutasi siswa
Disekolah dikenal adanya dua mutasi atau pindah siswa yaitu perpindahan didalam sekolah sendiri dan perpindahan keluar sekolah.
a. Perpindahan didalam sekolah (mutasi intern)
Mutasi intern terjadi apabila seorang anak mengalami perpindahan dari kelas yang satu ke kelas yang lain disebabkan karena naik tingkatan atau karena sebab lain.
b. Perpindahan di luar sekolah (mutasi ekstern)
Mutasi ekstern adalah mutasi yang terjadi karena seseorang siswa keluar dari sekolah karena telah menamatkan pelajarannya atau karena hal lain. Mutasi ekstern tidak hanya terjadi pada akhir tahun ajaran tetapi dapat juga terjadi di tengah-tengah tahun ajaran berlangsung. Sebab-sebab mutasi antara lain :
1) Tamat sekolah
2) Pindah kesekolah lain menurut pilihan orang tua
3) Berhenti sekolah karena tidak mampu (kepandaian atau ekonomi)
4) Karena meninggal dunia[7]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Manajemen siswa adalah kegiatan pencatatan siswa mulai dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain.
2. Ruang lingkup manajemen siswa terdiri dari empat pemanajemenan yaitu penerimaan siswa baru, pengelompokan kelas, ketatausahaan siswa, pencatatan prestasi belajar, dan petunjuk pengisian rapport.
3. Dalam manajemen pembinaan peserta didik terdapat layanan-layanan khusus untuk menunjang manajemen peserta didik. Layanan yang dibutuhkan meliputi : layanan bimbingan dan konseling, layanan perpustakaan, layanan kantin, dan layanan kesehatan. Dari semua layanan tersebut setidaknya harus ada disetiap sekolah untuk memperlancar jalannya proses pembelajaran di sekolah.
4. Evaluasi peserta didik adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi digunakan sebagai tolok ukur berhasil atau tidaknya dalam mengerjakan sesuatu.
5. Mutasi peserta didik adalah berpindahnya seorang siswa dari sekolah karena sebab-sebab tertentu. Ada dua jenis mutasi yang biasa di kenal di sekolah yaitu perpindahan di dalam sekolah (mutasi intern) dan perpindahan diluar sekolah (mutasi ekstren).
B. SARAN
1. Untuk para pendidik sebaiknya harus mengerti tentang pemanajemenan siswa untuk mempermudah proses jalannya pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Daftar Rujukan
Arikunto.Suharsimi. dkk. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogjakarta. Aditya Media.
Sulistyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam. Surabaya. eLKAF.