Kuda Perang Samurai Orisinil Jepang, Benarkah Sebaik Dalam Film?
Seperti halnya kuda orisinil mongolia, kuda orisinil jepang pun mempunyai ciri khas fisik yang hampir sama dengan ukuran badan yang relatif kecil dan tidak tinggi. hal ini ditambah lagi dengan kondisi kepulauan jepang yang terisolir dari dunia lain sehingga kuda orisinil mereka tidak bisa kawin silang dengan kuda jenis lain yang menjadikannya tidak jauh berbeda dari kuda primitif.
Samurai berkuda yang terbiasa bertempur menghadapi panah lawan-lawannya |
Lalu bagaimana pasukan kavaleri samurai ini digunakan?
Pasukan berkuda di jepang pada awalnya khusus dipakai dengan senjata busur dan panah. untuk tugas ini justru kuda orisinil jepang ini menjadi efektif alasannya irama larinya tidak menghentak yang memudahkan dalam akurasi panahan. jalannya konflik di Jepang pun pada awalnya berskala kecil, hanya antara ratusan orang di lahan yang luas. oleh lantaran itu sebarisan infantri lawan bisa dipancing atau diputari sambil ditembaki panah dari jauh tanpa bisa membalas.
Kuda orisinil jepang fisiknya tidak besar ataupun tinggi |
Walaupun lari kuda tersebut pelan, tapi pelari tercepat-pun tidak bisa mengejar seekor kuda lantaran perbedaan dalam stamina dan kemampuan off road. demikian pula pemain tombak atau pedang terbaikpun tidak bisa berbuat banyak melawan pengendara kuda yang tidak bisa dikejar atau dijangkau olehnya.
Sedemikian efektifnya para samurai era usang ini memakai kuda, busur dan panah sehingga pada kurun ke 11 dan 14 jumlah pasukan yang bertikai hanya dituliskan menurut dari jumlah pasukan berkuda yang dimiliki oleh tiap kubu. lantaran sejumlah kecil pasukan infantri ringan yang belum profesional tidaklah mempunyai efek besar dalam peperangan. duel antar samurai berkuda-lah yang menjadi inti dari peperangan.
Komparasi kuda modern di depan, orisinil jepang di belakang |
Kemampuan berkuda inilah yang menciptakan kaum gokenin (tuan terhormat) atau bushi (bersenjata) mulai naik kelas dalam strata sosial sebagai kesatria lantaran diperlukan oleh para penguasa untuk menghadapi pemberontakan atau kelompok perampok yang bersarang di pedalaman. lama-kelamaan mereka menjadi kekuatan besar di kawasan yang nantinya akan melahirkan clan dan para daimyo yang akan bertikai di seluruh Jepang.